|5| • Juna? Why Him?

15.2K 1.3K 142
                                    

Membuat kesalahan - menyesal - minta maaf - dan stop untuk lakuin kesalahan yang sama lagi!

Begitulah alur yang sebenarnya

●♡♡♡●



Bu Mira sedikit tidak percaya dengan perkataan yang di ajukan oleh Juna. Apa benar ia akan membantu Naya dengan ikhlas? Pasalnya, mereka berdua sudah terkenal bermusuhan. Bagaimana bisa Juna mau membantu Naya?

"Juna? Apa kamu yakin bisa membantu Naya?" tanya Bu Mira memastikan. Matanya menatap lekat kearah Juna.

"Iya, Bu. Saya bersedia membantu Naya. Saya akan membacakan pelajaran untuknya di setiap mata pelajaran, dan saya juga akan membantu Naya di segala aktivisanya di sekolah. Dan kalau bisa, saya juga bisa mengantar-jemput Naya. Toh kita tetanggaan," jawab Juna, sesekali melirik kearah Naya yang terlihat memasang wajah kesalnya.

"Apa kalian tidak akan merasa canggung?" tanya Bu Mira lagi, melirik kearah Juna dan Naya bergantian.

"Tidak, Bu," jawab Juna memberikan senyum hangatnya.

"Nggak salah si Juna?"

"Mereka kan musuhan?"

"Gue gak yakin Juna bakal ikhlas!"

Bisikan-bisikan dari para murid pun terdengar sangat jelas.


"Tidak! Saya tidak mau jika Juna yang membantu saya!" sahut Naya dengan ketus, sambil bangkit dari duduknya.

Juna, Bu Mira, dan semua murid kelas XI IPA 1 mengarahkan pandangannya kearah Naya.

"Gue ikhlas Nay," ujar Juna.

"Gue gak mau!" Naya melirikkan matanya tajam kearah Juna.

"Naya, kalau kamu tidak mau Juna yang membantu kamu? Terus siapa?" tanya Bu Mira.

Naya sedikit berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari Bu Mira.

"Yang lainnya kan bisa Bu. Atau nggak, Cici?" jawab Naya, sedikit mengarahkan pandangannya kearah meja Cici yang tepat berada di belakanganya.

Cici yang merasa namanya di panggil pun langsung membulatkan kedua matanya. Dengan ragu ia menjawab perkataan dari sahabatnya itu. "Sorry Nay, jangan gue. Nilai gue juga lagi turun."

Naya sedikit kecewa dengan jawaban Cici. Ia berharap bahwa salah satu sahabatnya lah yang akan membantunya, namun tidak.

"Naya, teman-teman yang lain tidak ada yang mengangkat tangannya kecuali Juna," ujar Bu Mira.

"Kalau gitu, saya tidak membutuhkan bantuan dari orang lain," jawab Naya. Ia masih kekeh dengan pendiriannya.

"Kamu tidak bisa jika tanpa bantuan, Naya."

"Bu, saya bisa. Tadi saya diantar sama abang saya, terus untuk masuk ke sekolah, Ivy sama Cici bisa membantu saya," tegas Naya.

"Dan untuk pelajaran?" sahut Bu Mira, dan langsung membuat Naya kembali terdiam.

Sampai akhirnya, "telinga saya masih normal, dan saya bisa mendengarkan dengan jelas."

Mendengar jawaban dari Naya, semua murid kembali membicarakannya.

Infinity ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora