2. Ini Namanya Jodoh!

7.3K 1K 193
                                    

"Galen oh Galen, kenapa engkau ganteng? Bagaimana dia tak ganteng, dia pacar Dita. Dia pacar Dita!"

Suara nyanyian Dita terdengar dari gumaman dari bibir gadis itu. Mata cokelatnya tampak menatap deretan cokelat berbagai merk di depannya dengan penuh semangat. Tangannya mengambil asal beberapa cokelat berbeda merk lalu menaruhnya ke troli belanjaannya yang hampir penuh-yang rata-rata isinya adalah cemilan.

Hari ini adalah hari libur karena tanggal merah, Dita merasa senang sekaligus sedih. Senang karena tidak memikirkan pelajaran dan bisa berbelanja di supermarket, dan sedih karena tidak bisa bertemu Galen. Sebenarnya dia ingin sekali pergi mengunjungi rumah Galen, namun tidak ada yang mengetahui alamat rumahnya-dia terlalu misterius.

"Dita sayang!"

Dita spontan menoleh ke belakang ketika merasakan seseorang menepuk bahunya sambil menyapa.

Sosok laki-laki berwajah secerah mentari, namun terlihat idiot di mata Dita-tampak berdiri di belakangnya sembari memamerkan senyum.

"Sial amat gue, pagi-pagi udah ketemu bocah idiot!" Dita sepenuhnya berbalik dan menatap malas ke arah pacar lima menitnya-Harjuna Gloreon.

"Dita kalau ngomong suka bener, Abang Juna emang idiot banget. Indah, Dermawan, Ikhlas, Objektif , Tangguh!"

"Bodo amat!"

Dita mendorong trolinya pergi karena merasa malas jikalau harus meladeni bocah buangan dari Mars seperti Juna.

"Belanjaan lo banyak amat, cemilan semua lagi. Nggak takut gendut?" Tapi sayangnya Juna malah mengejar dan berjalan bersebelahan dengan Dita.

"Nggak!" jawab Dita ketus.

"Tapi nggak apa-apa kalau nanti lo jadi gendut kayak boboho, abang Juna tetep setia kok! Cinta dan hidup abang Juna hanya untuk Dita seorang!"

"Diem lo!"

"Untuk urusan My Baby Dita, bibir seksi abang Juna nggak bisa diem. Bibir ini ditakdirkan untuk selalu memuja dirimu yang cantik nan rupawan ini. Bunda percaya kan ucapan Kakanda?"

"JIJIK KAMPRET!!"

Dita berteriak kesal dan mengambil asal kotak tisu berukuran besar di dekatnya lalu memukulkannya kepada Juna. Dia seolah ingin muntah mendengar panggilan Bunda-Kakanda yang menurutnya sangat menggelikan.

"Pergi lo! Jauh-jauh dari gue!" Dita melempar kotak tisu yang sudah tidak karuan kepada Juna. "Terus bayar tuh tisu!"

Dengan mood berantakan, Dita mendorong trolinya pergi meninggalkan Juna yang tampak meratapi nasib. Lelaki itu mengeluarkan ponselnya dan langsung memfoto kotak tisu itu lalu mengetik sesuatu,

"Update story wa, 'Tisu mahal gaes, diimpor dari Zimbabwe, yang mau bisa chat!'."

^_^_^_^_^

Lima menit sudah Dita menunggu taksi, namun kendaraan yang identik dengan warna biru itu belum juga nampak. Jikalau lima menit kemudian belum juga ada taksi yang lewat, Dita terpaksa akan naik angkutan umum.

Dita pantang menggunakan transportasi online. Di era sekarang, sudah banyak orang yang mengandalkan transportasi online karena mudah dan juga praktis. Namun jika semua orang menggunakan transportasi online, bagaimana nasib orang-orang yang mencari uang lewat transportasi offline?

GANTENG!

GANTENG!

Lamunan Dita terbuyar ketika mendengar suara berisik dari pekikan tertahan dari belakangnya. Saat ada kata 'ganteng', otaknya langsung teringat kepada Galen. Ah, dia sungguh merindukan lelaki itu!

Frozen's LoveWhere stories live. Discover now