Eight; A Vulture Bird

1.4K 174 21
                                    

Eight; A Vulture Bird

Plague Doctor, seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit terutama wabah yang kembali lagi dari abad ke 14, yaitu wabah Black Death

Orang orang mengatakan bahwa wabah itu ada sebagai hukuman pada manusia yang berdosa, dan seharusnya di cambuk dan di singkirkan

Namun karna adanya hak asasi manusia, maka masyarakat tidak menyiksa para penderita wabah itu, tapi juga tidak merawatnya dengan kata lain membiarkan nya menderita hingga kematian menjemputnya

Maka, sebagai usaha, Plague Doctor akan setidaknya memperpanjang usia korban wabah ini

Metode pemeriksaannya juga lumayan sadis pada abad pertengahan tersebut, seperti meminumkan air raksa secara paksa, merobek kulit orang itu hingga darah serta racun keluar, ataupun juga memutilasinya

Tapi di zaman sekarang melakukan hal itu sama saja dengan melanggar hukum, maka sebagai satu satunya dokter wabah ini aku harus memberi harapan hidup pada pasienku. Sebagai imbalannya aku mendapat banyak informasi dari cerita hidup mereka yang mengesankan

Aku tidak sekejam dokter di abad pertengahan itu, aku membiarkan pasien ku yang masih bisa menggunakan kedua kakinya untuk menghirup udara segar, dan pasien yang masih memiliki tenggorokan bisa meminum air bersih

Namun semua tidak berlaku pada korban yang tidak waras atau memiliki ganguan jiwa. Karna mereka sudah terlalu stres akan penyakit yang tidak kunjung sembuh dan malah menyiksa, mereka menyambuki diri mereka sendiri dan menggila, bahkan menyerang perawat dan aku sendiri

Yah, khusus manusia seperti itu sih.. memakai kekerasan masih bisa di pertimbangkan dan di ampuni saat di meja hijau

Jika korban sudah di ambang batas dan hampir meninggal, Plague Doctor akan menanyakan keinginan terakhir pada pasiennya dan mengabulkannya.

Lalu mayatnya akan di kuburkan atau di  biarkan membusuk di jalanan dengan kondisi terpotong potong atau bahkan tidak terbentuk

•••

Aku menaiki kereta api dari Moscow menuju suatu kota kecil yang mayoritas penduduk nya menderita wabah maut hitam itu. Kota itu sengaja ada untuk menampung orang yang terkena penyakit mematikan itu.

Dimana penerangan di malam hari juga masih terlalu minim, peralatan hanya di berikan seadanya, obat obatan juga sepenuhnya berasal dari bahan alam yang efeknya sangat minim pula, yang kubisa hanyalah bertaruh pada takdir

Lebih kejamnya..., nyawa manusia disana sangat tidak berharga, mati atau hidup tidak ada yang peduli, nyawa manusia sangat murah disana

Orang orang juga sudah terbiasa dengan kostum mengerikan yang kupakai, di stasiun kereta maupun di pemberhentian taksi, karna berbagai sumber sudah menerangkan nya dari tiga bulan yang lalu, saat aku di terima untuk menjadi dokter di kota kecil itu, kota yang tidak memiliki nama itu berjarak sekitar 300 kilometer dari Moscow.

Aku harus berjalan kaki dari stasiun atau mencari tumpangan kereta kuda maupun gerobak karna jalannya lumayan jauh dan kota itu tidak memiliki stasiun atau jalur kereta

Setelah sampai di kota diatas bukit kecil itu, aku berjalan melewati mayat yang tergeletak membusuk di pinggir pinggir jalan, keberadaanku disini sudah seperti burung pemakan bangkai tapi aku tidak peduli, walau pada dasarnya aku memakai kostum ini supaya tidak tertular bukannya untuk menakuti pasien

Suasana disini juga tidak kalah menyeramkan seperti di film horor, tidak ada cahaya matahari, awan hitam dimana mana, tanah gersang, tidak ada tanaman, yang ada hanyalah bebatuan yang perlahan lahan melapuk menjadi pasir

Warning! - 警告: Bungou Stray Dogs x Reader FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang