#10 Found You

238 24 0
                                    

"Eunha-ya.. Aku..." sekarang kenapa lagi? Tunggu kenapa dia semakin menunduk kesini, dia mau... Muntah??

"Yak!! Yakk!! Suga..!" aku sangat mengutuk diriku yang kurang kuat dibandingkan dia. Dengan cepat aku menutup kedua mataku dan secara otomatis aku menahan nafasku. Aku pasrahkan semua keadaan sekarang ini.

Cup!
.
.
.

Eunha POV

Saat ini seakan aku lupa bagaimana cara bernafas, bagaimana aku harus bertindak. Bunyi jarum jam semakin terdengar kencang ditelingaku sampai rasa itu hilang.

"Aku cemburu..."

Bruggg~

Hhh~

"Hei! Sajangnim!" lihat ini? Mana sisi tanggungjawabnya? Seakan tanpa rasa bersalah ia terbaring di lantai.

"Aishhh~ sebenarnya apa masalah orang ini?!"
.
.
.

Malam semakin larut, namun mata ini tak kunjung minta beristirahat ini. Ani, sepertinya bukan salah mataku, tapi orang yang dihadapanku. Pria yang sedang terbaring dengan wajah polosnya seperti seorang bayi. Ia terlalu tampan untuk dilewatkan.

Tetapi, sangat disayangkan sikapnya amat sangat bertolak belakang dengan wajahnya itu. Andai kalau saja ia sedikit lebih lembut, andai kalau saja ia mau mendengarku sedikit saja. Mungkin, aku tidak akan pernah bisa meninggalkannya.

"Mianhae.. Mianhae.. Eunha-ya, ini salahku.." ucapnya parau. Sebuah air matanya membasahi pipinya.

Ahh.. Apa yang dia mimpikan sekarang?

"Wae mianhae? Hmm?" ucapku pelan sambil menyisir pelan poninya. "Kenapa nangis??" aku mengusap air matanya. Ntah kenapa hatiku ikut perih rasanya. Hhh~ kenapa langit begitu kejam pada kita? Apa takdir kita benar-benar harus seperti ini?

"Eunha-ya.. Dengarkan aku. Jangan terlena lagi dengan Suga. Dia dipihak musuh sekarang, kau tahu sendiri kan? Ayahmu masuk penjara karenanya, keluarganya."
"Pikirkan ayahmu. Aku serius."

"Aku tahu." seketika ucapan Hoseok oppa kembali menyadarkanku. Ani, sebaiknya aku tidak seperti ini.
.
.
.

Besok paginya
Tok tokk tokk..

"Ini sup penghilang rasa mabuknya, sajangnim." Ya, seperti dugaanku kemarin adalah 'acara' pertama kalinya. Maka dari itu Kim Ahjumma membuatkan sup itu setelah aku memberitahu keadaannya sekarang.

Tidak ada jawaban (seperti biasa) namun kali ini dia menatapku. Dingin. Tapi aku tidak tahu apa maksudnya.

"Mendekatlah." ucap Suga setelah aku meletakkan sup itu di mejanya sekarang. Aku takut tapi kurasa kakiku lebih berani melangkah padanya.

Cup!
Sebuah kecupan kecil di punggung tangan kananku. Hatiku kembali berdesir, sekaligus sakit. Seperti malam kemarin.

"Masih berdegup?" kau masih bertanya?

"E.. Eoh?"

"Nado." aish! Orang ini masih mabuk ternyata.

"S.. Sagwahae..yo. (Minta maaflah)." jawabku padanya. Dia patut minta maaf, apa perlu kuberitahu kelakuannya seharian kemarin?

"Aniya, tidak akan pernah. Aku tidak merasa bersalah." jawabnya mantap. Wah, dia benar-benar melupakannya. Dia mabuk berat.

"Eoh? Kau tidak ingat.."

"Aku ingat. Itu.. Hmm kisseu. Aku tidak akan pernah menyesal." rasanya aku ingin sekali saja menampar wajah itu. Apa dia menganggap rendah padaku.

"Gila." ucapku tajam padanya. Aku menghempaskan lenganku yang sedari tadi ia genggam.

Srrhh~

Secarik kertas jatuh tepat didepan sepatuku. Gambar yang seharusnya kulihat lebih cepat. Gambar yang bisa membuatku tanpa alasan lagi untuk tinggal bersamanya. Yap, gambar hasil tangkapan CCTV tentang ayahku.

"Give me a Second Chance." aku mengambil secarik kertas itu. Kurasa ini yang dibutuhkan Hoseok oppa.

"Saya permisi dulu, sajangnim." aku perlu membuat laporan.

'[JH] Found out.'
.
.
.

"Pria berjaket hitam itu.. Siapa?" tanyaku sesampainya di markas.

"Kalau persepsiku benar, maka dia adalah Kim Taehyung." jawabnya sambil terus memegang foto itu.

"Siapa dia..?"

"Dia teman SMAku. Yah, kami belajar bersama, bahkan kami pernah begitu dekat.." ia terdiam sesaat.

"Wae..?"

"Ahh... Benarkan ternyata ayahmu tidak pernah asal bicara." jawab Hoseok kembali ceria. Yah.. Sepertinya yang tadi tidak perlu kembali diungkit.

"Good Job, Eunha ya. Ayo.. Kita makan daging. Setelah itu baru kita pikirkan kembali rencana selanjutnya." ucapnya lagi dengan senang.

"Ehh.. Aniyo, oppa. Aku masih harus menemani Suga.."

"Wae? Selesai Eunha-ya. Pekerjaanmu disana sudah selesai. Kau tidak perlu menyamar lagi. Sisanya akan kuurus." ah iya..

Alasanku benar-benar menghilang sekarang.
.
.
.

Author POV
Di Tempat Lain

"Apa dia masih mencari datamu?" tanya seorang pria pada pria lainnya. Pakaian rapih. Terkesan gelap, yang cukup menggambarkan perasaannya selama ini.

"Tidak, ia sedang mencari data orang lain." seakan patuh pada pria itu. Pria yang tidak terlampau jauh usianya, namun status berjalan diantara mereka.

"Bagus terus alihkan perhatiannya, sampai lokasinya siap." jawabnya.

"Tenang saja, ia sedang dimabuk asmara lagi dengan seorang wanita."

"Ahh... Sudah bertemu mainan baru?" tanyanya sambil menahan tawa gelinya terhadap orang yang ia bicarakan saat ini.

"Bukan, masih wanita yang sama. Jung Eunha."

"Eumm.. Putri dari pembunuh ayahnya ya? Hahaha..." ia melepaskan tawa itu sekencang-kencangnya. Ia pikir, dunia ini cukup menarik untuk dimainkan.

"Oh ya, siapa yang harus kau selidiki sekarang, Kim Taehyung?"

"Jung Hoseok."
.
.
.
'Semakin menarik...'

TBC..

Death Missions [END] #WATTYS2019Where stories live. Discover now