Temen Baru

297 58 36
                                    

Kalo ada typo bilang ya:)

"Semalam lo kemana? Kenapa nggak sekolah?" tanya Saga sembari membantu Alicia mengangkat buku dan menyusunnya di rak.

Alicia tadi terlambat dan gadis itu dihukum, disuruh membersihkan perpustakaan serta merapikan buku-buku yang berserakan. Tidak lama setelah itu Saga muncul dan menawarkan bantuan kepadanya, awalnya Alicia menolak dan menyuruh Saga untuk masuk ke kelas saja. Tetapi, Saga dan kekerasan kepalanya tidak mau mendengarkan Alicia dan tetap memilih membantu gadis itu membersihkan perpustakaan.
Dan akhirnya Alicia menyerah, membiarkan cowok itu membantunya.

Alicia menoleh kemudian tersenyum tipis. "Gue sakit perut," bohong Alicia.

Alicia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Saga, bahwa semalam ia melihat Iqbal dengan rakusnya memakan daging mentah di dalam kelas. Bisa saja cowok itu tidak percaya lalu meminta bukti kepadanya. Apa yang harus Alicia berikan? Masalahnya gadis itu keburu lari sebelum memoto Iqbal yang sedang asiknya mengunyah mangsa.

Setelah itu Alicia juga memutuskan untuk bolos sekolah saja dan pulang ke rumahnya untuk menenangkan diri sekaligus menghindari Iqbal, karna Alicia bingung harus bersikap seperti apa nanti jika berhadapan dengan Iqbal, apalagi Iqbal adalah teman sebangkunya.

Saga menghentikan langkah kakinya yang ingin merapikan buku di rak sebelah, lalu memutar tubuhnya menghadap Alicia, raut wajah cowok itu menunjukkan kekhawatiran yang sangat jelas. "Sekarang gimana? Udah nggak sakit lagi?"

Alicia memperhatikan Saga. Otaknya terus bekerja membaca pikiran cowok itu. Saga tidak pernah berfikiran buruk tentangnya dan itu membuat Alicia merasa sedikit heran. Bagaimana tidak? Di sekolah ini hampir semua siswa dan siswi tidak menyukai Alicia dan tidak mau berteman dengannya, termasuk Iqbal, cowok misterius yang Alicia tidak bisa baca pikirannya. Tetapi sangat berbanding terbalik dengan Saga, cowok yang ada  di hadapan Alicia ini semakin gencar mendekatinya. Entah apa motivasi cowok itu, yang pasti saat Alicia membaca pikirannya, gadis itu tidak menemukan adanya niatan jahat di pikiran Saga.

"Kok bengong?" Saga melambaikan tangannya di depan wajah Alicia saat melihat tidak ada reaksi yang ditunjukkan oleh gadis itu.

Alicia tergagap. "Ah, enggak kok," ujarnya seraya mengalihkan pandangan ke arah buku-buku yang sudah berjejer rapi di rak.

Saga mengernyit. "Lo ada masalah?"

Alicia dengan cepat menggeleng. "Nggak ada. Emang muka gue kek orang yang lagi banyak masalah, ya?"

Saga terkekeh kecil kemudian mengacak rambut Alicia. "Jangan terlalu lucu, Lis."

Alicia mengerutkan keningnya. "Emang kenapa kalo gue lucu?"

"Ntar gue makin suka."

Saga tersenyum. Sungguh, senyum cowok itu sangat manis bahkan jantung Alicia sampai berdebar dibuatnya.

Tidak lama kemudian suara tawa Saga yang begitu merdu mengalun indah di telinga Alicia.

Alicia dengan cepat menggeleng, menyadarkan dirinya agar tidak hanyut terlalu dalam hanya karna perkataan manis serta perlakuan hangat cowok itu. Bisa saja Saga melakukannya ke semua orang bukan? Tidak hanya ke Alicia saja. Jadi Alicia mencoba untuk tidak besar kepala.

"Lo kenapa geleng-geleng, hm?"

Alicia berusaha bersikap biasa saja, mengabaikan jantungnya yang terus berdebar tak menentu. "Baca itu," ujar Alicia seraya menunjuk ke arah dinding di sudut ruangan.

Saga mengikuti arah pandang Alicia kemudian cowok itu nyengir lebar. "Diharapkan untuk tidak berisik."

"Nah, itu tau." Alicia mengacungkan kedua jempol tangannya. Setelah itu berjalan menjauhi Saga menuju rak sebelah yang masih berserakan.

My INDIGO Girlfriend [ON GOING]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin