i love you no matter what

1.3K 109 1
                                    


Yasha dan Rachel sedang merapihkan beberapa barang-barang di kamar baby.
Nuansa biru langit mendominasi ruangan kamar milik si kembar berbeda dengan Yasha yang mendekor kamar baby nya dengan warna pink pastel di ruang sebelah.

Rachel menghela nafas lelah melihat Yasha saat perempuan itu terus bolak-balik antara kamar si kembar dengan kamar bayi nya.

"Apalagi yang mau kau berikan? "

Yasha menyunggingkan senyum nya. "Kurasa boneka ini Bagus di taruh di kamar twins"

Yasha menaruh boneka plushie gajah berwarna biru di atas meja di dalam kamar itu.

"Dan ini beberapa pasang kaos kaki lucu untuk twins"
Yasha duduk disamping Rachel yang sedang merapihkan baju-baju baby dan memasukkannya kedalam lemari.

"Kau sudah banyak memberikan barang-barang untuk baby"
Ucapnya sembari mengambil kaos kaki yang Yasha berikan.

"Tak apa, lagipula aku memiliki banyak perlengkapan untuk babyku jadi aku membagi nya sedikit untuk twins"

Rachel tersenyum lembut lalu bergumam terima kasih setelah nya.

"Apa kau sudah menelpon Appa? "
Tanya Yasha sembari membantu Rachel melipat pakaian baby.

"Kurasa Seokjin sudah, kemarin aku mendengar ia berbicara dengan Appa lewat telpon "

Yasha mengganguk. "Lalu kapan Appa akan pulang? Dia tak mungkin tak ada saat kau lahiran kan? "

"Sebenarnya aku tak apa-apa jika Appa tak bisa pulang, lagipula kasihan Appa pasti pekerjaannya masih banyak disana apalagi ia tak memiliki asisten sekarang"
Jelas Rachel.

Ya, kemarin Seokjin memang menelpon Tuan Yoo memberitahukan jadwal lahiran Rachel yang diperkirakan akan melahirkan seminggu lagi.

Rachel memang berharap Ayah nya itu bersama mereka saat ia bersalin nanti namun ia pun tak memaksa sang Ayah, mengingat kantor cabang barunya di Swiss sana pasti masih memiliki banyak hal yang harus di kerjakan ditambah lagi Appanya yang tak memiliki seorang tangan kanan sekarang sebagai asisten pribadinya membuatnya pasti sangat sibuk karna tak bisa ada yang menggantikannya.

"Hmm.. Aku juga merasa kasihan pada Appa, kurasa sudah seharusnya Seokjin menggantikan posisinya"
Ucap Yasha.

"Huh? "

"Appa sudah tua, kurasa sudah saatnya ia beristirahat dimasa tuanya bersama cucu-cucunya dirumah menikmati hasil jerih payahnya.. Dan memberikan alih perusahaan pada anaknya"
Jelas Yasha.

"Tapi kenapa harus suamiku? "

"Memangnya siapa lagi? Taehyung? Ia bahkan sudah memimpin perusahaan keluarganya sejak lima bulan yang lalu, apa kau tega menyuruh suami ku mengurus dua perusahaan besar sekaligus!? "
Gerutu Yasha sedangkan Rachel hanya tersenyum canggung membalasnya.

"Aku.. Aku hanya tak yakin Seokjin bisa menghandle perusahaan Appa"
Ucap Rachel ragu.

"Kau meragukannya huh? Ku lihat Seokjin oppa adalah orang yang cerdas lagipula sebelumnya ia juga pernah bekerja kantoran kan? Dia sering mengikuti Appa kesetiap perjalanan bisnisnya, jadi kurasa ia akan mudah memahami tentang perusahaan"

"Hmm.. Entahlah"



"Makanan siap.. "
Yasha menyimpan menu terakhir makan malam kali ini di meja.

"Nah semuanya selamat makan~"
Lanjutnya.

Rachel nampak mengambilkan makanan untuk Seokjin terlebih dahulu sama seperti yang Yasha lakukan.

"Bagaimana hari mu tadi? "
Tanya Yasha pada suaminya sembari menuangkan air putih pada gelas sang Suami.

"Berjalan lancar seperti biasa, bagaimana dengan mu dan baby? "
Tanya Taehyung setelah menelan makanannya.

"Aku baik, aku membantu Rachel membereskan beberapa pakaian twins tadi.. Baby juga sangat baik hari ini"
Riang Yasha dibalas elusan pelan di perutnya oleh Taehyung.

Rachel menatap pasangan suami istri dihadapannya dengan senyuman kecil.

Ia masih mengingat bagaimana awalnya Taehyung yang menyukainya dulu, menyatakan perasaan padanya dihadapan Yasha yang membuat perempuan itu salah paham dan membencinya.

Ia juga masih ingat bagaimana perjodohan nya dengan Taehyung yang membuat mereka saling berjauhan.

Semuanya terekam dalam memorinya sampai sekarang, namun benar -manusia hanya pembuat rencana, karna pada kenyataannya rencana tuhan lah yang paling Indah.

Dimana ia dipertemukan dengan Seokjin, lelaki yang membuatnya kesal karna sejak kehadiran Seokjin sebagai bodyguard nya ia jadi tak bisa bebas seperti sebelumnya

Namun seiring berjalan nya waktu tuhan melunakkan hatinya, menjadikan Seokjin sahabatnya menumbuhkan perasaan yang ia pun tak mengerti hingga akhirnya ia sadar bahwa ia telah jatuh Cinta pada seseorang yang tak pernah ia duga-duga sebelumnya.

Rachel semakin tersenyum saat mengingat moment-moment Indah nya bersama Seokjin.

"Sayang? "
Seokjin mengusap lengan Rachel lembut.

"N-Ne? "
Ucapnya tersadar dari lamunannya.

"Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau terus tersenyum seperti itu? "
Tanya Seokjin heran.

Rachel menatap Yasha dan Taehyung yang sedang menatapnya juga.

"Ah.. Haha tida.. AKH--"
Rachel tiba-tiba memegangi perut besarnya yang terasa sakit.

"Sayang? Ada apa sayang? "
Panik Seokjin.

Rachel meremat pinggiran meja makan sedangkan satu tangannya terus memegangi perutnya. "Akh.. Perutku! Jin-ah.. "

Seokjin bangun dari kursinya dengan panik begitupun dengan Yasha dan Taehyung.

"Kurasa ia akan melahirkan! "
Ucap Yasha.

Seokjin membolakan matanya mendengar ucapan Yasha.

"I-Ini sangat sakit.. Kumohon.. Sakit sekali! "
Ringis Rachel tak henti.

"Iya sayang, bertahanlah kita akan kerumah sakit sekarang"
Ucap Seokjin memapah Rachel di bantu Yasha sedangkan Taehyung ia sudah pergi terlebih dahulu menuju parkiran mengambil mobil.

Rachel meremat lengan Seokjin kencang.

Taehyung membukakan pintu belakang mobil lalu ia dan Seokjin membantu Rachel untuk masuk kedalam mobil dengan perlahan.

"Pakai sabuk pengaman kalian"
Titah Taehyung dan setelahnya ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

see u next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

see u next chapter

[2] Truly Beginning •𝐊𝐢𝐦 𝐬𝐞𝐨𝐤𝐣𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang