#12 Let's End This Sh*t [END]

325 24 0
                                    

.
.
.
"Park Jimin."

Suga POV
Ntah apa yang membawanya kembali saat ini. Park Jimin, sahabat lamaku atau sekarang bisa kukatakan sebagai mantan sahabat?

"Apa kabarmu, Min Yoongi?" kata Jimin dengan smirk khasnya itu kepadaku.

Kejadian AD Corp yang mulai bangkrut adalah saat terakhir aku bertemu Jimin. Aku sangat ingat bagaimana raut wajah panik Jimin saat tahu Kim Namjoon—kakak (angkat) kesayangannya itu harus dibawa ke ruang operasi karena kebakaran yang terjadi di studio tempat Namjoon hyung bekerja.

Itu adalah terakhir kali aku melihat Jimin. Namun, aku tidak tahu mengapa itu menjadi awal dari kisah ini.

Jung Eunha, gadis yang saat ini sedang berada disampingku. Ia menatap kosong kearah Jimin. Eunha, gadis ini sepertinya tidak tahu apapun sekarang. Aku menggenggam tangan kanannya dan sedikit menariknya agar berada dibelakang tubuhku.

"Ah sepertinya kau baik-baik saja terlebih kau masih bisa bersama gadis itu, ya kan Jung Eunha-ssi?" ucap Jimin sambil sedikit membungkukan badannya agar sejajar dengan tinggi Eunha. Aku bisa merasakan tubuh Eunha tiba-tiba mematung saat Jimin memanggil namanya. Tanpa sadar aku menggenggam tangan Eunha lebih kuat, tapi sepertinya hal itu semakin membuat Eunha menjadi lebih ketakutan.

"Lalu bagaimana kabar Min Jongmin ahjussi? Apa dia sehat?" nada bicara mengejek langsung tertangkap pada indera pendengaranku. Aku bahkan tidak mengerti mengapa ia menjadi seperti ini sekarang?

"Sepertinya ayahmu kembali hidup karena kau memaafkan putri dari pembunuh ayahmu." Aku benar-benar habis kesabaranku sekarang.

"JAGA UCAPANMU, PARK JIMIN!"

"MIN YOONGI!!" Kali ini ia mulai berani berbicara keras, aku bisa melihat rahangnya menguat. "Kau dan keluargamu.. Berapa banyak yang harus kalian ambil dariku!?"

Aku rasa kita harus berbicara, Jimin-ah.

Eunha POV
"MIN YOONGI!! Kau dan keluargamu.. Berapa banyak yang harus kalian ambil dariku!?" pria bernama Park Jimin itu akhirnya meluapkan amarahnya sekarang. Tidak, aku seharusnya tidak berada disini, tugasku adalah mencari Kim Taehyung bukan? Aku tidak bisa diam menonton saja, walaupun ia sepertinya terus saja mengintimidasiku dengan ayah.

Semakin aku berusaha melepaskan genggaman Suga, semakin keras pula ia mengencangkan genggaman itu. Apa? Mengapa ia benar-benar ingin aku melihat ini semua?

"Namjoon hyung, ayah, bahkan Kim Taehyung sekalipun. Kau ambil semuanya!" teriak Park Jimin sambil terjatuh dengan tumpuan pada lututnya. Sesekali aku bisa melihat air matanya membasahi kedua pipinya itu. Apa benar Suga sekasar itu? Apa ini masalah pribadi mereka? Apa inilah dibalik masalah ayahku juga? Aku benar-benar butuh Hoseok oppa sekarang, bantu aku oppa..

Aku terus saja berusaha dan berjinjit agar bisa melihat Hoseok oppa di cafetaria bawah, aku harap setidaknya aku bisa mengirimkan kode pada Hoseok oppa.

Dorr!  Praangg~!
Sebuah tembakan peluru berhasil menghancurkan guci yang berada pada jarak sekitar 10 meter dibelakangku. Peluru itu begitu saja lewat dekat pelipisku.

"Ahh... Apa itu yang ingin kalian dengar dari mulutku?" tanya Jimin mengusap air matanya dan kembali memasukkan pistolnya ke sakunya. Apa ini sebenarnya!?

"KAU GILA!?" teriak Suga padanya. Ini gila, drama apa yang mereka lakukan saat ini?

"Kau mencari Jung Hoseok nona? Sepertinya ia tidak bisa melakukan salam perpisahan padamu.." Apa maksudnya? Tidak mungkin.. ".. Kim Taehyung telah mengurus Hoseok sekarang. Mungkin besok kau akan menemukan jasadnya di Sungai Han."

Dengan sekuat tenaga aku melepaskan genggaman Suga dan berlari ke tepi agar bisa melihat cafetaria lantai satu. Benar saja, Jung Hoseok tidak lagi berada disana.

Aniyaa... Aniyaa... Tidak mungkin!

"AYAHKU BUKAN PEMBUNUH! AKU JUGA BUKAN PUTRI DARI PEMBUNUH! DAN LEPASKAN HOSEOK, IA TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN INI SEMUA!" Aku benar-benar ketakutan dan menangis, aku takut bahwa perkataannya benar terjadi karena keluarga terdekat bagiku hanya tinggal satu-satunya, Jung Hoseok oppa.

"Maaf nona, Hoseok memang tidak ada hubungannya denganku, tapi ada hubungannya dengan Taehyung. Keputusan ada di tangannya, ya walaupun kemungkinan besar memang jasadnya akan ditemukan mengapung besok pagi." Ini gila! Ini bukan hidup yang kudambakan sejak dulu. Dimana letak mulai kesalahannya?

"Ahhh.. Aku ingat bagaimana Kim Taehyung bekerja dengan lihainya waktu itu, suara pistol yang menggema diseluruh ruangan dan tubuh para karyawan ADCorp memenuhi lantai 1. Kau tahu padahal Taehyung baru berlatih malam sebelumnya. Dia memang anak buah kesayanganku."

Deg!
Jadi Kim Taehyung..
Aku terkejut mendengar kisah yang dilontarkan Jimin akan malam itu, ya sepertinya malam dimana ayah Suga meninggal. Raut wajah Suga tidak jauh berbeda denganku, apa ia juga baru mengetahui ini semua?

"Aksi paling memukaunya adalah disini, di tempat ini, lantai yang kita injak. Min Jongmin ahjussi.. Dorr! Mati." ucap Jimin dengan cerianya. Ia bebar-benar psikopat.

"Oh~ Jung Taeseok, ayahmu benar-benar serangga, nona! Ia hampir saja mengacaukan rencana brilliantku. Namun, siapa sangka ia benar-benar memakan umpanku. Aku harus benar-benar mengucapkan terima kasih pada ayahmu, ia.. Malaikat pelindungku." Jimin menceritakannya sambil memutar pistol yang ada di jari telunjuknya.

Aku marah, aku benar-benar ingin sekali dia mati. Ia menghancurkan hidupku, ayah, terlebih Suga. Wajah malaikatnya bahkan memiliki sifat iblis didalamnya.

"ARGHH...! Kauu..!" Aku menangis karena aku benar-benar menahan diri untuk tidak membunuhnya sekarang. Tangan kananku sudah siap menarik pistol yang ada disakuku.

"Jadi apa maumu, Jimin? Apa yang kau inginkan dari kami?" Suga memotong pembicaraanku. Aku tahu ia juga sudah lelah mendengar itu semua. Ia lebih memilih menelan semua amarahnya kali ini.

"Apa mauku? Keadilan. Aku tidak bahagia sekarang, maka kalian harus demikian. Kalian ambil Namjoon hyung, maka aku harus ambil kebahagiaan kalian. Eunha, aku tahu kau menderita dalam kebahagian, maka aku akan menghilangkan deritamu. Let's end this sh*t, Eunha-ya." Aku benar-benar benci orang itu, seakan semua pandanganku menjadi gelap.

DOR! DOR!

Aku memejamkan mata dan dua suara tembakan menggema di ruangan. Padahal aku hanya menarik pelatuknya sekali, apa kami saling menembak? Park Jimin sudah tersungkur bersimbah darah di hadapanku. Lalu..

"MIN SUGAA!" aku berlari menghampirinya, Suga bahkan tidak jauh berbeda kondisinya dengan Jimin. Tidak, tidak tidakk.. Bukan seperti ini rencananya.

"Hey, jangan tertidur!! Min Suga, masih dengar suaraku kan? Tidak, tidak bolehh tidakk...!" Aku mengangkat kepalanya keatas kedua kakiku, lalu menekan luka tembak yang berada di dada kirinya, setidaknya meminimalkan darah yang keluar dari tubuhnya.

"Maafkan aku, Eunha-ya. Maafkan aku selama ini adalah derita dalam kebahagiaanmu. Maaf aku tidak pernah mempercayaimu." ucap Suga pelan dan terbata-bata. Aku menangis sambil menatap matanya yang semakin melemah.

"Tidak, jangan tinggalkan aku lagi, aku mohon. Aku kuat Suga-ya. Yoong oppa!!" Saat itu Yoong oppa tersenyum lagi padaku. Senyum penuh ketulusan dan cintanya itu, tapi tepat sebelum ia menutup kedua matanya.

THE END

YEAYY!! SELESAI SUDAH FFKU UNTUK PERTAMA KALINYAA 🎉🎉🎉 TERIMA KASIH UNTUK SUPPORT YANG KALIAN BERI DENGAN MEMBACA DAN VOTE CERITA INI.😘😘😘 MAAF KARENA AKU SERING BANGET TELAT UPNYA 😭😭

Tenang Suganya gk meninggal kok, dia cm meninggalkan FF ini dan melanjutkan hidupnya sebagai suami Author.g 😂😋 POKOKNYA TERIMA KASIH BANYAK UDAH MAU MENUNGGU DAN MENDUKUNG FF NUBI INI SAMPAI ENDING. TERIMA KASIH YAAA SEMUANYAA 😘😘 I LOVE YOU 3000💕

Death Missions [END] #WATTYS2019حيث تعيش القصص. اكتشف الآن