19. KEJUTAN

202K 18.5K 2.1K
                                    

"Kelak, jika aku meninggalkannya. Aku tahu, bahwa dia akan baik-baik saja."

**

Q : kalau ikutan PO, biasanya apa yang kalian harapkan selain TTD penulis?

**

STARLA menatap Dewa yang berlari menjauh dalam diam. Gadis itu tidak mengeluarkan ekspresi apa-apa, selain diam dan menatap punggung Dewa yang kian menghilang.

"Bos, ayo Bibi sama Mamang anter ke sekolah," ujar Bi Inah seraya menggoyangkan tubuh Starla.

Starla menoleh, kemudian menggelengkan kepalanya. "Jangan ke sekolah, Bi. Ke rumah aja."

"Tapi ... buku sama tas Bos Starla ada di sekolah, 'kan?"

"Gue masih bisa beli yang baru, Bi. Lagian, maling macam apa yang mau ngambil buku sama tas nggak guna gitu." Starla menggelengkan kepalanya.

Bi Inah dan Mang Joni saling pandang. Mungkin, Starla tidak akan peduli kalau tas sekolah yang ia anggap sepele itu harganya bisa menyelamatkan nyawa anak kos selama satu bulan.

"Gue mau ngambil Sky dulu di dalam, Bi." Starla kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan yang banyak dipenuhi stiker binatang itu.

Beberapa menit kemudian, Starla keluar dengan menggendong seekor kucing berbulu putih yang sangat lebat.

"Sky mau makan apa?" tanya Starla lembut seraya menatap kucing kesayangannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sky mau makan apa?" tanya Starla lembut seraya menatap kucing kesayangannya itu. Gadis itu mengangguk-angguk dan bergumam, seolah memang ia sedang berbicara dengan Sky.

"Miaw!"

"Kamu baru sembuh, masa udah mau makan bakso? No, no, makan yang sehat," ujar Starla.

Bi Inah dan Mang Joni saling pandang seraya menggelengkan kepala, begitulah kelakuan Starla jika sudah bertemu dengan Sky. Gadis itu seperti benar-benar bisa berbicara dengan Sky.

Sangat berbanding jauh dengan sifat asli Starla yang cenderung ke arah gadis bar-bar. Ia seperti berubah menjadi sosok lembut dan penyayang ketika bertemu hewan dengan bulu lebat itu.

"Ayo, Bi, pulang," ajak Starla. Wajah gadis itu sangat berbeda saat ia mengajak Bi Inah pulang, dengan saat ia menatap Sky.

***

Barisan motor besar yang dinaiki anak-anak EAGLE sudah berderet rapi di depan sebuah gedung tua. Mereka sangat hapal akan tempat ini, ialah basecamp RAJAWALI yang sudah sangat lama ditinggalkan.

Dewa menatap lurus ke depan dengan kilatan amarah di iris matanya. Sedangkan di seberangnya, Axel sedang tersenyum puas karena berhasil mendapatkan umpan yang pas untuk membawa Dewa.

Tidak sebanding dengan jumlah, Axel yang di belakangnya terdapat dua puluh anggota RAJAWALI berlawanan dengan Dewa yang hanya membawa ketujuh inti EAGLE. Sesuai janjinya.

"Yah, kalau lo telat datang sedikit aja, atau lo berani bawa pasukan. Tadinya gue pengen nyicip cewek lo ini dulu," teriak Axel dengan senyum gilanya.

Dewa mencengkram erat stang motornya, ingin turun namun Arjuna menahan.

"Jangan gegabah, Wa. Kita nggak sebanding," nasihat Arjuna.

"Lepasin Sheril, urusan lo sama gua!" Teriak Dewa.

"Jaminannya apa kalau ini cewek gue lepasin, lo nggak bakalan kabur?" balas Axel.

"EAGLE bukan pengecut," ujar Dewa. Cukup membuat Axel menarik senyum kemenangannya.

"Wa, gue belom sarapan kalau disuruh berantem, mereka banyak," bisik Tama.

"Ngapain lo takut, sih? Nggak liat badan mereka cungkring udah kayak triplek? Itu mah, Indra sendiri aja yang lawan udah bisa," celetuk Bagus.

"Bangsat, lo mau ngorbanin gue?" Indra menoyor kepala Bagus, kesal.

"Diem, woy. Lagi tegang, nih," tegur Reon.

"Lo maju ke tengah, baru ini cewek gue lepasin," perintah Alex.

Dewa sudah bersiap melepaskan helm dan jaketnya, namun gerakan Arjuna membuatnya berhenti. Cowok itu menoleh, mendapati Arjuna menatapnya seraya menggeleng.

"Mereka pasti udah nyiapin jebakan, Wa," ujar Arjuna.

"Lo tahu harus apa," sahut Dewa. Cowok itu turun dari motor besarnya, kemudian berjalan ke tempat yang diinginkan Axel.

Di depannya, Axel juga melangkah mendekati Dewa. Bukannya melepaskan Sheril, cowok itu malah menyuruh teman-temannya memegangi gadis itu dan ia berjalan menghampiri Dewa.

"Kita duel," ujar Axel ketika berada tepat di hadapan Dewa.

Dewa menarik seulas senyum. Tidak menunggu aba-aba, cowok itu langsung melayangkan tinjuan mentahnya ke wajah Axel yang sepertinya belum siap.

Perkelahian dua orang itu tidak dapat dihindari, baik kubu Axel maupun Dewa, mereka semua hanya bisa diam tanpa membantu. Karena salah langkah sedikit, Sheril yang berada di tangan RAJAWALI bisa bahaya.

Dewa menendang, meninju hingga memukul Axel membabi buta. Anehnya Axel seperti tidak melawan dan hanya diam. Hingga Dewa menghentikan aksinya, saat ia merasa cowok itu sudah terkapar.

"Lemah," ledek Dewa. Ia membuang ludahnya yang bercampur dengan darah, akibat Axel yang tadi sempat meninju pipinya.

Cowok itu mendongak, ke arah RAJAWALI. Ia menatap Sheril yang tidak berkutik karena dipegangi oleh dua orang lelaki.

"Lepasin dia," ucap Dewa dingin.

Mereka meneguk salivanya, kemudian melepaskan Sheril. Gadis itu langsung berlari, memeluk Dewa dengan erat. Tubuhnya lemah dan bergetar, Dewa dapat merasakannya hingga cowok itu balas memeluk Sheril dengan erat.

"Wa, awas!" Bertepatan dengan teriakan Arjuna yang tengah berlari ke arahnya, mata Dewa membulat dengan sempurna kala melihat tubuh Arjuna yang sudah membeku.

Dengan sebilah pisau yang menghunus tepat di perutnya.

To be continued

300 KOMEN UNTUK NEXT

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN!

KOMEN MENUNGGU NEXT PART SEBANYAK-BANYAKNYA UNTUK UPDATE LEBIH CEPAT!

JANGAN LUPA FOLLOW BIAR KAMU NGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE :

cantikazhr
cantikazhrstory
we.are.eagle
Dewa.ryoji
Starla.aslca

Dewa : ScelusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang