#7 The Truth

235 26 0
                                    

Di rumah Hoseok

Eunha POV

"Sial!!" teriakan itu menyadarkanku dari lamunan.

Setelah aku mendapatkan berkas itu, Hoseok oppa membawaku kembali ke rumahnya. Sekedar untuk mengecek berkas apa yang dimaksud dari pesan singkat dari ayahku pada Hoseok oppa.

"Wae? wae??"

"Ini hanya sekedar data diri Park Im Hwan dan putranya. Jika hanya ini, aku pun bisa melacaknya sendiri tanpa harus melibatkanmu." jelasnya. Sangat terlihat raut wajahnya yang frustasi. ".. Kau yakin hanya ini? Tidak ada yang tertinggal?"

"Eoh, tidak ada yang tertinggal." aku bahkan ingat betul tatapan mata Suga seakan menangkap basah apa yang aku lakukan.

"Ahh.. Aku yakin ayahmu tidak mungkin hanya asal saja mengirim sesuatu jika bukan hal penting."

Sebenarnya apa yang ingin ayah sampaikan?
.
.
.

Suga POV

Sudah beberapa lama aku menatap foto ini. Foto hasil tangkapan CCTV ketika ayahku yang terbaring lemah.. Mungkin lebih tepatnya mayat ayahku. Sangat tergambar jelas darah yang keluar memenuhi keramik lantai di sekitaran tubuh ayahku.

Dan Jung Abeonim tertelungkup dengan pistol di tangan kirinya. Berpakaian kemeja abu. Ia berada tidak jauh dari ayah. Namun yang menarik perhatianku adalah..

Pria berjaket kulit hitam dan masker yang senada dengan jaketnya. Ia berjongkok di dekat abeonim. Ia menatap kearah Jung Abeonim yang terbaring lemah.

"Eoh.. Wae Suga-ya?" jawab seseorang dijauh sana. Aku tidak tahan dengan ketidaktahuan ini. Aku perlu menyelidikinya.

"Taehyung-ah, bisa bantu aku? Kau pintar dalam menyelidiki kasus, bukan?" Kim Taehyung, dia sudah ku anggap saudara sendiri. Sejak kepergiaan ayah, Kim Taehyung hadir menemaniku.

"Dengan senang hati."

"Oke, aku akan kirim foto dan detailnya di email, thank you."
.
.
.
Jam 11.00 PM

Hoaamm~
Ternyata sudah enam jam aku bekerja. Kurasa hari ini cukup dulu. Hmm sejak Eunha keluar kamar sudah tidak terdengar lagi suaranya. Kemana dia?

Kau tahu? Semakin aku jam berputar, semakin aku merasa bersalah pada Eunha. Aku tidak takut ia marah padaku. Aku lebih takut ia tidak pernah menerimaku lagi.

Terlebih setelah aku melihat foto itu. Kecurigaanku hampir 99℅ menghilang pada Abeonim. Bahkan aku membuang Eunha pada saat dia benar-benar membutuhkanku. Kekasih macam apa aku ini? Aku akui aku salah. Amat sangat. Tapi, aku tidak ingin kehilangan Eunha lagi,

untuk kedua kalinya.

"Yeoboseyo?"
.
.
.

Eunha POV

"Yeoboseyo?" Suga meneleponku. Ada apa? Apa jangan-jangan ia mengetahui berkas 30 yang hilang!?

"Neo Eodini?" God please help me. Jangan biarkan dia mengetahui berkas itu.

"Eumm.. Di rumah temanku, ada apa?"

"Dimana? Biarku jemput, ini sudah larut malam." Apa aku akan dimasak sekarang? Mengapa perasaanku mengatakan kalau aku ke sana maka aku akan mati??

"Eunbi-yaa.. Siapa yang kau telepon?" teriak Hoseok oppa dari pintu kamar mandi. Aigoo, bahkan jarak kamar mandi dengan ruang tengah tidak begitu jauh. Tidak perlu bukan untuk berteriak? 🙄

"Siapa itu?? Namja?.." tanya Suga dari telepon.

"Ani, sudah ya ku tutup."

"Tidak mau, sebutkan alamatnya atau aku lacak sendiri dan menyeretmu pulang."

Pulang?

"Arraseo, tunggu 15 menit aku sampai. Bye!" segera kututup telepon darinya. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Hoseok oppa, apa dia sengaja berteriak??

"Wae? Wae?? Mengapa menatapku seperti itu? Aku menyelamatkanmu bukan? Dari Suga.." jawabnya santai sambil duduk di sofa sebelahku.

"Ani, kau bahkan menambah senjata untuk kematianku..." benar, kan! Dia tahu bahwa teleponnya dari Suga. "... Sudahlah antar aku kembali kesana. Sebelum rumah ini di bom. Nanti aku tinggal di mana?"

"Eunha-ya.. Dengarkan aku. Jangan terlena lagi dengan Suga. Dia dipihak musuh sekarang, kau tahu sendiri kan? Ayahmu masuk penjara karenanya, keluarganya." Hoseok oppa kembali mengingatkanku akan tujuan kita. Alasan mengapa aku bertindak sampai sejauh ini. Nadanya berubah dari saat ia menganggu teleponku tadi.

"Pikirkan ayahmu, aku serius."

"Aku tahu."
.
.
.

Min's House

"Aku pulang." tepat pukul 00.00 aku sampai rumah Suga. Tidak seperti rumah pada biasanya, di jam-jam seperti ini yang sudah gelap gulita. Di sini semuanya masih tampak bersinar, ditambah sorotan tajam dari 'tuan muda' rumah ini.

"Jam berapa ini?" Waw.. Seketika aku mengingat mendiang ibuku.

"Tepat tengah malam..?"

"Seorang gadis kabur dari rumah ke rumah teman PRIA di malam hari!? Kau mulai sakit, Eunha-ya." setiap katanya seakan sengaja ia tekankan terlebih pada saat 'pria' itu.

"Bukan.. Itu.. Tunggu, rumah? Sepertinya kau perlu meralat kalimatmu, jangan buat aku seakan benar-benar kabur dari rumah."

"Memang benar, ini rumah keduamu bukan? Dimana lagi kau akan tinggal setelah rumahmu itu disita negara?" apa ia mulai merendahkanku sekarang? Aku benar-benar tidak habis pikir sekarang, aku mulai sakit hati dengan perkataannya.

"Hentikan omongan ini, aku lelah." aku perlu istirahat sekarang, sebelum aku benar-benar sensitif karenanya.

Srrret~

"Beritahu padaku siapa pria yang bersamamu? Siapa pria yang bahkan kau kunjungi sampai tengah malam?" ia menggenggam erat lengan kananku. Ntah apa alasan ia tiba-tiba seperti ini (lagi).

"Bukan urusanmu." aku benar-benar lelah, biarkan aku tidur! Mungkin malam hari lah yang membuat situasi kian panas.

Aku segera pergi ke kamarku. Dan berharap besok akan lebih baik. Ya, mungkin saja malam ini hanya mimpi. Jangan terjebak Eunha-ya. Ingat tujuan utamamu, dunia sudah berubah. Engkau sudah berubah. Duniamu.
.
.
.
"Bahkan ia mengetahui nama masa kecilmu, JUNG EUNBI...! Aku tidak menyukainya."

TBC...

Woahh selesai sudah chapter flashback ini. 🎉🎉 Chapter italic ini 😂😂 selanjutnya bakal sangat jarang bertemu italic nihh... Ato ditetapin aja jdi italic? Wkwkw. Terima kasih buat supportnya dari vote yang kalian ksh 😭😭 terharu dan termotivasi berkat kaliann.. Maaf kalau updatenya gak tentu, karena kl dijadwalin authornya gemes sendiri / nge-blank sendiri (anak labil)

Jadi ya mohon doanya semoga mencapai Ending ya guyss.. Thank youu pokoknya buat support FFku. 💖

Death Missions [END] #WATTYS2019Where stories live. Discover now