four

19 3 2
                                    

Rafa mematikan mesin motor dan membuka helmnya. Setelah menaruh helm tersebut di atas jok motor, lelaki itu mengeluarkan secarik kertas belanjaan dari kantung celananya. Rafa menghela napas, Minggu paginya seharusnya terasa indah jika saja sang ibu tidak menyuruhnya menggantikan Bi Puput untuk berbelanja. Sangat disayangkan asisten rumah tangganya itu masih mendapat jatah liburan untuk beberapa hari kedepan, sehingga dirinya yang terkena imbas untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.

Hawa dingin langsung menyeruak ketika Rafa membuka pintu minimarket perumahan tersebut. Setelah mengambil keranjang belanjaan, lelaki itu menyusuri lorong demi lorong untuk menemukan barang yang sesuai dengan yang ibunya catat. Setelah selesai dengan bahan makanan, Rafa kembali mengambil keranjang kedua untuk mengisi barang kebutuhan sehari-hari.

"Mbak, yang ini nggak promo, ya?"

Suara yang berasal dari meja kasir itu sontak membuat Rafa menoleh, ia melihat seorang gadis dengan rambut sebahu tengah berdiri membelakanginya sembari memegang dua bungkus keripik kentang.

"Promonya udah berakhir kemarin, Kak." gadis itu mengangguk menanggapi ucapan kasir. Ketika hendak berbalik, kedua bola matanya bertemu dengan bola mata milik Rafa.

"Eh, ada Lala cantik!" sapa Rafa dengan sumringah, menutupi keterkejutannya karena dapat bertemu Lala di hari libur sekolah ini. Tarik ucapannya, Minggu paginya sekarang lebih indah dari biasanya.

Lala terlihat terkejut, namun ia segera mengontrol ekspresinya. Gadis itu hanya mengangguk menanggapi sapaan Rafa, membuat Rafa gemas sendiri dibuatnya.

"Lo tinggal di daerah ini juga?" tanya Rafa, mengikuti langkah kaki Lala yang berjalan menuju lorong bagian makanan ringan. Lagi-lagi respon gadis itu hanya mengangguk tanpa menoleh kepada lawan bicaranya.

"Gue tinggal di Blok C, lo?" Rafa memerhatikan Lala yang terlihat sangat serius memilih makanan ringan. Tak kunjung mendengar jawaban, ia ingin membuka mulut untuk mengulang pertanyaannya ketika Lala akhirnya berbalik menatapnya.

"Blok B." jawab Lala sembari menaruh makanan ringan pilihannya ke dalam keranjang. Rafa tersenyum mendengar jawaban tersebut.

"Rumah kita nggak jauh-jauh amat, dong." ucap Rafa. Merasa tak perlu menjawab, Lala meneruskan langkahnya menuju lorong selanjutnya. Sama seperti Rafa, Lala juga diperbudak ibunya untuk berbelanja, sementara Dian dan Dirga sibuk berpacaran di rumah.

"Oh iya, gue belum selesai belanja." gumam Rafa seraya membuka kembali catatannya. Diam-diam Lala menoleh, memerhatikan Rafa yang tengah mencari merk sabun mandi yang hendak dibelinya. Tak lama kemudian gadis itu kembali terfokus untuk mengingat apa saja barang yang harus ia beli.

"Lo disuruh belanja juga, ya, La?" tanya Rafa saat melihat Lala yang menaruh beberapa kotak pasta gigi ke dalam keranjangnya. Lelaki itu sudah selesai dengan belanjaannya. Beberapa barang tidak ditemukannya sehingga keranjangnya tidak berat seperti yang seharusnya. Namun Rafa sengaja menunda diri untuk membayar, sudah ada satu rencana di dalam pikirannya.

"Iya." jawab Lala singkat, mengulurkan kembali tangannya untuk mengambil dua botol cairan pembersih mulut. Setelah merasa semua titipan ibunya sudah berada di dalam keranjang, gadis itu berjalan menuju kasir, tak lupa diikuti oleh langkah kaki Rafa di belakangnya.

Tak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk membayar, karena suasana minimarket itu masih sangat sepi, hanya perlu menunggu seorang anak kecil yang membeli satu botol air mineral sebelum giliran mereka untuk membayar.

MisadventureWhere stories live. Discover now