Empatbelas

401 25 19
                                    

Tangisan Keyran sudah mereda, segera Keyran menceritakan semuanya kepada Ravita tentang masalahnya.

Ravita terkejut mendengar semua cerita yang di deritakan oleh adik iparnya. Ravita pun merangkul Keyran dan mengusap lengan Keyran dengan sangat halus.

"Iya udah kamu sekarang mau gimana?" tanya Ravita hati-hati agar tidak membuat hati Keyran ke gores sedikit pun.

"Kak aku enggak bisa jauhin Revan gitu aja, aku udah nyaman sama dia. Revan baik buat aku," Keyran pun terisak kembali.

"Kakak boleh cerita tentang masa lalu kakak?" izin Ravita kepada Keyran.

Keyran pun mengusap air mata nya dengan paksa. "Kenapa kakak harus izin dulu sama aku?"

"Kamu mau denger enggak?" tanya Ravita kembali.

"Mau kak," jawab Keyran antusias.

Ravita pun mendekatkan mulutnya ke telinga Keyran. "Tapi kamu jangan cerita ke Nino iya."

"Beres kak."

"Jadi waktu itu kakak pernah di posisi kamu juga, tapi ini lebih parah. Waktu itu kakak punya cowo, lebih tepatnya just friend soalnya cowo itu sama sekali enggak nunjukin rasa suka itu ke kakak."

"Nah kakak tuh cinta banget sama cowo itu. Pernah waktu itu kakak ketahuan kalo kakak suka sama dia, dia jutek banget ke aku, nengok sedikit aj ke aku enggak pernah. Akhirny kakak galau parah dan memutusakan menutup hati serapat-rapatnya."

"Tapi, pas kakak di kantin rumah sakit Jepang, kakak enggak sengaja ketemu sama Nino dan enggak tau kenapa kakak nyman sama Nino, kakak takut ini ke dua kalinya disakitin sama laki-laki, ternyata dugaan kakak salah, Nino enggak separah itu justru itu Nino baik banget sama aku. Dan aku sekarang bersyukur Sama Tuhan," cerita Ravita pada masa lalu nya.

"Kakak bersyukur bisa ketemu kakak sebaik kak Nino. Aku juga bersyukur bisa jadi adiknya kak Nino," ujar Keyran lalu memeluk Ravita.

Ravita pun membiarkan adik dari pacar nya memeluk dirinya, yang penting Keyran bisa nyaman.

Keyran pun melepas pelukannya. "Aku mau kaya kak Tata aja, tutup rapat-rapat perasaan aku. Kalo udah ada yang cocok baru aku buka lagi hati aku."

"Kalo kamu kuat, coba aja. Tapi jangan sampe buat perasaan kamu sakit dan jangan lupa kalo punya rahasia cerita ke kakak aja, daripada di pendem terus-terusan nanti berujung sakit."

"Keluar yu, kita jalan-jalan. Kamu tuh cantik, enggak pantes nangisin laki-laki brengsek begitu," sambung Ravita mencoba membuat Keyran happy kembali.

"Aku ganti baju dulu iya kak," izin Keyran.

"Iya udah, kakak nunggu di bawah iya." Ravita berjalan menuju pintu kamar Keyran dan pergi menuju ruang tamu.

^^^

"Gimana keadaan Keyran sekarang, Yang?" tanya Nino yang sedang duduk di soffa ruang tamu.

"Udah enggak sedih lagi. Aku ajakin dia ngemall boleh?" izin Ravita kepada kekasihnya.

"Sama aku juga iya?" ujar Nino sambil mengusap rambut Ravita dengan halus.

"Iya udah sana mandi dulu, kamu aja belum mandi minta ngikut."

"Mandiin," ucap Nino dengan suara manja nya.

Ravita langsung memukul lengan Nino dengan kencang. Nino mengaduh kesakitan sekaligus terkekeh melihat tingkah lucu Ravita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang