wiwsy - 10

1.8K 247 123
                                    

Pagi harinya akhirnya sehun benar-benar membawa jongin ke rumah sakit terdekat tentu dengan ayah juga ibu. Karena hasil semalam benar-benar tidak meyakinkan jadi sehun putuskan untuk memastikannya lagi.

Sehun sudah mengambil antrian dan sedang menunggu dengan duduk tenang di samping sehun. Kedua tangan mereka bertaut saling menenangkan. Jika jongin hamil maka jongin hanya akan menghabiskan waktunya dirumah. Jika jongin tidak hamil maka jongin pasti akan bisa meraih semua mimpinya.

Entah sehun harus merasa senang atau sedih dengan hal itu. Sehun senang tentu saja kalau jongin hamil, artinya sehun akan punya seorang pengikat Yang akan mengikatnya dengan jongin selamanya. Tapi dengan konsekuensi jongin Yang harus homeschooling membuat sehun sedih juga.

Jika boleh memilih makan sehun akan bilang kalau dia ingin jongin hamil saja. Katakan sehun kejam tapi sehun benar-benar tidak ingin ditinggalkan jongin dan keluarga nya. Saat tiba gilirannya dan seorang suster bahkan sudah memanggilnya keduanya pun masuk tanpa ditemani ayah dan ibu.

"Atas nama bapak Gardapati?" Tanya dokter perempuan cantik Yang akan memeriksa jongin

"Iya dokter dan ini istri saya jongin" kata sehun mengangguk

"Wah pasangan Yang masih sangat muda"

"Iya dok" jawab sehun

"Jadi ada keluhan apa jongin? Saya panggil nama saja ya biar kita nyaman"

"Tentu dok, silahkan" kata sehun sambil mengusap tangan jongin

"Emm perut saya benjol" jawab jongin malu-malu

"Oh begitu, baiklah langsung kita coba cari tau saja ya, mari jongin ikuti saya" jongin pun berdiri dan mengikuti si dokter begitu juga sehun.

Jongin disuruh berbaring di tempat tidur dengan nyaman dan berada di seberang alat dan juga dokter Yang berada di sisi kanan jongin. Dokter menarik keatas kaus Yang dikenakan jongin setelah meninta ijin. Dokter juga sempat bertanya dimana Yang benjol dan menyentuh bagian itu tanpa menekannya.

Setelah selesai dengan acara sentuh menyentuh akhirnya sang dokter mengoleskan cairan dingin dibagian Yang jongin sebut benjol lalu mengarahkan sebuah alat dan mulai mengarahkan nya ke perut jongin sedang sehun masih terus menggenggam tangan jongin.

"Alat ini bernama usg gunanya untuk melihat apakah kalian berdua akan punya bayi atau tidak" kata dokter itu dengan kata sederhana membuat sehun dan jongin hanya mengangguk. "Ah ini dia" Sang dokter mengarahkan jarinya ke layar hitam putih dimesin itu sehun langsung mengernyit dalam.

"Yang kecil ini bayi kalian berdua, usianya baru akan genap 8 minggu. Masih sangat kecil. Mungkin hanya sebesar biji jagung. Ini kepalanya dan dia sangat-sangat sehat. Ingin saya cetak?" Jelas dokter itu panjang lebar Yang hanya di jawab anggukkan oleh sehun.

Perut jongin segera dibersihkan dari cairan lengket itu. Sehun membantu jongin untuk duduk dan menerima hasil usg pertama jongin. Menerima banyak saran untuk kehamilan jongin Yang sangat dini dan cara menjaganya juga menjadwalkan temu bulan depan. Setelah semuanya selesai keduanya berjalan keluar sambil bergandengan tangan lagi.

"Bagaimana?" Tanya ayah dengan nada super penasaran dan sehun hanya memberikan hasil usg jongin sebagai jawaban.

"Jadi benjolan itu" kata ibu menggantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi benjolan itu" kata ibu menggantung

"Iya ibu, ayah aku minta maaf. Harusnya ini tidak terjadi kalau saja aku tidak terlalu nekat" kata sehun sambil menunduk dalam membuat ayah juga ibu Abayami hanya tersenyum

"Kita sudah bicara soal ini sehun lagi pula jongin bahagia kok. Iya kan sayang?" Tanya ibu pada jongin dan jongin mengangguk mantap.

"Kita harus cari homeschooling juga menjaga jongin dengan baik setelah ini" ayah menepuk bahu sehun "ayolah masa calon ayah melempem sedih begini. Yang semangat dong"

"Iya ayah" sehun tersenyum tipis dan mengangguk mantap

"Kita cari susu kehamilan. Lalu membeli buah dan sayuran lalu pulang. Ibu akan masak sesuatu Yang istimewa karena hari ini hari istimewa" ibu berjalan sambil menggandeng ayah

"Terima kasih jongin. Aku mencintaimu dan maaf karena membuat mu harus berhenti sekolah" kata sehun

"Cukup dengan terima kasih dan aku mencintaimu. Karena aku senang kita akan punya bayi" jongin tertawa senang membuat sehun langsung memeluk jongin dan mengusap kepalanya gemas.

🐻🐻🐻

Pagi ini sehun bangun terlalu pagi. Sehun membenarkan selimut jongin dan menciumi pipi jongin membuat beruang lucu itu menggulat tanpa mau bangun. Sehun sayup-sayup mendengar suara ayah dengan seseorang didepan rumah. Karena penasaran sehun berjalan mendekati jendela balkon dan membukanya pelan.

"Pak Abayomi pagi" sapa seorang wanita paruh baya tetangga mereka si tukang gosip kalo kata sehun.

"Pagi bu Rajasa" jawab ayah Yang asik menyirami tanaman ibu.

"Jongin keluar ya dari sekolah karena hamil?"

"Iya bu"

"Kalau aku jadi bapak sudah aku suruh jongin untuk gugurkan saja kandungannya biar jongin bisa meneruskan mimpinya saja"

"Dan membuat jongin menyesal seumur hidupnya karena sudah membunuh bayi nya darah dagingnya sendiri?" Jawab ayah super santai.

"Kalau begitu kenapa tidak jadikan bayi itu sebagai anak anda saja?"

"Kenapa harus? Jongin punya suami bu Rajasa"

"Tapi sama-sama masih SMA"

"Tidak ada salahnya juga kan menjadi orang tua diusia Yang muda?"

"Tentu tidak salah tapi apakah itu tidak merepotkan bapak?"

"Tentu tidak"

"Ayah masuk yu" panggil ibu dari dalam rumah.

Ayah pun langsung berjalan masuk. Sehun menghela nafas panjang. Perbuatannya membuat keluarga Abayomi digunjingkan hampir semua orang. Tapi kenapa ayah masih sangat baik padanya? Bagaimana ibu masih mengurusnya dengan baik?

Sehun mengusap sudut matanya. Jika dia ada dirumah papa sehun pasti sudah habis bahkan mungkin sudah ada dirumah sakit atau bahkan mati entahlah. Sehun tetap berdiri hingga seseorang memeluknya dari belakang dan bersandar nyaman dipunggung lebar sehun membuat sehun tertawa.

"Kita sudah jadi seperti artis saja ya? Digosipin" jongin si pelaku pemeluk dengan nada malas bangun tidurnya

"Kamu gak papa digosipin?" Sehun mengusap tangan jongin Yang memeluknya

"Gak papa dong. Yang penting aku kan bahagia. Kenapa harus repot apa kata orang? Kita keluarga tentu saja kita harus saling menjaga satu sama lain" jawab jongin membuat sehun langsung berbalik dan memeluk jongin erat.

"Aku benar-benar mencintaimu dan keluargamu"

"Maka jaga kami dengan baik dan jangan kecewakan kami"

"Tentu sayang. Tentu saja. Aku harus berfikir ratusan kali jika aku akan mengecawakan orang sebaik kalian"

Di keluarga Abayomi sehun diajarkan untuk saling menjaga juga mencintai. Diajarkan untuk saling menguatkan tidak seperti di keluarga Gardapati.

Tbc

Seneng dong biji kopi nambah lagi wkwkwkwk

Btw sore all gimana hari minggu nya?? Aku sih cuma tidur doank wkwk

See ya all

Thank chu and love chu all 😘😘😘

when I was so young (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang