17. SKY

201K 18.8K 2.4K
                                    

"Aku, adalah salah satu orang yang mengharapkan kisahmu berakhir dengan bahagia. Meski bukan aku, sang pemeran utama yang akan mendampingimu nantinya."

**

Cuman mau ngasih tahu, aku suka kalau kalian nebak-nebak alur. Apalagi tebakannya pada salah 🤣

Kalian team

#StarlaJuna
#StarlaDewa
**

STARLA menundukan kepalanya, mengetikan sesuatu di layar ponsel yang sedang ja genggam. Gadis itu tengah berada di kantin dengan kedua temannya, berada tidak jauh dari meja yang sedang diduduki Dewa dan kedua temannya.

Starla Sherena A :
Kenapa lo pake jaket itu?!!

Arjuna Pradipta :
Lah, emang kenapa?

Starla Sherena A :
Kita kan udah sepakat buat nggak pakai barang couple.

Arjuna Pradipta :
Selama lo nggak make, nggak bakal ketahuan, kan?

Starla Sherena A :
Lo tuh, ya!!!

"Starla!" panggil Natasya seraya menepuk bahu temannya itu, karena sejak tadi Starla tidak kunjung merespon pembicaraan mereka.

"Kaget gue, Ca!" Kesal Starla, hampir saja gadis itu melemparkan ponselnya.

"Abis, dari tadi gue sama Caca tuh ngomong. Lo nggak ngerespon, sibuk sama handphone. Ada apa emang? Chat dari pacar?" Tebak Larissa.

"Nah, itu tau kalau gue lagi chat sama pacar. Kenapa diganggu?"

"Sumpah, gue belum percaya kalau lo punya pacar," ucap Natasya curiga.

"Belum, kan? Berarti bakalan," balas Starla.

"Emang pacar lo gimana, Star? Jangan bilang manusia lagi, gue tau pacar lo manusia bukan alien. Siapa gitu maksud gue, anak presiden atau apa gitu?" tanya Larissa.

Starla merubah raut wajahnya menjadi serius. "Ada apa tiba-tiba kalian kepo tentang cowok gue?"

Melihat perubahan raut wajah Starla itu, sontak Natasya dan Larissa saling bertatapan. Ini adalah pertama kalinya gadis itu menampakan raut wajah tidak suka.

Namun, beberapa detik setelahnya, Starla tertawa. Membuat Natasya dan Larissa kembali saling pandang, bingung. Cewek ini kenapa, sih?

"Muka lo bedua, jadi banget, dah." Starla tertawa geli seraya menggelengkan wajahnya, "kenapa? Takut gue marah? Kesinggung?"

"Nggak lucu, kampret. Gue ngeliat muka lo berubah aja udah takut," ujar Larissa, kesal.

"Tai lo Star, ah." Timpal Natasya.

"Lagian, siapa suruh kepo?"

"Lo tuh mancing kita buat kepo, Starla sayang," ujar Natasya penuh penekanan.

Starla hanya terkekeh, kemudian matanya tidak sengaja menatap ke arah Arjuna yang tengah bersama Dewa. Seperti tidak ada yang sadar kalau sekarang mata Starla dan Arjuna sedang bertemu, seperti membicarakan sesuatu hanya mereka berdua yang tahu.

"La!" Bahu Starla kembali ditepuk oleh Natasya. Gadis itu mengikuti arah pandangan Starla. "Ngeliatin siapa lo, Dewa?"

Starla menggelengkan kepalanya. "Arjuna ganteng, ya?"

"Bah, lo jangan coba-coba dah sama Juna. Itu cowok kalau sama cewek, dinginnya ngalahin kutub utara. Nungguin Arjuna mau deket sama cewek, tuh, kayak nungguin bebek beranak," peringat Larissa.

"Masa, sih? Emang sesusah itu naklukin dia?"

"Dari semua anak EAGLE nih, Star. Yang paling susah dideketin itu Arjuna, gue ngeliat dia sama cewek nih pertama kali dalam hidup gue, waktu Mama sama kakaknya ke sini."

"Jangan bilang lo naksir Juna, Star?" celetuk Natasya.

"Kalau iya, kenapa?"

"Sinting lo sumpah! Abis deketin ketuanya, sekarang wakilnya. Lo emang minta dihujat sama semua cewek SMA MATAHARI ya, Star?" tanya Larissa, gemas.

Bukannya takut mendengar kata hujat, jiwa Starla justru merasa tertantang. Kalau ia bisa, kenapa tidak? Gadis itu menarik senyumnya.

"Oh, no, no. Jangan senyum kayak gitu, Star. Gue ngeri, kayak ada rencana yang lo lagi pikirin," komentar Natasya ketika melihat temannya itu tersenyum.

"Kenapa sih, Ca? Senyum kan ibadah," ucap Starla.

"Tapi senyum yang berasal dari seorang Starla tuh, senyum kematian." Kata Natasya, hiperbola.

"Apaan sih, Ca. Emang gue death angel?"

"Lo-" ucapan Natasya terpotong, ketika Starla menghentikannya akibat ada bunyi telepon.

"Bentar, bentar," ujar Starla. Gadis itu meraih benda pipih yang ia simpan di saku seragam. Memeriksa deretan nomor yang tertera di layar, lalu menggeser ikon hijau yang tertera di layar.

"Halo?"

"Non, Sky dibawa kerumah sakit. Sekarat!" ujar Bi Inah.

Mata Starla membuat. "Sky? Astaga, dia kenapa?!"

"Ceritanya panjang, Non. Sekarang dibawa ke dokter langganan non Starla, buruan ke sini ya, Non!"

Tanpa berkata apa-apa lagi, Starla mematikan teleponnya. Bukan bergegas menuju parkiran dan pergi, gadis itu malah berjalan menuju meja yang terdapat Dewa.

"Dewa!" Panggil Starla.

Tidak hanya sang pemilik nama, namun keenam temannya yang berada di sana pun ikut menoleh. Dewa mengernyitkan dahinya, saat melihat raut wajah Starla tidak seperti biasa. Gadis itu ... terlihat panik?

"Kenapa?" tanya Dewa, cuek.

"Tugas keempat, anterin gue!"

"Mau bolos, lo?"

"Anterin gue, sekarang!" ucap Starla, wajah gadis itu memerah yang seketika membuat Dewa sedikit terkejut.

"Lo kenapa, sih? An-"

"Anterin gue sekarang, kalau lo mau bebas dari hukuman 30 hari lo!"

Dewa menaikkan sebelah alisnya, namun seketika menarik senyum dan berdiri. "Oke."

*TO BE CONTINUED*

Jadi ... ada apa?

Dewa : ScelusWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu