Semakin rumit

234 26 10
                                    

Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin:')

Saya selaku penulis amatir yang masih sangat amatir mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1941 hijriyah buat kalian semua para pembaca My INDIGO Girlfriend.

Walaupun hari rayanya besok, tapi saya mau jadi orang pertama yang ngucapin buat kalian:')

Romantis, kan?:v

***

Alicia berdiri cukup lama di depan gerbang, tubuhnya kaku dan sulit untuk digerakkan. Ia masih shock mendengar ucapan dari lelaki berpakaian hitam tadi.

'Aku adalah... maut kamu'

Alicia meremas jemarinya gugup. Gadis itu takut jika yang dikatakan lelaki berpakaian hitam tadi benar. Jika lelaki itu adalah... mautnya. Sungguh, Alicia benar-benar takut.

"WOY!!"

Alicia terlonjak kaget. Gadis itu mengusap-usap dadanya berulang kali, kemudian menatap sebal Saga-- orang yang telah mengagetkannya. "Lo gila, ya? Kalo gue kena serangan jantung gimana?" pekik Alicia marah.

Saga hanya cengengesan sembari mengacak rambut Alicia. "Ya matilah. Mau gimana lagi emang?"

Alicia mendengus sebal. "Sialan!"

Saga menyentil bibir Alicia hingga membuat gadis itu meringis. "Mulutnya ini... kasar banget," ujar Saga seraya menggeleng-gelengkan kepala. "Lain kali nggak boleh ngomong gitu lagi, ya?"

Alicia melirik Saga kesal. "Kenapa emangnya?"

"Dosa."

Saga terkekeh kecil melihat Alicia yang mendelik ke arahnya. Lalu cowok yang memakai seragam berantakan itu berjongkok di hadapan Alicia. Memperhatikan lutut Alicia yang terluka dan mengeluarkan darah cukup banyak hingga mengalir ke kaos kaki gadis itu yang berwarna putih. "Lutut lo kenapa bisa kayak gini?" tanya Saga sembari mengelap darah yang mengalir itu menggunakan sapu tangannya. "Lo.. abis jatoh, ya?"

Alicia mengangguk malas. "Nggak usah lebay gitulah. Nggak sakit aja kok."

"Ini harus diobatin supaya nggak infeksi," ujar Saga tegas. "Kita ke UKS sekarang." Ucapan Saga bagai perintah yang tak terbantahkan.

Saga kembali berdiri, kemudian menarik tangan Alicia, membawa gadis itu mendekati gerbang.

Alicia mengernyit heran saat melihat Saga  membuka gerbang yang sudah digembok menggunakan kunci yang dikeluarkan dari kantong celana cowok itu. Bahkan satpam dan juga guru BK yang melihat kejadian itu dari dalam sana hanya diam saja. "Kenapa tidak ada yang memarahinya? Apakah mereka tidak berani?"  Alicia bertanya-tanya di dalam hati.

Setelah gerbang itu terbuka, Saga langsung menarik tangan Alicia agar gadis itu berjalan mengikutinya. Tapi, tiba-tiba Alicia meringis saat merasakan ngilu di lututnya.

Saga menghentikan langkahnya, menatap Alicia khawatir. "Lis, kenapa? Sakit?" Saga bertanya lembut.

Alicia memutar bola mata jengah. "Mau bohong tapi udah ketahuan," ujarnya sembari membuang muka. Menahan sakit.

Saga tersenyum tipis. "Mau gue gendong?"

Alicia menggeleng. "Nggak perlu, lo cukup papah gue aja sampe depan UKS."

Saga mengangguk seraya membantu Alicia berjalan. Jarak mereka begitu dekat, membuat jantung Alicia berdebar tak menentu. "Padahal gue tadi niatnya pengen bolos," kata Alicia menutupi kegugupan yang ia alami.

Saga melirik Alicia sekilas. "Gue.. nggak nanya," ujar Saga sembari terkekeh kecil saat melihat wajah Alicia yang berubah kesal.

Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari kejauhan.

My INDIGO Girlfriend [ON GOING]Where stories live. Discover now