Twelve; a Dream?

1.6K 148 20
                                    

Twelve; a Dream?

Aku terbangun dari tidurku seketika dari mimpiku, mimpi dimana aku terjebak di ruangan yang hampa itu ketika aku bertemu dengan pria hazel nan tinggi itu. Hati kecilku langsung bersyukur karena kejadian itu hanyalah mimpi. Buktinya aku tidak ada di ruangan yang sama dengan yang tadi, tapi semuanya serasa sangat nyata, sangat nyata sampai aku ketakutan.

Aku menegakkan posisi tidurku diatas kursi helikopter pribadiku ini serta melihat keadaan sekeliling dimana beberapa staff port mafia mempersiapkan pendaratan yang sempurna dibawah sana. Bisa kulihat mobil hitam berbaris dengan rapi serta banyak pria berjubah hitam pula yang berdiri disekitar sana. Melihat itu sekilas aku khawatir. Kemudian helikopter mendarat dengan mulus serta kedatangan perdanaku disambut baik oleh sang pengasa Port Mafia, Mouri Ougai.

"(name)-kun, kerja kerasmu sangat membuahkan hasil disana." ujarnya santai lalu mengajakku masuk kedalam salah satu mobil hitamnya.

Aku hanya menatap diam akan jalanan yang memadat, lampu lampu yang satu per satu menyala untuk menyambut gelapnya malam. Sedangkan aku hanya menatap kosong disana, memikirkan orang orang yang akan kutemui setelah ini. Rasanya tidak asing.

"ngomong ngomong, dimana Chuuya?" ucapku santai sedangkan pria pedofil disebelahku ini bertindak seolah berpikir keras.

"dia? Kemungkinan ia menunggumu."

"untuk apa?"

"entahlah, mungkin pesta kecilnya."

Perbincangan singkat kami ditutup oleh seribu pertanyaan dariku didalam hati dan keheningan sebentar. Mouri disebelahku itu menatap jalanan dengan biasa seolah tidak ada yang terjadi. Tidak ingin mencari masalah, akupun diam saja menunggu aku sampai di markas pusat.

"kau tidak mencari Dazai?"

"dia sudah keluar, bukan?"

"wah, bahkan kau tau informasi yang kurasa cukup mengejutkan bagimu itu. Yah, karena setahuku dia memang orang yang berharga di hidupmu." jelasnya.

Aku mengangguk singkat serta berpikir, sejak kapan pembicaraan kita berdua semakin canggung? Kurasa beberapa hari bahkan tahunan waktu aku di benua Eropa ia sama sekali tidak bisa melepas satupun informasi tentangku, namun dia semakin dingin dari hari ke hari.

Entahlah, mungkin hanya perasaanku?

...

"hei, siapa yang pernah mengizinkan seorang pria masuk kedalam ruangan perempuan?" sahutku kesal saat melihat pria bertopi itu duduk sembarangan diatas kasur orang. Sungguh, benda persegi panjang itu sangatlah penting dan merupakan privasi bagi setiap orang.

"oh, kau sudah datang?"

"hei! Cepat berdiri!" ucapku dengan intonasi yang cukup tinggi.

"bagaimana perjalananmu? Pasti ada banyak kejadian yang sangat kau ingin ceritakan." ah, lama lama aku semakin kesal dengan ucapannya yang sangat percaya diri.

"lima tahun bukanlah waktu yang singkat." sahutku pelan.

Kenangan dalam mimpiku terbesit disana. Aku masih ingat bagaimana mimpi itu berawal dan berakhir, dimana Chuuya menjemputku di lapangan helikopter Port Mafia di Yokohama ini sampai Dazai yang mengunciku di ruangan kosong itu. Aneh, tapi terasa sangat nyata.

Apakah itu sekilas gambaran masa depan?

Tidak ada yang tahu.

"oh ya? Lalu tidakkah ada cerita atau kenangan yang ingin kau sampaikan?"

"tidak." kataku tanpa memperhatikan orang itu sambil membereskan beberapa barang barangku dan memasukkannya kedalam lemari usang berdebu itu, dengan tidak lupa membersihkannya terlebih dahulu.

Warning! - 警告: Bungou Stray Dogs x Reader FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang