wiwsy - 13

1.7K 244 92
                                    

Sabtu malam yang membosankan untuk sehun karena jongin sedang ingin diam saja dirumah tanpa melakukan apapun termasuk pergi kencan dengannya. Jongin sedang membaca buku sambil bersandar nyaman di kepala ranjang dengan punggung yang disangga dengan bantal miliknya sendiri meninggalkan sehun dengan dunianya sendiri juga kegiatannya mengelus perut jongin yng semakin membesar diusia kehamilan yang hampir memasuki 12 minggu atau 3 bulan.

Mereka baru memiliki 2 foto usg si adek karena ketahuannya pas udah masuk kehamilan usia 2 bulan dan pertama usg juga diusia 2 bulan jadi ya mau gimana lagi.

“sehun gimana sekolahnya?” tanya jongin tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang di bacanya

“boring soalnya udah gak ada kamu disekolah” jawab sehun membuat jongin tertawa. Yang benar aja sih

“kamu ngapain aja dong?”

“ya sekolah lah. Tapi Cuma diem dibengkel doang. Kan udah dibawain bekel sama ibu” kata sehun sambil terus ngelusin perut jongin

“sehun sebenernya pengen jadi apa?”

“apa maksudnya?”

“cita-cita?”

“aku gak punya cita-cita”

“gimana kalo jadi dokter? Adek pasti bangga kalo papa nya jadi dokter”

“hmm aku takut darah”

“kalo gitu mau jadi polisi aja? Keren kan pake seragam”

“tar kalo aku ketembak sama maling gimana? Maling jaman sekarang serem banget lho yank”

“trus mau nya jadi apa?”

“aku mau bahagiain kamu aja gimana?” jawab sehun sukses bikin jongin noleh kearah sehun yang juga lagi ngeliatin dia

“besok ikut aku mau gak?”

“kemana?”

“jalan-jalan sekalian cari barang aku yang ilang”

“pagi aja ya?”

“iya mumpung minggu, tapi janji kalo barang aku ketemu kamu jangan nangis”
“emang apaan sih?”

“ada deh, janji dulu” mengulurkan jari kelingkingnya,pinky promise

“iya deh?” jongin mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking sehun

🐻🐻🐻


Keesokan harinya keduanya benar-benar pergi dengan mobil demi kenyamanan jongin tentu saja. Perjalanan menempuh hampir 30 menit dipagi hari hingga keduanya sampai disebuah taman perumahan elit yang ada dipusat kota. Sehun bahkan harus meminta ijin pada pihak keamanan yang sedang berjaga dan masih mengingat sehun sebagai salah satu penghuni komplek itu.

“dulu aku tinggal disini” kata sehun pada jongin saat keduanya sudah turun dari mobil sehun dan berjalan sedikit masuk kearah taman yang sepi mungkin karena anak-anak belum keluar rumah atau ini hari minggu yang dihabiskan dengan keluarga mereka masing-masing.

“rumahku yang itu” sehun menunjuk sebuah rumah besar dengan pagar super tinggi hingga tak terlihat seperti apa bentuk rumah itu hanya bagian lantai 2 juga atap yang terlihat dari luar sini.

“rumahmu bagus”

“bagus tapi aku benci ada dirumah”

“kenapa kita kemari?”

“dulu aku selalu kesini tiap hari minggu pagi, aku menyimpan barang berharga ku disini” lanjut sehun

Sehun menuntun jongin untuk duduk lalu berjalan mengelilingi taman itu seperti mengingat ingat sesuatu. Sehun bahkan melihat kearah bawah semak dan juga tanaman baru. Jongin jadi membayangkan sehun kecil sedang duduk sendirian di sudut lain taman ini. Yang terkadang menoleh kekanan dan kekiri mencoba mencari teman untuk bermain tapi sayang semua anak akan ada dirumah menghabiskan family time dengan keluarga mereka masing-masing.

“oh ketemu!” teriak sehun membuat jongin beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati sehun yang sedang berjongkok dibawah pohon perindang dan mulai menggali sesuatu di bawah batu bertuliskan “dleam” yang ditulis dengan krayon berwarna biru yang sudah hampir hilang seluruhnya.

Sehun bahkan tidak sadar jika dia hanya menggali tanah basah itu dengan tangan kosong bahkan sudah duduk nyaman ditanah taman yang sedikit basah. Jongin hanya membiarkan saja sehun kotor karena jongin jadi bisa melihat senyuman lebar sehun hanya karena sehun berhasil menemukan sesuatu yang dicarinya. Sehun seperti ingin menunjukkan sesuatu yang tak bisa ia tunjukkan pada keluarganya.

Jongin jadi membayangkan setiap hari minggu sehun akan ketempat ini dan menguburkan banyak hal yang sebenarnya ingin dibaginya tapi tidak bisa. Sehun berhasil menarik sebuah kaleng susu berbentuk bulat usang dari dalam tanah dan kemudian menunjukkannya pada jongin.

Jongin pun ikut duduk disamping sehun dan menunggu sehun membuka kaleng yang sudah hampir rusak itu. jongin sungguh penasaran dengan isi dari kaleng susu formula yang mungkin diminum sehun dulu. Sehun membukanya dan menarik keluar sebuah buku kecil berwarna kuning cerah dan seketika sehun pun tertawa karena mangingat buku kecil itu adalah buku pertama yang dimilikinya.

“lihat, ini buku pertamaku. Aku belajar menulis dengan buku ini bersama bibi Asri pengasuhku. Mungkin waktu aku TK” sehun menjelaskan sambil membuka buku kecil itu. jongin bisa melihat banyak tulisan acak milik sehun seperti menirukan tulisan besar si tengah kertas.

“kamu belajar menulis juga?” tanya jongin

“iya, yang besar ini tulisan bibi Asri yang kecil tulisanku” sehun tertawa ketika mengingatnya. Mengingat tulisannya sendiri yang masih saja jelek sampai hari ini.

Sehun kemudian menarik 2 buah action figure superhero power rangers dengan warna hitam dan juga putih dan memberikannya pada jongin

“aku suka power rangers saat itu” sehun tersenyum “satu hitam dan satu putih karena keduanya berbeda, berlawanan seperti siang dan malam makanya aku suka mereka”

“kenapa? Bukankah rangers merah lebih keren?” tanya jongin

“semua orang menyukai ranger merah maka aku akan menyukai ranger hitam dan putih saja” jawaban sehun benar-benar diluar dugaan “karena aku berbeda”

Terakhir sehun mengeluarkan sebuah kertas putih yang sudah berubah kecoklatan dan juga dengan tulisan khas anak-anak dan menyerahkan kertas itu juga pada jongin. Jongin menerimanya dan sehun hanya mengangguk lalu jongin mulai membuka kertas usang itu.

Satu kata penuh makna yang dapat jongin lihat sebagai impian terbesar sehun selama ini. Kedua mata jongin mengabur karena air mata yang menggenang setelah membaca satu kata hanya satu kata yang mungkin ditulis sehun tanpa sengaja tapi satu kata yang mampu menunjukkan keinginan tunggal seorang Mahawira Sehun Gardapati.

“mimpiku, cita-cita ku dan keinginan ku. Kamu sudah mewujudkan semuanya. Kamu memberiku ibu, ayah bahkan 2 saudara laki-laki. Aku bahagia karena hanya ini keinginanku. Keluarga seperti yang diceritakan banyak orang” kata sehun sambil tersenyum tipis yang mampu membuat perasaan  jongin semakin tidak menentu jongin hanya bisa memeluk sehun erat-erat. Bahkan menjatuhkan kertas yang tadi digenggamnya, kertas usang berwarna pudar dengan tulisan “KELUARGA” dengan krayon warna warni juga tulisan khas anak-anak yang tersimpan puluhan tahun lamanya.

Rahasia kecil putra tunggal Gardapati yang akhirnya bisa terwujud dengan bantuan orang yang dicintainya walau dengan sedikit pemaksaan dan juga rasa sakit.

Tbc

Good morniiiiiiiing!!!!!

Have a nice day all

Love chu and thank chu all ❤❤❤❤

when I was so young (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang