shadow

2K 469 62
                                    

Satu bulan lalu...

Bangchan terbangun ketika mendengar suara isak tangis di sebelah nya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali membiasakan cahaya yang masuk pada retinanya. Disebelah nya ada seorang gadis yang menyelimuti diri nya dengan selimut.

Mereka berdua sama-sama dalam keadaan telanjang bulat, pakaian berserakan di lantai. Bangchan sama sekalii tidak berniat untuk menanyakan hal apa yang membuat gadis itu menangis.

"brengsek lo chan!" umpat gadis itu.

Bangchan terkekeh, "brengsek? Asal lo tau aja ya, yang mancing duluan itu lo, gue Cuma ngeladenin" jawab nya.

Bangchan beranjak dari tempat nya, memunguti pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri. Beberapa menit setelah nya bangchan keluar. Ia mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar 100ribuan dan meletakkan di nakas.

"ini buat ongkos pulang dan buat biaya gugurin janin kalau kalau bibit gue jadi" ujarnya lalu pergi meninggalkan gadis itu.

.

.

Bangchan pulang ke apartemen nya. Mengambil dua kaleng bir dan membawanya keruang tengah. Membuka salah satu nya dan meneguk hampir setengah isi nya.

Ia merutuk dirinya karena telah melakukan hal bodoh. Memang seks adalah hal yang biasa untuk nya, tapi ini kali pertamanya ia melakukan hubungan badan tanpa pengaman. Terlebih , ia melakukannya dengan seorang wanita, yang bisa mengandung.

Bangcahn mengusap wajah nya kasar. Tidak, dia bukannya frustasi karena mungkin akan menghamili seseorang. Ia frustasi karena otak nya berpikir terlalu jauh. Ia tidak ingin terikat dengan siapapun, bangchan hanya ingin main-main tanpa perlu adanya pertanggung jawaban.

Ting tong

Bel apaertemen nya berbunyi, tanpa melihat intercom ia membuka pintunya.

Seorang wanita paruh baya datang dengan sebuah totebag dalam genggamannya. Bibirnya tersenyum, wajah nya berseri ketika melihat bangchan

"mau apa anda kesini?" tanya bangchan.

Senyum itu luntur dan sinar nya meredup, digantikan dengan senyum yang sirat akan kesedihan.

"semalam kamu ga datang lagi, jadi mama bawain makanannya kesini" ujar wanita itu. Iya dia adalah ibu bangchan.

"bawa pulang lagi, saya tidak butuh" dan bangchan langsung menutup pintu nya.

Air mata sang ibu menggenang. Ia berusaha tersenyum seolah tak terjadi apapun. Semalam adalah hari perayaan ulang tahunnya. Ia masak banyak dengan harapan anak semata wayang nya akan datang. Bangchan adalah bagian dari kebahagiannya. Sedih rasanya ketika wajah bangchan tidak ada dalam jamuan keluarga tadi malam.

Sejak masuk high schol , bangchan membeli apartemennya sendiri dan memulai hidup terpisah dengan ibu dan kakek nya.

Ia dan Yeji juga dulu tinggal bersama di kediaman sang kakek. Sebelum akhirnya yeji dan keluarga nya pindah kerumah mereka sendiri , menyisakan ia , ibu dan kakek nya.

Bangchan memang tidak akur dengan keluarga nya, bahkan ibu nya sendiri. Ada suatu hal yang membuatnya amat membenci keluaraga ini. Yaitu penyebab kematian ayah nya.

.

.

Hyunjin POV

Yeji datang setelah dengar bentakan bangchan tadi. Dia minta gue untuk keluar dan ngebiarin dia dan bangchan ngomong 4 mata. Gue ganti baju di ruang kerja nyokap nya dan ngebersihin make up disana. Abis itu gue turun nyamperin tante hwang. Niat nya mau pamitan. Tapi ga jadi pas gue liat tante hwang lagi nangis.

"tante kenapa?" tanya gue.

Beliau menghapus air matanya dan sebisa mungkin untuk tersenyum. Biar gue tebak, ini bukan kali pertama kak chan datang dan marah marah ke yeji. Dan kayanya yeji memang sengaja nyuruh tante hwang untuk ga ikut campur urusan dia sama kak chan.

"nak hyunjin, semoga nantinya kamu ga dapet pasangan kaya bangchan ya" ucap tante hwang.

Ga berapa lama kak chan turun, tanpa pamit dia langsung main keluar aja. Muka nya merah , jelas banget kalau dia lagi marah.

Terus ga berapa lama yeji turun. Gue auto ngumpat pas liat yeji.

Sudut bibir nya berdarah dan pipi nya lebam. Ini cewe baru aja di gampar, ada bekas jari yang masih keliatan di kulit putih nya yeji.

"tante hyunjin keluar dulu yaa" iya gue keluar ngejar kak chan yang baru aja mau masuk mobilnya. Jujur , gue sebenar nya bukan lah orang yang suka ikut campur urusan orang lain. Tapi kalau udah kaya gini ga bisa di biarin lagi.

"kak!" panggil gue. Kak chan berhenti dan ga jadi masuk mobil, dia senyum ke gue "iya hyunjin , kenapa?"

Gue jalan mendekat dan langsung nonjok mukanya sekuat yang gue mampu. Bunda maafin hyunjin karena mukul orang, tapi orang ini pantes buat dapetin nya bun.

Kak chan terkekeh. Ah, kaya nya ga berasa apa apa ya tinjuan gue, nanti gue minta ajarin cara berantem sama jeongin aja lah.

"mau jadi pahlawan kesiangan ya?" ujarnya sarkas.

Kak chan ngambil tangan gue yang gue pake buat nonjok dia, dielus nya terus dikecup, "tangan halus ini lebih pantas untuk—"

"—memuaskan gue" katanya sambil ngarahin tangan gue ke selangkangannya. Sial.

Abis itu dia masuk mobil dan pergi gitu aja. Gue bisa lihat dengan jelas seringaian dia yang seakan lagi ngerendahin gue.

Mata gue bergetar. Jantung gue berdetak ga karuan. Tangan udah mengepal keras. Abis ini gue bakal belajar bela diri sama jeongin. Manusia yang namanya bangchan harus segera dimusnahkan.

.
.
.





















Hyunjin mungkin belum menyadari maksud lain dari debaran jantungnya. Hingga ia melihat pria itu hadir dalam mimpi nya.










ΨΨΨ




Menurut teori arsetip Jung, shadow adalah sisi gelap dari kepribadian manusia.

Selama pengerjaan book ini aku sambilan mengulang materi kepribadian😂


Psyche ● [ chan × hyunjin ]Where stories live. Discover now