seven

9 1 0
                                    

Bel istirahat berdering, membuat seluruh siswa MIPA 4 menghela napas lega setelah dua jam pelajaran menghadapi pelajaran matematika. Setelah Pak Herman menutup pertemuan dan melangkahkan kaki keluar dari kelas, sebagian siswa mulai berbondong-bondong berjalan menuju arah yang bersamaan ; kantin.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Lala dan Sarah. Dengan lengan yang saling bertautan, kedua gadis itu berjalan di koridor dengan wajah yang tersenyum lega.

"Akhirnya udara segar!" Sarah melebarkan tangan kirinya yang bebas, seakan sangat menikmati suasana istirahat sekolah tanpa bayang-bayang rumus dan angka. Sementara Lala hanya tersenyum tipis, memaklumi tingkah sahabatnya yang terkadang diluar pemikiran orang-orang waras.

"Hei!" seseorang menepuk bahu Sarah, membuat mereka berdua refleks menoleh, mendapati empat lelaki pencuci mata gadis-gadis Balayudha.

"Alvin!" Sarah melambaikan tangannya tanpa melepas senyum sumringah di wajahnya. Sedangkan Lala tersentak, bola matanya langsung menangkap wajah Rafa yang menyeringai ke arahnya.

"Eh, ada dua bidadari MIPA 4 nih!" sahut Tirta semangat.

"Tapi yang satu udah sold out." balas Dino sembari menunjuk Sarah, membuat gadis itu terkekeh. Pandangan Dino beralih kepada Lala yang tengah menantikan akhir dari perbincangan ini. "Tinggal yang ini, nih!"

"Enak aja." Rafa dengan cepat menjitak kepala Dino dan Tirta. Lelaki itu dengan spontan menunjuk Lala, tak luput dengan cengirannya. "Yang ini jangan di ganggu, sebentar lagi sold out sama gue."

Mereka semua sontak tertawa, tentu saja pengecualian untuk Lala. Rasa risih mulai perlahan-lahan muncul, membuat gadis itu refleks menyikut pinggang Sarah, memberi kode untuk segera pergi. Tentu temannya itu sangat paham dengan kode yang diberikan Lala, namun siapa yang tak mau melihat sang kekasih dengan waktu yang lebih lama?

"Kalian mau ke kantin juga?" tanya Sarah tiba-tibe, membuat keempat lelaki itu serempak mengangguk. "Kalo gitu bareng aja!"

Kedua bola mata Lala melebar, sikutannya semakin kuat namun Sarah tampak tak peduli bahkan terlihat tersenyum penuh kemenangan. Dalam hati Lala merutuki perbuatan gadis di sebelahnya ini. Mendengus kecil, pandangan Lala tak sengaja kembali terarah kepada Rafa, yang juga tengah menatapnya dengan lamat. Gadis itu mendengus sebelum memalingkan pandangannya.

Lalu disinilah mereka, mendadak menjadi spotlight karena dua bidadari MIPA 4 dan pangeran tampan MIPA 6 duduk di meja yang sama, saling melahap makanan masing-masing sembari berbincang santai dan tertawa, membuat siswa lainnya menatap mereka sembari berdecak kagum. Ada yang menatap dengan pandangan iri, ingin juga berbagi meja dan bertukar cerita dengan mereka.

Berbeda dengan Sarah yang memang sudah lama kenal dan akrab dengan para lelaki ini, Lala yang kurang pandai berbaur sangat terlihat tidak nyaman dan ingin segera menyudahi makan siangnya. Ia hanya sesekali menimpali dan tertawa secara paksa, lebih memilih fokus dengan mi goreng spesial di hadapannya. Berkali-kali ia menyenggol Sarah yang duduk di sampingnya, berharap ia dapat mengatakan sesuatu sehingga mereka bisa pergi dari sini. Namun gadis itu hanya mengabaikannya dan memilih untuk mengobrol dengan Alvin yang berada di sampingnya, membuat Lala bersumpah akan membalas perbuatan gadis itu nanti.

Kemudian ia memalingkan pandangannya, menatap lelaki di hadapannya yang sedari tadi secara terang-terangan memerhatikan dirinya. Alasan utama Lala merasa risih sekarang.

Rafa memalingkan pandangannya seakan terfokus dengan baksonya, walau ia sendiri tahu jika ia sudah tertangkap basah telah memerhatikan calon gadisnya. Entah apa yang membuat kedua mata Rafa tak bisa berpaling dari pemandangan di hadapannya, seakan Lala adalah pemandangan yang sangat disayangkan untuk dilewati, sekalipun gadis itu belum menampilkan senyumannya hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MisadventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang