[15]

157 29 23
                                    

SELAMAT MEMBACA

⚘⚘⚘


Matahari turun dari peraduan siangnya. Sore di tiup-tiup angin lembut membelai waktu yang menuntunnya sampai pada senja yang cahayanya temaram lembut. Setahun sudah aroma kota Mesir menemani riak langkah Fajar menuntut ilmu. Universitas Al Azhar nampak megah di antara deru panas gurun pasir.

Waktu benar cepat berlalu bagi Fajar. Dua semester telah ia lampaui dengan lancar dan nilai IPnya cukup memuaskan. Rutinitas harian Fajar selain pergi ke kampus adalah duduk santai di kursi taman yang lumayan panjang sembari menikmati buku-buku bacaan yang di belinya di pasar loak dekat kampusnya sembari sesekali melirik orang-orang yang lalu lalang dengan kesibukan masing-masing. Fajar melirik jam di tangannya yang memunjukan waktu di mana ia harus bergegas. Satu kelas lagi dan kuliahnya selesai hari ini. Fajar merapikan buku-bukunya dan berjalan cepat melewati lorong-lorong yang cukup ramai riuh.

Mahasiswa-mahasiswa dari berbagai belahan dunia yang menimba ilmu di Al-Azhar tengah sibuk dengan halnya masing-masing. Ada pula yang santai dan ada pula yang seperti sedang diskusi serius di sepanjang lorong.

Bruk...

Tak sengaja sebab sibuk merapikan buku-buku di tangannya, Fajar menabrak seseorang yang juga tampak buru-buru entah dengan alasan apa.

"Aduh .... " kata Fajar ketika merapikan bukunya yang jatuh dan menolong merapikan kertas-kertas seseorang itu yang juga jatuh berantakan ke mana-mana.

"Maaf, kamu orang Indonesia?" Gadis bercadar yang bertabrakan dengan Fajar berkata dengan hati-hati dalam menyusun kalimat. "Kebetulan saya juga."

"Oh iya, saya orang Indonesia."

"Alhamdulilah, maaf tadi saya buru-buru sehingga tidak sengaja menabrakmu." Gadis bercadar itu tersenyum meski ditutupi, tapi terlihat dari sorot matanya yang sesekali melirik ke lawan bicara.

"Tidak apa-apa. Mungkin lain kali bisa lebih hati-hati." Fajar berdiri setelah buku-buku dan kertas rapi di tangannya

"Maaf, tapi boleh saya meminta bantuan?" Gadis itu ikut berdiri mensejajari Fajar.

"Apa yang bisa saya bantu ukhti?"

"Saya mahasiswa baru di sini dan belum banyak tahu kampus ini, maaf boleh minta tolong tunjukan di mana ruang kelas saya?" Gadis itu menyodorkan kertas jadwal kuliahnya pada Fajar.

Fajar yang sudah setahun berkuliah di Al Azhar sudah tentu cukup paham letak-letak ruangan di sana. Fajar berjalan lebih dulu setelah tersenyum sebagai tanda akan nenolong gadis itu. Suasana riuh terbelah oleh Fajar yang banyak bicara guna menunjukan jalan ke tempat-tempat yang harus gadis itu kunjungi seperti kamar mandi atau perpustakaan dan setiap ruang kelas kuliahnya.

"Nah ini ruangnya, maaf saya hanya bisa menunjukan sedikit dari Al Azhar sebab saya juga ada kelas setelah ini, Ukhti." Fajar segera berpamitan.

"Terima kasih. Maaf, jika boleh tahu nama anda, ya Akhi?"

"Fajar, panggil saja saya Fajar."

"Saya Fatimah. Terima kasih sekali lagi Akhi Fajar."

"Saya pamit dulu kalau begitu, assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Fajar berlalu. Lorong-lorong Al-Azhar cukup ramai ketika Fajar melintas menuju kelas. Mata kuliahnya sudah hampir mulai ketika ia duduk di bangku belakang.

****

Mata kuliah Fajar selesai. Sore sudah sampai peraduan malam. Cukup sunyi ketika Fajar tengah membaringkan diri di ranjang kamarnya yang tidak terlalu luas. Musim dingin sudah mulai tiba dengan gigil yang mengoyak tubuh Fajar. Meski musim dingin di Mesir tidak sampai menginjak angka minus seperti di negara-negara eropa, tapi untuk seorang seperti Fajar yang merupakan orang Indonesia asli, suhu 10° derajat celcius sudah sangat dingin sampai ke tulang.

Diantara Doa Aku Mencintaimu [End]Where stories live. Discover now