Saga Berbahaya?

328 90 41
                                    

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu itu mengagetkan Alicia. Sudah seminggu ini gadis itu mengalami kejadian-kejadian aneh setelah menjadi murid baru di SMA GERTACAHYA.

Alicia menoleh ke kanan dan ke kiri lalu gadis itu menghela napas lega. "Kok gue jadi penakut gini, sih?" batin Alicia seraya mengusap tengkuknya yang terasa dingin.

Alicia tidak membukakan pintu, ia tahu bahwa yang mengetuk pintu kamarnya itu bukanlah manusia tetapi makhluk tak kasat mata yang akhir-akhir ini sering mengganggunya.

Prang!

Alicia dengan cepat menoleh ke asal suara dan mata gadis itu langsung membulat saat melihat vas bunga yang ada di atas meja belajarnya tiba-tiba terjatuh.

"Mila!" teriak Alicia marah. "Lo jangan nakut-nakutin gue dong, Mil!"

Alicia mendengus sebal. "Dino juga kemana sih? Biasanya selalu jagain buku-buku gue."

Tak!

Buku novel yang Alicia pegang tiba-tiba terjatuh. Alicia merasa merinding saat semilir angin melintasi lehernya.

Alicia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamarnya, tetapi mata gadis itu tidak melihat adanya makhluk-makhluk aneh yang berkeliaran di sekitarnya.

"Jangan ganggu gue, gue nggak pernah nyari masalah sama kalian," batin Alicia seraya melirik jam di atas nakas. "Udah jam dua belas malam ternyata, pantesan aja 'mereka' ribut."

Alicia meletakkan novelnya di atas nakas, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur, lalu menutup tubuh sampai lehernya dengan selimut tebal agar tidak merasakan hawa dingin lagi.

Alicia berusaha memejamkan matanya tetapi tetap saja ia tidak bisa tidur saat telinganya mendengar suara ketukan di jendela kamarnya serta isikan tangis seorang wanita yang begitu pilu.

"Sialan. Gue nggak bisa tidur." Alicia mendengus marah. "Mila lo kemana sih? Kenapa disaat genting gini lo malah ngilang coba?" gerutu Alicia sambil berdecak kesal.

"Hihihihi..."

Alicia dengan cepat menoleh ke arah lemari pakaiannya, di situ terlihat Mila yang sedang melayang sambil menyengir ke arahnya.

"Ngapain lo malah ketawa?"

Mila menghilang kemudian tiba-tiba muncul di depan Alicia. "Kamu kangen aku, Elis?"

Alicia terlonjak kaget, lalu gadis itu mengusap dadanya berulang kali. "Untung gue nggak jantungan," ujar Alicia seraya bangkit lalu bersandar di kepala tempat tidur.

Mila terkekeh kecil. "Selamat ulang tahun, Alicia." Mila mengusap kepala Alicia dengan lembut. "Maaf, kami udah buat kamu takut."

Alicia tertegun, kemudian gadis itu melihat ke selilingnya. Benar saja, di dalam kamarnya yang tadi sepi sekarang bisa begitu ramai, dipenuhi oleh makhluk-makhluk tak kasat mata.

"Selamat ulang tahun, Alicia...."

Alicia mendapatkan begitu banyak ucapan selamat ulang tahun dari 'teman' ghaibnya, sedangkan kedua orangtuanya tidak peduli sama sekali. Jangankan untuk merayakan, mengucapkan saja pun tidak, bahkan kedua orangtuanya lebih memilih untuk mengurus perusahan mereka yang ada di Jepang dari pada merayakan hari ulang tahunnya.

Tanpa terasa air mata Alicia menetes, tetapi dengan cepat di usap oleh gadis itu. "Makasih banyak buat kalian semua. Sumpah, gue jadi terharu ulang tahun dirayain sama kalian."

"Kakak."

Alicia menaikkan sebelah alisnya. "Ya?"

"Kakak jangan sedih, Lili sayang sama Kakak," ujar anak kecil itu seraya memberikan Alicia setangkai bunga mawar yang sudah layu. "Nih hadiah dari aku, maaf ya kalau udah layu soalnya aku petik dari tadi siang."

Alicia tersenyum kemudian mengangguk. "Makasih, Lili."

* * *

Alicia melangkahkan kakinya diiringi oleh Mila yang melayang di sampingnya. Tatapan tak bersahabat Alicia dapatkan dari beberapa siswa dan siswi yang dilewatinya. Alicia mengangkat bahunya tak peduli. "Bodo amatlah," batin Alicia. Kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Alicia terdiam, langkah kaki gadis itu terhenti saat matanya menangkap sekilas bayangan hitam yang mengamatinya dari kejauhan.

"Siapa dia?" Alicia bertanya pada Mila. "Lo kenal, Mil?"

Mila menggeleng. "Elis, perhatikan sekelilingmu."

Alicia melihat sekelilingnya, banyak siswa dan siswi yang menatapnya aneh. Bahkan ada juga yang berbisik mengatakan Alicia gadis yang tidak normal ataupun memiliki gangguan kejiwaan.

Alicia menghembuskan napas berat, ia lupa bahwa saat ini ada banyak orang di sekitarnya, seharusnya tadi ia berbicara dengan Mila di dalam hati saja.

Kali ini Alicia mengakui kebodohannya.

"ELIS!"

Alicia memutar tubuhnya ke belakang, terlihat Saga yang melambaikan tangan ke arahnya. "Tungguin gue," ujar Saga seraya berlari menghampiri Alicia.

Alicia tersenyum. Lagi-lagi otaknya bekerja cepat membaca pikiran orang-orang di sekitarnya tanpa harus diminta.

"Ternyata Saga salah satu most wanted sekolah ini," batin Alicia setelah selesai membaca salah satu pikiran siswi yang Alicia ketahui bernama Andhira Kiranti.

"Kok bengong sih?" tanya Saga, tangannya menyentil pelan kening Alicia.

"Eh, enggak kok."

Saga tersenyum tipis. Kemudian tangannya menggenggam tangan Alicia. "Ayo, gue anter ke kelas lo."

Alicia mengangguk.

Mereka berdua berjalan menuju kelas, berulang kali Alicia mencoba untuk mengabaikan pikiran orang-orang di sekitarnya. Untung saja gadis itu berhasil melakukannya.

* * *

"Lo sakit, Lis?" tanya Saga khawatir saat melihat wajah Alicia yang begitu pucat.

Alicia menggeleng. "Kulit gue memang gitu warnanya."

Saga hanya ber oh ria saja, kemudian cowok itu merangkul Alicia layaknya mereka sudah bersahabat lama.

Tatapan dari para siswa dan siswi Saga abaikan, dan cowok itu hanya bersikap acuh saat beberapa orang siswi menggosipkannya dengan Alicia.

"Saga, lepasin." Alicia berusaha menurunkan tangan Saga yang bertengger di bahunya tetapi tidak bisa, rangkulan cowok itu begitu erat. "Malu tau diliatin orang-orang."

Saga hanya terkekeh kecil.

Alicia mendelik marah. "Kok malah ketawa, sih?"

"Lo lucu," ujar Saga. "Gue jadi tambah suka."

Alicia berhenti, pipinya bersemu merah. "Gue udah sampe, lo balik sana ke kelas lo," usir Alicia, tangannya mendorong tubuh Saga agar tidak terlalu dekat dengannya. "Dari sepanjang koridor tadi kita diliatin terus, mereka pasti berpikiran yang macem-macem sama kita."

Saga hanya mengangkat bahunya tak peduli. "Biarin." Lalu cowok itu mengacak tatanan rambut Alicia hingga si punya rambut marah.

"SAGA!"

Saga tersenyum tipis kemudian cowok itu lari terbirit-birit takut terkena amukan Alicia.

"Lo nggak tau peraturan di sekolah ini?"

Alicia membalikkan tubuhnya ke belakang. Di belakangnya berdiri seorang Iqbal Devandra Armadani dengan kedua tangan tenggelam di dalam saku celana.

Alicia mengernyit bingung. "Maksud lo?"

"Di sekolah ini dilarang pacaran dan siapa yang ketahuan pacaran bakalan mati." Iqbal tersenyum miring. "Semoga lo bukan korban Saga yang selanjutnya."

Kemudian cowok itu melangkah masuk ke dalam kelas, meninggalkan Alicia yang mematung di ambang pintu.

"A-apa maksud dia?" tanya Alicia penasaran. Mila yang ada di sampingnya hanya menggeleng karena tidak tahu apa maksud dari ucapan Iqbal tadi.

Tbc..

Salam sayang
Queensha_Amara

My INDIGO Girlfriend [ON GOING]Where stories live. Discover now