[08]

243 49 40
                                    

SELAMAT MEMBACA

⚘⚘⚘

Waktu berjalan sebagaimana mestinya. Detik berganti menit yang berjalan menghampiri jam yang seperti berlari menuju minggu yang merangkak cepat sampai ke bulan yang pelan-pelan sampai ke tahun. Banyak hal yang datang dan pergi menyuguhkan berbagai diaroma waktu sebagai kenangan nan indah yang tak terlupakan.

"Baiklah sampai di sini dulu kuliah kita hari ini. Sekian dan terima kasih. Sampai jumpa di kelas berikutnya," kata dosen mengakhiri mata kuliah pragmatiknya.

Hari demi hari berganti begitu cepatnya menemani berbagai kesibukan Arga yang sekarang sudah berstatus mahasiswa semester dua di salah satu perguruan tinggi di Surakarta. Hampir setahun sudah lamanya ia meninggalkan kota Purwodadi yang begitu menyuguhkan kenangan-kenangan indah untuknya. Neneknya pun sekarang sudah tinggal di rumah Pak Hasyim dan Bu Zulaikha. Ditemani mereka di sana sebab Arga harus ikhtiar untuk menimba ilmu di kota penuh godaan itu.

"Habis ini kamu masih ada kelas, Arga?" tanya seorang gadis dengan jilbab merah marun yang lantas tersenyum.

Arga balas tersenyum lalu berkata, "Enggak ada, kenapa?"

"Boleh minta tolong, Ga?" tanya gadis itu, Arga hanya mengangguk. "Anter aku ke toko buku buat beli buku yang disuruh dosen, bisa?"

"Ya udah, ayok," kata Arga beranjak mendahului gadis berjilbab marun itu yang langsung mengekor di belakang Arga.

Sudah hampir setahun ini Arga mengenal gadis itu. Anita namanya. Ia satu jurusan dengan Arga di pendidikan Bahasa Indonesia dan keduanya berteman dekat sebagai sahabat. Arga nyaman sekali bertukar cerita, ide dan gagasannya mengenai suatu hal pada Anita, pun sebaliknya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama ketika Anita meminta Arga menemaninya ke toko buku dan Arga tentu tak pernah punya alasan untuk menolak.

"Ga, kita makan siang dulu, yuk, aku yang traktir," kata Anita ketika plastik berat berisi beberapa buku sudah ada di tangannya, senyum sumringah turut menghiasi wajahnya.

"Aduh maaf, Nit, aku enggak bisa," jawab Arga canggung ketika wajah Anita berubah datar. "Kamu kan tahu aku kerja paruh waktu habis ini, maaf."

"Oh iya aku lupa, enggak apa-apa deh lain kali aku harus traktir kamu pokoknya," kata Anita menghibur diri lantas membonceng motor Arga.

"Siap deh," jawab Arga sekenanya langsung saja mengegas motornya mengantar Anita pulang.

Setelah menyusuri jalanan kota Surakarta yang cukup ramai, pemandangan sebuah rumah dengan halaman cukup besar dan taman luas penuh bunga-bunga nan indah berseri yang di tutupi pagar semacam gerbang tinggi menjulang menjadi tujuan Arga. Anita lantas turun di depan rumah mewah itu.

"Enggak mau mampir dulu, Ga?" tawar Anita setelah turun dari motor sembari berharap diiyakan oleh pemuda itu.

Bersamaan dengan itu, pintu gerbang terbuka lantas keluarlah seorang wanita setengah baya. "Non Anita udah pulang?" sapanya pada Anita lalu tersenyum pada Arga.

"Iya Mbok."

"Aku langsung aja ya Nit, udah telat nih masuk kerja," kata Arga seraya menutup kaca helmnya.

"Iya udah hati-hati loh, jangan lupa salat dhuhur dulu, Ga!" teriak Anita ketika Arga sudah mengegas motornya dengan kencang.

"Cie, siapa itu Non Anita?" tanya Mbok Rinah menggoda majikannya yang tersenyum malu-malu. "Pacarnya, ya, Non?"

"Apa sih Mbok? Cuma temen kuliah, kok," katanya pada Mbok Rinah yang langsung mengikuti langkah Anita yang diam-diam tersenyum sembari mengamini perkataan pembantunya itu.

Diantara Doa Aku Mencintaimu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang