|24| • Naya Bisa Melihat?

11.2K 1.1K 144
                                    

Dengan kesabaran, kita belajar arti menunggu sebuah kepastian




Play list :  Rossa - Tegar (aku lagi suka dengerin lagu ini💕)

●♡♡♡●


Suasana hening tengah di rasakan oleh Eza dan Mila. Tangan Eza masih senantiasa menggenggam tangan istrinya. Mila bisa merasakan jika suaminya tengah gugup saat ini, terlihat dari gemetar tangan Eza yang dapat ia rasakan.

Saat ini mereka tengah berada diruangan Frans. Ya, setelah pagi tadi mendapatkan telepon dari sahabatnya itu, Eza segera berangkat ke rumah sakit tempat Frans praktek.

Frans tidak mengatakan apapun. Ia hanya mengatakan jika ini menyangkut Naya.

Maka dari itu, Eza rela meninggalkan pekerjaannya demi adiknya.

Di ruangan ini memang hanya ada Eza dan Mila. Karena Frans tadi sempat izin jika ia masih ada pasien yang harus di tangani.

Satu jam sudah mereka menunggu Frans yang masih belum juga kembali. Sesekali Eza menghela napasnya kasar untuk menghilangkan kegugupannya.

"Mas, tenang ya. Mungkin ini berita baik buat Naya." Mila mengusap punggung tangan suaminya yang masih setia menggenggamnya.

Eza melirik kearah Mila, kemudian tersenyum hangat. "Semoga."

Cceekkllekk!

Suara pintu terbuka yang langsung membuat Eza dan Mila mengalihkan perhatian mereka.

"Maaf udah nunggu lama." Frans melepas stetoskop yang menggantung di lehernya, sambil berjalan kearah kursinya.

"Iya, nggak papa," ucap Mila tersenyum singkat.

"Jadi gimana? Apa yang mau lo omongin soal Naya, Frans?" tanya Eza tak ingin berbasa-basi lagi.

Frans tersenyum melihat ketidak sabaran Eza. Kemudian ia memposisikan duduknya agar sedikit mendekat kearah sahabatnya itu.

"Selamat. Keluarga pendonor mata untuk Naya menyetujuinya," ucap Frans dengan masih memamerkan senyumnya.

Eza dan Mila tergelak mendengarnya. Mereka saling beradu pandang untuk beberapa saat.

Helaan napas lega terdengar dari Eza dan Mila.

"Mas," lirih Mila dengan mata yang berkaca-kaca mendengar kabar bahagia ini.

"Terimakasih Tuhan." Eza memeluk Mila dengan sudah meneteskan air matanya yang sudah tidak dapat ia bendung lagi.

Frans yang melihat tangis haru dari kedua sahabatnya itu juga ikut mengulas senyuman. Raut bahagia tercetak jelas di wajah Frans. Ia senang jika adik dari sahabatnya akan bisa melihat lagi.

Eza dan Mila melepaskan pelukan mereka. Pandangan keduanya langsung tertuju kepada Frans yang masih menatap mereka dengan tersenyum.

"Lo serius kan, Frans?" Eza menatap intens mata Frans.

"Buat apa gue bercanda soal urusan penting kayak gini," jawab Frans.

Infinity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang