Clè

453 70 1
                                    

Cahaya Matahari menembus melalui celah gorden yang terbuka, membuatnya secara keseluruhan menyinari wajah cantik yang sekarang merasa bahwa tidurnya sedang terusik.

Lenguhan kecil terdengar dari perempuan yang telah lama terbaring. Tak lama kelopak matanya pun terbuka, menampilkan Emeraldnya yang sekarang berkilau tertimpa sinar dipagi hari yang cerah.

Matanya membulat kaget kala menyadari jika ia tidak sedang berada dikamar yang biasanya ia tempati. Dengan cepat ia bangun dari posisi rebahannya, membuat seseorang yang tadi tidur dengan keadaan duduk disampingnya tersentak kaget.

"Sakura, ada apa?" Tanyanya. Sedangkan perempuan yang dipanggil itu hanya menoleh dengan raut bingungnya.

"Aku dimana?" Pada awalnya keningnya mengernyit dengan pertanyaan tersebut. Namun, setelah menyadari itu hal wajar karena perempuan itu sudah tertidur selama seharian penuh.

Ia menghentikan acuh, "Rumah Sakit." Matanya terus mengamati saat raut kebingungan yang tadi ditampilkan kini berubah menjadi raut lega.

Sakura mengangguk kecil, ingatannya kembali terputar pada kejadian dimana ia dipukuli habis-habisan. Dan itulah alasan keberadaannya di tempat ini.

Ia menghela nafas atas perbuatan mereka padanya yang kali ini sudah sangat kelewatan. Ekspresi sedih jelas tampak diwajahnya, namun dengan sangat cepat terganti setelahnya.

"Dan kau disini?" Sakura menatap tajam pada Pria dihadapannya yang mengalihkan pandangan darinya. "Menemanimu, tentu saja."

Ah, ia lagi-lagi teringat jika penolongnya yang datang di detik terakhir adalah laki-laki yang sekarang duduk didepannya dengan tampang yang anehnya berubah kikuk tanpa ia ketahui alasannya.

"Karena kau sudah sadar, aku pergi dulu." Ucapnya, yang hanya dibalas Sakura dengan anggukan kecil.

Pria tersebut melangkah menuju pintu keluar. Disaat tubuhnya sedikit lagi tertelan oleh pintu itu, kepalanya kembali menyembul dari balik pintu.

"Em, soal administrasi sudah ku urus, kau bisa pulang sore ini. Lalu jangan lupa dengan obat dan salep yang harus kau gunakan. Sudah ku letakkan di atas meja di sampingmu."

Dan respon yang Sakura berikan ialah kembali mengangguk, dengan pandangan melirik kecil pada bungkusan yang ia yakin berisi obat, seperti yang telah dijelaskan.

"Terima kasih," Ucapnya, hanya itu kata yang ia tepat menggambarkan rasa bersyukurnya akan semua yang telah pria itu lakukan.

Ia sedikit terkejut dengan dua kata yang tak pernah ia sangka sebelumnya akan keluar dari mulut perempuan itu, mengingat semua yang telah ia perbuat padanya. Tapi, bagaimanapun juga ia senang dengan perkataan kecil itu.

"Ya." Balasnya, menatap wajah perempuan itu yang kini terhalang oleh rambutnya. Menarik kembali pintu itu untuk menutupnya, dan berlalu pergi setelahnya.

Sakura mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk. Ia kembali menghela nafas kecil setelah disarankan pria itu memang telah sepenuhnya pergi dari wilayahnya.

"Akh...." Ia meringis kecil merasakan sakit yang mendera perutnya. Tangannya bergerak menarik bajunya keatas untuk mengecek keadaan perutnya.

Dan benar saja, seperti apa yang ia perkirakan sebelumnya. Banyak lebam yang menghiasi rusuk dan perutnya. Ia sangat yakin jika pukulan itu pasti akan membuat kerja organ pencernaannya terganggu.

Decakan keluar bersama spekulasinya yang mengatakan jika ia dalam beberapa hari ini makanan yang akan menemaninya ialah bubur. Seperti bubur disamping obat yang ia yakini rasanya hambar.

Clé HiddenWhere stories live. Discover now