six

6 1 0
                                    

"Misi! Air panas!" gerombolan manusia di depan Dino sontak menjauh, membuat lelaki yang memegang nampan berisi empat mangkuk bakso itu dapat berjalan leluasa menuju meja dimana teman-temannya menunggu.

"Lama amat, Nyet." Tirta segara mengambil mangkuk bagiannya dan melahap bakso tersebut.

"Lo nggak lihat apa itu manusia pada nyerbu Bang Mamet semua?" tunjuk Dino pada gerai bakso Bang Mamet yang ramai dengan siswa kelaparan. "Lo juga modal ngutang doang mau minta cepet. Sadar diri lo, Ndro."

Tirta menyeringai kuda setelah mendapat toyoran dari Dino.

"Udah ah, cepetan makannya, bentar lagi istirahat selesai." tutur Rafa seraya menyeruput kuah bakso. "Gara-gara Si Herman pake acara quiz segala, kepotong deh istirahat kita yang berharga."

"Iya nih," tutur Alvin ditengah kunyahan baksonya. "Gue jadi nggak bisa ketemu sama Sarah."

"Yee dasar bucin!" Alvin tertawa renyah saat ketiga temannya berseru secara bersamaan.

"Denger ya para jomblo, kalian itu ganteng, sana cari pacar, biar bisa bucin kayak gue." jawab Alvin dengan nada bangga, membuat ketiga temannya mendengus kesal.

Saat sedang asik menyantap makan siang sembari bercengkrama, sensasi basah dan panas secara tiba-tiba dirasakan di punggung Rafa.

"Anjrit!" Rafa sontak kaget dan berdiri. Ia berusaha memegangi punggungnya yang terasa sangat panas.

"Astaga, sorry!" gadis itu tak kalah terkejut saat melihat soto ayam yang dibawanya telah jatuh dan merembes ke seragam putih Rafa. Dengan sigap ia menaruh mangkuknya di atas meja dan mengambil beberapa helai tisu. "Maaf, gue nggak sengaja!"

Rafa meringis sembari menerima tisu tersebut. dan menatap gadis di hadapannya. "Iya-iya, nggak apa-apa."

Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke sekitar kantin, melihat seluruh penjuru mata tertuju pada meja mereka. Sudah biasa, sebenarnya. Namun dengan kehadiran seorang gadis di hadapannya mampu membuat perhatian itu menjadi lebih banyak dari biasanya.

Bintang Sesilia. Banyak lelaki Balayudha sepakat bahwa gadis itu mendapatkan peringkat satu dari semua bidadari yang bersanggar di 11 MIPA 4. Ia dan kedua temannya, Adelya dan Eca, selalu berhasil mencuri perhatian dimanapun mereka berada. Namun hari ini adalah hari yang tragis untuk Bintang, lantaran harus menahan rasa malunya karena tanpa sengaja menumpahkan makanannya di tengah kantin, kena orang lain pula!

"Seragam lo hijau semua, Raf." sahut Dino yang tengah mengambil sehelai tisu dan membantu Rafa membersihkan noda soto di punggungnya. "Nggak akan hilang sih, kalo pake tisu doang."

"Anjing, sakit!" erang Rafa. Di tengah ringisannya, lelaki itu melihat Bintang, gadis dengan wajah cemas tak terbendungkan itu hanya menunduk takut, membuat lelaki itu merasa tidak enak. "Santai aja. Gue nggak apa-apa, kok."

"Maaf, sakit banget, ya?" Bintang mendongak, salah besar. Ia kini terperangkap dalam sorot mata Rafa yang meneduhkan, membuat degup jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Mendadak gadis itu tampak gugup. "G-gue anter ke UKS, ya?"

"Nggak usah, gue sama temen-temen gue aja." balas Rafa, merasa tidak enak dengan gadis tersebut. "Lo boleh pergi, kok. Santai aja."

Bintang mengedarkan pandangannya kikuk. "I-iya, gue duluan ya. Sekali lagi maaf banget."

Bintang dan teman-temannya berjalan meninggalkan kantin, membuat Alvin menghampiri Rafa dan menepuk pundaknya dengan cengiran kuda. "Nggak salah, nih? Lo nolak bantuan seorang Bintang Sesilia?"

MisadventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang