Sedikit Sakit

321 54 62
                                    

Alicia tersenyum senang, saat ini ia sudah memiliki teman. Walaupun hanya satu, tapi Alicia sangat bersyukur karna masih ada orang yang benar-benar ingin berteman dengannya.

Alicia memperhatikan Mecca, teman barunya yang saat ini sedang tersenyum ke arahnya. "Kenapa senyum terus?" tanya Alicia penasaran.

Mecca terkekeh kecil. "Pengen aja."

"Elis, sorry banget gu---" ucapan Saga terhenti kala melihat seorang gadis yang duduk di hadapan Alicia. "Loh, Mecca?"

Mecca tersenyum sumringah. "Hai Saga," ujarnya seraya menepuk sisi bangku di sebelahnya. "Sini duduk."

Alicia memperhatikan interaksi di antara keduanya, kemudian mengalihkan kembali pandangannya ke arah buku novel yang baru separuh ia baca. Berpura-pura tidak peduli dengan kedua makhluk yang ada di depannya.

Suara bangku berdecit tanda Saga sudah duduk membuat Alicia menoleh dan sedikit terkejut karna Saga duduk di sampingnya bukannya malah di samping Mecca. "Nih minuman lo." Saga memberikan Alicia sebotol minuman dingin dan juga sebungkus roti rasa stroberi.

"Thanks," ujar Alicia seraya meringis saat tiba-tiba perutnya terasa sakit.

"Kenapa?"

Alicia menggeleng. "Nggak papa," ujarnya sembari fokus kembali membaca novel. Mengabaikan rasa sakit yang ada di perutnya.

Saga menarik buku novel Alicia lalu menutupnya sehingga membuat si empunya marah. "Apaan sih, Saga?"

"Kalo laper itu makan bukan malah baca novel."

Alicia berdecak sebal. "Siapa juga yang laper, coba?"

Saga memutar bola mata jengah. "Terserah."

Mecca berdehem pelan membuat Saga dan Alicia menghentikan perdebatan mereka. "Gimana keadaan lo sekarang?" tanya Saga sembari memperhatikan tubuh Mecca yang lumayan kurus.

Senyum yang ada di wajah Mecca perlahan memudar. "Dibilang baik enggak dibilang buruk juga enggak," ujarnya pelan. Nyaris seperti bisikan.

Saga mengangguk.

"Elis, dia Mecca sepupu gue."

Alicia melirik Saga sebentar kemudian mengangguk tak berminat. Sebenarnya sih tanpa dikasih tau Saga juga ia pun sudah tau kalau kedua orang itu sepupuan. Apa gunanya memiliki 'kemampuan' jika tidak digunakan?

"Dia ini penyakitan." Saga melanjutkan ucapannya membuat Alicia langsung bangkit dari duduknya.

Sungguh, perut Alicia sangat sakit hingga gadis itu tak bisa lagi menahannya. Bahkan Alicia tidak terlalu jelas mendengar kata-kata Saga.

"Kenapa?" tanya Saga dan juga Mecca bersamaan saat melihat Alicia tiba-tiba berdiri sembari memegang perutnya dan sesekali meringis.

"Elis, lo kenapa?" Saga panik kala melihat Alicia terbatuk-batuk hingga mengeluarkan darah.

Alicia menggeleng lemah. "Nggak papa," ujarnya kemudian berlari meninggalkan Saga dan juga Mecca yang menatapnya khawatir.

Mecca memegang tangan Saga. "Cepet kejar dia, Saga."

Saga menatap Mecca kemudian mencium kening gadis itu. "Jangan kelelahan." Setelah itu berlari menyusul Alicia yang sudah cukup jauh.

* * *

"Udah gue bilang Saga itu berbahaya masih aja dideketin."

Alicia membersihkan sisa darah yang ada di mulutnya, lalu menoleh ke sumber suara. Tubuh Alicia membeku saat melihat Iqbal, cowok yang mati-matian ia hindari berdiri di belakangnya sembari bersedekap dada. "Lo ngapain di sini?" tanya Alicia panik saat sadar bahwa hanya ada dirinya dan Iqbal di tempat itu. "Jangan bilang kalo lo ngikutin gue sampe ke belakang sekolah?"

My INDIGO Girlfriend [ON GOING]Where stories live. Discover now