Satu

751 140 182
                                    

"Oh iya Keyran mana?" tanya Revan cuek.

"Hah seorang Revan mencari Keyran, asik Revan nyari perempuan kejadian langka ini guys," jawab Mira heboh.

"Tuh Keyran lagi pesen makanan, dia di kedai bu Rina," ucap Adel yang fokus dengan ponselnya, tidak memandang wajah Revan sedikit pun.

"Ok thank." Revan pergi meninggalkan meja Zhterix.

^^^

"Bu, nasi goreng pesanan saya mana?" Keyran sekarang sudah berada di kantin sedang memesan makanan.

"Nih neng mie 3 nasi 2 iya, jadi 25 ribu neng," Bu Rina sang penjual aneka jajanan di kantin memberikan pesanan kepada Keyran.

Keyran mengambil uangnya di celana yang ia pakai. Ternyata ia tak menemukan dompet kesayangannya. Dan ia sekarang panik tidak bisa menemukan dompet kesayangannya itu.

"Loh dompet gue enggak ada! Duh kemana iya."

"Jadi berapa bu semuanya?" tanya Revan yang sudah mengeluarkan uang untuk membayar makanan Keyran.

"25 ribu mas Revan," ucap bu Rina ramah.

Revan memberikan uang 50 ribu rupiah kepada bu Rina. Revan mengambil makanan yang berada di tangan bu Rina dan membawakannya ke meja Zhterix.

Revan meninggalkan Keyran yang sedang berdiri di tempat awal tempat kantin tadi.

"Eh pesenan gue mau bawa kemana?" Keyran  tersadar dari lamunannya dan langsung berlari untuk mengejar Revan.

Revan sudah berada di depan meja Zhterix dan menaruh nampan di meja Zhterix.

"Eh kok lu yang bawa sih? Keyran mana?" tanya Kina mengambil pesanan miliknya.

Revan tak menggubris ucapan mereka semua. Keyran pun menghampiri meja Zhterix dengan napas tidak teratur.

"Lu ngapain bawa makanan it-" belum sempat Keyran menyelesaikan ucapannya, tangan Keyran ditarik begitu saja oleh Revan.

Revan membawa Keyran pergi dari kantin. Entah Revan membawa Keyran kemana, intinya Revan ingin memberikan dompet Keyran tanpa ada yang melihat mereka berdua.

"Eh Key lu mau kemana?" Adel meneriaki nama Keyran.

"Itu serius Revan? Anjir mantap lah Revan sama Keyran," ucap Teresia dengan senangnya.

^^^

Revan sudah berada di Rooftop kampus. Revan masih menarik tangan Keyran tanpa melepaskannya. Ternyata pegangan Revan cukup kencang sehingga membuat pergelangan tangan Keyran memerah.

"Lepas! ih kasar banget sih sama perempuan, liat nih merah!" Keyran melepas begitu saja tangan Revan dari pergelangan tangannya.

"Sorry, gue enggak bermaksud nyakitin tangan lu."

"Lu ngapain bawa gue kesini?"

"Oiya kenalin nama gue Revan."

"Udah tau, siapa sih yang enggak kenal lu di kampus ini," ucap Keyran cuek.

RevanWhere stories live. Discover now