Colloquium

28 1 0
                                    


"Kemenakanku, Lanfan ... Bagaimana kabar ibumu?" tanya sebuah suara dari seberang ruangan, terdengar tenang dan berwibawa.

"Terimakasih atas perhatian Paman Ketua. Ibunda sedang menjalankan tugasnya bersama Bibi. Terakhir kudengar melalui komunikasi jarak jauh, beliau sehat-sehat saja dan tidak sabar untuk segera kembali ke kediaman ini," jawab gadis itu lancar.

"Ibumu adalah adik istriku, tentu saja aku ingin mendengar kabar tentangnya. Walau istriku selalu mengirimkan kabar, sesekali aku perlu mendengarkan informasi dari sudut pandang lain. Perempuan itu terkadang melebih-lebihkan laporannya bila menyangkut tentang adik kesayangannya."

"...Baiklah, bila Paman Ketua menginginkan saya akan melaporkan kabar yang saya terima dari Ibunda."

Lanfan memberikan penjelasan mengenai tugas ibunya pada Ketua Klan. Gadis itu berusaha memperingkas laporannya, tetapi beberapa kali terpotong oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Ketua Klan sehingga dia harus memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pemuda jangkung yang memasuki ruangan bersama Lanfan menggunakan kesempatan itu untuk mengamati situasi yang sedang dia hadapi. Ketua Klan, orang yang duduk di satu-satunya kursi terpisah di seberang ruangan itu tidak seberapa besar posturnya. Namun dia merasakan tekanan bagai berhadapan dengan raksasa di hadapannya.

Walau jubah luar yang dikenakan tidak terlalu banyak ornamen, tetap terlihat berkelas dibandingkan jubah-jubah sutera dengan warna maupun sulaman mencolok yang dikenakan orang-orang lain di ruangan itu. Mungkin berkat pilihan warna yang digunakan. Mungkin juga karena wibawa sebagai seorang Ketua Klan besar yang terpancar.

Bola mata kanannya yang beriris merah bergerak memfokuskan penglihatan pada rangkaian cincin logam dan rantai di jemari masing-masing tangan Sang Ketua Klan. Hanya sesaat, tetapi cukup baginya untuk mengetahui bahwa yang dikenakan adalah aksesori segel yang sama dengan yang tersemat di telinga kanannya. Dari penglihatan itu juga, dia mengetahui bahwa di kedua pergelangan kaki Sang Ketua yang tersembunyi di balik celana panjang dan jubah terdapat aksesori segel juga.

Membuat pemuda itu bertanya-tanya, sebesar apa kekuatan yang disegel oleh semua aksesori itu.

"Mata Rubi! Rupanya ledakan energi kemarin memang berasal dari dirinya..." bisik salah satu dari orang-orang paruh baya yang hadir di ruangan pada yang orang lain di sebelahnya.

"Tak salah lagi, wujudnya memang lebih seperti orang Barat, tapi dia mewarisi darah Wu," bisik yang lain.

Masih banyak lagi bisikan-bisikan sejenis yang tidak terlalu dia perhatikan karena terlalu sibuk berusaha untuk tidak kehilangan sinyal kecil yang mungkin akan diberikan oleh Lanfan saat basa-basinya selesai.

Namun di antara semua bisikan senada, ada satu celetukan yang seharusnya terlalu lemah dan jauh untuk tertangkap oleh telinganya.

"Tubuhnya terlalu jangkung! Lelaki itu bertubuh pendek, tidak mungkin dia adalah puteranya... ."

Dia baru akan mencari tahu dari mana asal suara yang mengucapkan kalimat itu, ketika Lanfan memberinya isyarat melalui gerakan tangan. Tanda sebentar lagi waktu baginya untuk berbicara.

"...Pemuda di belakangmu, diakah tamu dari Barat yang kau katakan itu?" tanya sang Ketua Klan.

"Benar," jawab Lanfan seraya menggeser posisi berdirinya dengan melangkah ke sebelah kiri. "Dia juga memiliki plakat lama klan kita," gadis itu menambahkan. Tangan kanannya bergerak dengan gestur yang lebih halus untuk meminta Alex kembali melangkahkan kaki hingga posisi yang ditunjukkan oleh ujung telapak tangannya.

Ketika dia berada tepat di sampingnya, gadis itu berbisik, "Berhenti di situ, lalu perkenalkan dirimu!"

Pada langkahnya yang ketiga pemuda itu berhenti kemudian membungkukkan badan untuk memberi hormat. Saat melakukan itu lengan kanannya disilangkan di depan dada sementara telapak tangannya menutup area jantung. Gerakannya luwes tetapi tidak gemulai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Right EyeWhere stories live. Discover now