k e m u s u h a n 35

2.4K 306 7
                                    

"YAA MINGYU!!!"

"YAA MATI LO DI TANGAN GUE!"

"YAA MINGYU YAAA!!!!"

Mina udah kehabisan tenaga buat teriak-teriak. Percuma dia ngomong sampai urat di leher kelihatan kalau Mingyu sendiri menulikan diri.

Mingyu asik loncat-loncat membuat tubuh Mina terguncang. Gadis itu tak punya tenaga buat loncat-loncat seperti yang dilakukan oleh cowok di depannya. Dia hanya terduduk dan merasakan guncangan mengenai tubuhnya ketika mamtannya loncat. Ia merasakan seluruh badan remuk dan sakit semua!

"MINGYU UDAH!" teriaknya sekali lagi. Teriakan Mina kali ini berhasil menghentikan aksi Mingyu yang menggila.

Cowok itu duduk juga pada akhirnya. Napasnya tersengal dan keringat membasahi dahinya. Bahkan rambutnya ikutan basah karena keringat.

"capek juga kan lo," dengus Mina sinis.

Lain halnya dengan Mingyu, dia malah terkekeh terus mengacak rambut Mina, "lemah. Suruh loncat aja gak mau,"

"MINGYUU RUSAK NANTI!!"

"jangan teriak, tuh dilihatin,"

"bodat," kata Mina membenarkan rambutnya.

Mingyu dengan setia mengamati setiap pergerakan dari Mina. Rasanya menyegarkan seperti sprite ketika melihat Mina dari jarak sedekat ini.

"apa lo liat-liat? Gamon lo ya?"

"cih, udah kali."

"ah masa,"

Gantian Mina yang menggoda Mingyu sekarang. Gadis itu menatapnya dengan lembut sembari tersenyum cantik. Cukup lama Mina menatapnya hingga Mingyu gelagapan.

"lo apaan sih," kata Mingyu memalingkan wajahnya. Tidak semudah itu Mingyu!

Mina terus mengikuti ke mana Mingyu berpaling. Kenapa gak dari tadi aja sih dia godain Mingyu?

Mina rada menyesal karena terlambat mengetahui kelemahan dari mantannya ini.

"Minaa," geram Mingyu sambil melotot. Tawa Mina seketika pecah dan memenuhi gendang telinganya. Mingyu lucu kalau gini.

"stres ketawa sendiri,"

"biarin,"

"udah yok pulang," kata Mina berdiri. Mingyu masih kelesotan di sana.

Lama gak direspon, Mina mulai loncat-loncat bikin badan Mingyu terguling ke sana ke mari. Sederhana namun bikin Mina tersenyum dan tertawa.

"ayo pulang," kata Mina loncat lagi. Terus loncat sampai Mingyu bangun dari duduknya.

"bawel," Mina senyum simpul dan bersenandung senang.

"pulangg," ujar Mina gembira.

"seneng banget mau pulang,"

"iyalah. Di rumah ada yang nunggu," jawab Mina sekenanya. Gadis itu tengah bersiap pulang, mengambil tas dan jaketnya.

Tidak dengan Mingyu. Dia terbengong setelah mendengar jawaban Mina. Siapa yang sedang menunggu gadis itu? Batinnya bertanya namun enggan dilontarkan.

Ibunya? Atau ayahnya?

Mingyu berpikir keras karena jawaban Mina sungguh mengusiknya saat ini.

"Ming cepetan!" panggil Mina gak sabaran. Dia terus terusan ngecek jam, berapa lama dia keluar rumah dan menelantarkan beberapa orang di rumah yang sedang menantinya.

Sudah dua jam lebih Mina keluar rumah. Gadis itu dihantui rasa bersalah karena keluar terlalu lama.

"Mingyu cepetan! Gue buru-buru nih," Mingyu tidak menjawab namun beraksi.

Ia menyusul Mina dan jalan ke parkiran. Di dalam perjalanan pun Mingyu cuma diam, fokus berkendara. Padahal otaknya masih bertanya-tanya siapa yang sedang menunggu Mina di rumah.

Siapa yang berani membuat Mina tergesa-gesa ingin pulang.

Memikirkannya saja membuat Mingyu pusing bahkan frustrasi. Dia pun juga tidak sadar akan tatapan Mina yang terus terjerumus padanya.

Mina cukup peka pada situasi dan kondisi. Dia menyadari perubahan sikap Mingyu setelah dia mengatakan alasan ingin pulang.

Apa dia kepikiran?

Gak mungkin. Mingyu sendiri yang bilang kalau dia udah move on. Jadi apa yang Mina harapkan dari ini semua?

Ah, Mina tidak ingin mengambil pusing. Daripada melihat Mingyu, lebih baik melihat suasana malam melalui jendela samping. Itu lebih menarik ketimbang pusing mikirin soal hati yang belum tentu kelar setelah pulang mengantar Mingyu.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di pelataran rumah Mingyu.

"udah sampe," kata Mina pelan memecah keheningan malam.

Seolah tuli, Mingyu membuka pintu. Menurunkan semua belanjaannya. Tepat pada saat itu Mina melihat sebuah mobil hitam yang pernah dia lihat sekali. Mungkin, tidak sekali tetapi dia pernah menaiki mobil itu.

"mobil itu," kemudian gadis itu tersenyum miris mengingat siapa pemilik kendaraan di depannya.

"Min," ia menoleh ada Mingyu di samping bawah ada semua belanjaan Mingyu.

"gue boleh tanya sama lo?"

Kenapa perasaan gue jadi aneh begini? Sayangnya Mina tidak terlalu peduli dengan apa yang dirasakannya saat ini.

"mau tanya apa?"

Agak lama Mingyu terdiam. Ia tengah mengumpulkan keberanian untuk bertanya pada Mina daripada mati penasaran.

"lagi ditunggu sama siapa? Sampe buru-buru pingin pulang?"

Kebetulan yang tak terduga. Mina melihat sosok gadis bersembunyi di balik pagar rumah Mingyu. Hingga tanpa sadar ingatan buruk itu kembali menghantuinya.

"Minaa,"

"eh iya. Itu..." kata Mina menggantung.

"... Anak-anak di rumah sendirian. Makanya gue cepet-cepet minta pulang,"

Anak-anak.

Entah kenapa dada Mingyu serasa diserang oleh jarum tajam. Rasanya aneh, ngilu, sakit-sakit gimana gitu.

"Ming?"

Gak dijawab sama Mingyu. Dia mengulum senyum mencoba kembali menatap Mina.

Berharap apa yang dikatakan Mina adalah kebohongan semata.

"anak?"

"iya-"

Belum sempat Mina meneruskan ucapannya, Mingyu tiba-tiba tertawa sumbang.

Jadi, gue suka sama cewek yang udah nikah?

"Mingyu," bukan itu bukan suara Mina.

Itu orang lain yang tengah bersembunyi di balik pagar rumah berjalan keluar persembunyian, "Eunha? Ada apa?"

"lo habis dari mana sama dia?" tanyanya pelan namun terdengar tajam.

Bukannya menjawab, Mingyu menyuruh gadis itu masuk ke dalam rumah, "Ha bisa masuk bentar? Gue ada urusan sama Mina,"

Eunha mau nolak. Tapi melihat keseriusan di mata Mingyu, mau gak mau dia masuk dengan kaki dihentak kesal.

"Min, udah malem. Lebih baik lo pulang dan tidur. Soal tadi, gue minta maaf karena gak tahu."

"iya gapapa," Mina pamit pulang.

Ketika hendak membuka pintu mobil, Mingyu memanggilnya.

"Mina,"

"apa?"

"soal tadi, anggep aja lo tidur di siang bolong dan gue mampir ke dalam mimpi lo,"

"semuanya cuma mimpi,"

Disitulah Mina menutup matanya rapat-rapat. Berharap hatinya tidak sakit mendengar penuturan dari Mingyu.

ΦΦΦ

KEMUSUHAN ft 97line ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang