18. KAITAN

196K 19K 2.6K
                                    

"Seperti permainan melengkapi puzzle, tanpa aku, permainan itu tidak akan pernah usai."

**

Q : SCELUS tamat di part 40, yes or no?

**

DI SEPANJANG jalan menuju tempat yang di tunjukan Starla, mata Dewa terus menatap ke arah spion yang sengaja ia naikkan sedikit agar bisa melihat ekspresi gadis yang sedang duduk di boncengannya itu.

Ini cewek kenapa coba? Batin Dewa.

Kalau ada kejuaran tentang gadis paling tidak jelas di dunia, ialah Starla Sherena Alsca. Gadis ini kadang menjadi sosok yang menyebalkan, menyenangkan, tidak bisa ditebak dan tidak jelas dalam satu waktu.

"Belok kiri, Wa!" teriak Starla. Gadis ini sepertinya memang hoby menyuruh belok mendadak.

Dewa membelokan motor besarnya, hingga mereka sampai di sebuah tempat yang menurut Dewa sangat asing. Namun, ia melihat dan mendengar suara-suara dari berbagai macam binatang.

"Buset, ini kebun binatang?" gumam Dewa.

"Ayo, masuk!" Ajak Starla, gadis itu menarik tangan Dewa dengan cepat.

Entah sebenarnya ada apa, Dewa selalu diam dengan apa yang dilakukan Starla padanya. Aneh, kan? Padahal gadis yang bisa berdekatan dengan Dewa selama ini hanya Sheril. Dan, kemana semua perasaan kesal Dewa saat berada di dekat Starla?

"Sky gimana?" tanya Starla saat bertemu dengan Bi Inah.

"Tadi, Sky makan makanan kadaluarsa, Non. Terus muntah, lemes, bibi panik," jelas Bi Inah.

"Kok bisa sampe ada makanan kadaluarsa sih di rumah, Bi?" tanya Starla frustasi. Wajah gadis itu memerah, matanya memanas. Siapa sangka sosok Starla Sherena Alsca bisa terlihat seperti ini?

"Sky itu apaan, sih?" tanya Dewa yang sejak tadi penasaran.

"Kucing," sahut Bi Inah.

Bola mata Dewa hampir saja melompat keluar. Jadi, ia bertaruh nyawa di jalanan membawa Starla hanya untuk seekor kucing?

"Lo nyuruh gue ngebut, demi kucing doang?" tanya Dewa tak percaya.

"Doang?" Mata Starla menajam, "Sky itu emang cuman kucing, tapi dia berharga. Gue udah rawat dia dari dia baru lahir, sampai dia besar, sampai dia udah kayak anak gue sendiri."

"Kucing masih bisa beli lagi, Star," ujar Dewa.

"Sky itu nggak bisa digantikan sama apapun!" Starla melotot, namun air matanya meleleh. Cukup untuk membuat Dewa terkejut. Gadis ini kenapa?

"Kenapa nangis?" tanya Dewa bingung.

"Siapa yang nangis?" Balas Starla dengan gaya sengaknya seperti biasa, "gue kelilipan!"

"Sering bolos pelajaran nggak bikin gue segoblok itu buat nggak bisa bedain mana kelilipan mana nangis," ujar Dewa. Cowok itu menggelengkan kepalanya.

Starla membuang wajah ke arah lain, entah menahan malu karena ketahuan Dewa kalau ia menangis. Atau kesal kenapa cowok itu harus peduli?

Ruangan itu terbuka, muncul sosok pria mengenakan jas putih dengan name tag Dr. Lukman di bagian dada sebelah kirinya.

"Dok, Sky gimana?" tanya Starla yang langsung menghampiri lelaki itu.

"Sky baik-baik saja. Untung dia cepat dibawa ke sini," jawab lelaki dengan balutan jas putih itu.

Starla menghela napasnya lega. "Aku kira dia bakalan mati."

"Emang kenapa kalau dia mati?" tanya Dewa. Sungguh, itu hanya seekor kucing. Starla bisa membeli seribu kucing lagi jika ia ingin.

"Lo nggak akan pernah paham arti berharga, karena mungkin dalam hidup lo, lo belum pernah merasakan kehilangan," ucap Starla dengan nada dingin.

Dewa hanya diam. Omongan gadis itu benar, selama hidupnya, Dewa tidak pernah kehilangan apapun. Ia selalu mendapatkan lebih, yang membuat cowok itu sering meremehkan.

Ponsel cowok itu berdering, nama Arjuna tertera di layar membuatnya segera menggeser ikon hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Lo di mana?" Sambar Arjuna.

"Di dokter hewan, kenapa?"

"Sheril diculik Rajawali," ujar Arjuna yang membuat mata Dewa melotot.

"Panggil semua anak EAGLE, ke basecamp, sekarang!"

"Mereka minta cuman anak inti EAGLE yang datang, kalau enggak ...," ucapan Arjuna menggantung.

"Apa!"

"Kalau enggak, mereka bakalan nyakitin Sheril."

"Shit!" Dewa mengumpat dengan kesal.

Telepon itu ia matikan sepihak, Dewa ingin segera pergi dari sana untuk ke basecamp dan menghampiri Rajawali. Bagaimana bisa mereka berani menculik kekasih Dewa?

"Lo mau ke mana?" tanya Starla ketika Dewa hendak melangkah.

"Lo punya pacar, kan? Telepon cowok lo, suruh dia anterin lo balik ke sekolah."

"Kok?"

"Gue punya pacar, dan sekarang dia butuh gue," ujar Dewa menatap Starla tajam.

To be continued

Cantika emang suka nulis yang pendek dan nggak bisa panjang, nggak usah dikomenin sependek apa part ini, daripada aku badmood berakhir nggak update berbulan-bulan😜

Dewa : ScelusDonde viven las historias. Descúbrelo ahora