Chapter 5; INEFFABLE

47 13 3
                                    

Saat tiba di kelas Ayra langsung berjalan kearah mejanya. Duduk diam tanpa menghiraukan tatapan dari teman-teman nya.

Dua menit kemudian Fayaza datang dan duduk disamping Ayra dengan nafas yang masih belum teratur karena berlari mengejar Ayra tadi.

"Kebiasaan deh lo, Ra. Suka ninggalin gue."

Ayra melirik sekilas, "Lo nya aja yang lama."

"Ihh! Terserah lo deh, aduh gue butuh minum." Fayaza mengambil botol minum nya dari dalam tas, "Yahh. Air minum gue abis masa, Ra. Lo bawa minum?."

"Nggak." Gadis itu lalu menekuk kedua tangannya dan menelungkupkan kepalanya diatas meja.

Fayaza mendengus melihat tingkah aneh Ayra yang terjadi siang ini. Tadi sebelum jam pelajaran dimulai sikap nya masih baik-baik saja. Tidak secuek ini.

Namun saat kembali dari Kantin sikap teman nya itu berubah menjadi Ayra yang pendiam. Seperti dengan orang asing.

"Heii. Bayar uang kas!" saat sedang termenung Fayaza mendengar teriakan dari Beno, bendahara kelasnya.

Beno itu laki-laki tapi sedikit girly dan melambai. Ada rumor yang mengatakan bahwa Beno juga menyukai laki-laki.

Fayaza langsung merinding begitu mengingat tentang rumor itu lagi. Geli katanya.

"Fayaza! Bayar uang kas atuh ihh. Tingali eta, uang kas maneh nunggak. Aduhh ya ampun Fayaza." ucap Beno saat sampai di meja Ayra dan Fayaza dengan aksen sundanya yang sangat kental dan gaya bicara yang sangat melambai.

Membuat yang mendengarnya kadang ingin tertawa dan merasa geli secara bersamaan.

Seperti terusik mendengar suara Beno yang sangat melengking, Ayra menegakkan badan nya dan langsung menatap Beno dengan pandangan yang sangat dingin.

Membuat Beno mengalihkan matanya untuk melihat ke arah lain.

"Ra, bayar uang kas nya atuh. Sarebu deui." ucap Beno tanpa memandang Ayra.

Terkadang Fayaza sangat ingin menertawakan Beno jika sudah berhadapan dengan Ayra. Memang, Ayra tidak bisa bergaul dengan orang-orang baru. Karena itu Ayra tidak bisa menyikapi setiap orang yang tidak akrab dengan nya. Dan dia terlalu malas.

Namun Fayaza hanya menelan keinginan tertawanya itu, karena jika sudah menertawakan Beno. Laki-laki itu akan mengamuk dan mencaci maki dengan sangat kasar. Kasar seperti perempuan maksudnya. Seperti berteriak dengan sangat melengking dan mengejar mangsanya.

"Tuh gue bayar lunas, sekalian punya Ayra juga sini kembali. Buru diceklis." tutur Fayaza, Beno langsung mengikuti perintah Fayaza karena tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Ayra. Si gadis kaku. Katanya.

"Oke sis. Thanks ya!" setelah memberikan kembalian Beno langsung melesat pergi kearah mejanya.

"Lucu juga tuh anak." ujar Ayra sedikit terkekeh.

Fayaza menengok, "Lucuan mana sama gue?" sambil menaruh kedua telapak tangan nya didagu.

Ayra menoyor kepala Fayaza, dan keduanya tertawa dengan pelan.

"Gue penasaran deh, lo sama Alvin udah saling kenal?"

"Nggak lah, gue nggak tau siapa dia."

"Serius, Ra. Tapi tadi di Kantin dia ngajak lo ngobrol."

Ayra menggeleng dengan malas, "Gue nggak tau, Fay."

Fayaza mengerucutkan bibirnya karena mendengar jawaban yang bukan sesuai pikiran nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 29, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Taught YouWhere stories live. Discover now