Chapter 3; MELLIFLUOUS

56 19 1
                                    

"Jadi ceritanya semalem lo pulang bareng Kak Genta nih." bisik Fayaza, sesekali matanya menatap ke depan. Dimana guru matematikanya sedang menulis rumus-rumus yang akan di pelajari di papan tulis.

Ayra mengangguk sambil sibuk mencatat apa yang di tulis oleh gurunya.

"Kak Genta kebetulan lewat situ, terus dia berhenti dan gue ikut nebeng."

"Nebeng apa modus nih." candaan Fayaza membuat Ayra menghentikan fokusnya dan menatap Fayaza,

"Iih apaan sih, Fay. Udah ah nggak ada yang lucu."

Fayaza tertawa, "Kok muka lo merah ayo kenapa lo, baper ya lo?."

"Ayra, Fayaza! Sedang membicarakan apa kalian, kalau ingin mengobrol sini ke depan." ucap Bu Dewi guru matematika yang kini sedang mengajar dikelas mereka.

"Iya bu enggak ngobrol kok." Ayra kembali fokus ke buku catatannya dan menyuruh Fayaza untuk tidak mengajaknya mengobrol lagi.

Lain dengan pelajaran Pak Beno yang tidak disukainya, sebenarnya alasan Ayra tidak suka dengan Pak Beno adalah guru itu suka berbuat mesum.

Hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh guru kepada muridnya. Dan menurut Ayra guru yang seperti itu harus sering di kerjai, walaupun memang ada salahnya juga.

Ayra sangat gemar pada pelajaran matematika, dia juga gadis yang pintar dan mendapat ranking satu dikelasnya.

Tapi karena sifatnya yang selalu suka menyendiri dan acuh, membuat teman-teman sekelasnya memusuhi gadis itu.

Tapi tidak dengan Fayaza, dia merupakan sahabat Ayra dari SD dan untungnya Fayaza mengerti dengan sifat Ayra yang seperti itu.

Usai pelajaran Bu Dewi kini kelas XI-IPS-2 berkumpul di lapangan basket untuk memulai pelajaran olahraga.

Olahraga menjadi salah satu pelajaran yang tidak disukai Ayra. Bukan karena dia tidak suka panas-panasan. Tapi karena Ayra memiliki asma yang kapan saja akan kambuh jika dia terlalu lelah.

"Ayo anak-anak kita pemanasan dulu, Bastian ayo maju kedepan kamu yang memimpin." ucap guru olahraga yang membawa bola basket di tangannya.

"Ayra, kamu boleh tidak ikut pelajaran kalau lelah. Papahmu tadi menelfon ibu katanya kamu lupa membawa obat kamu." ujar Bu Mega yang kini ada di samping Ayra.

Ayra berdecak, "Saya ikut aja bu, nanti kalo udah mulai capek saya baru nggak ikut."

Bu Mega hanya mengangguk dan menepuk pundak Ayra, dan menyuruh Bastian untuk langsung memulai pemanasan. Sedangkan dirinya memilih ke ruang guru untuk mengambil absen kelas yang tertinggal.

"Ayo Bas dimulai, panas nih." ujar Mona yang mulai berkicau. Suaranya yang melengking membuat semua teman kelasnya mendesis.

"Suara lo tuh kayak burung beo, berisik." kali ini Bianca menyahut.

Mona yang tersulut akhirnya kembali berucap, "Bacot lo! Sini kalo berani sama gue maju."

Ayra hanya menggeleng melihat tingkah Mona dan Bianca yang selalu ribut jika sudah menjadi satu, sedangkan Fayaza hanya tertawa sambil asik memperhatikan temannya yang sebentar lagi akan bertengkar.

Bastian melangkah mengahampiri Mona dan Bianca,

"Yaelah dasar cewek. Ginian aja diributin. Udah jangan rebutin gue, gue udah ada yang punya. Astagaaa emang bener ya, kalo orang ganteng itu banyak yang ngerebutin. Masya Allah."

"Huuuuuu." seru teman-teman sekelasnya.

"Najis lo." ujar Bianca dan Mona secara bersamaan.

"Yee cewek. Gue bukan anjing,"

Taught YouWhere stories live. Discover now