10. Jelajah malam 🐯

5.3K 805 53
                                    

Api unggun telah menyala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Api unggun telah menyala. Semua siswa serempak menyanyikan lagu Api Unggun.

Acara dilanjutkan dengan upacara singkat oleh petugas. Tri Satya dan Dasa Dharma dibacakan oleh salah satu petugas dan diikuti oleh para siswa.

"Barusan mulai?"

Haechan memutar tubuhnya kebelakang begitu dirasa ada yang mengajaknya bicara.

"Loh? Kak Dery? Ngapain disini?" Haechan.

Hendery nyengir, "Sebagai anak Pramuka yang baik, gua harus dateng dong." Jawab Hendery dengan songongnya.

"Halah pendusta. Bilang aja mau nyamper Kak Dahyun." Protes Jaemin.

Xiaojun yang setia ada di samping Hendery ngakak juga akhirnya. "Iya. Bener banget lo, Jaem." Kata dia.

"Loh? Renjun nggak ikut?" Tanya Haechan. Karena dia merasa nggak nangkep keberadaan sosok makhluk bernama Renjun itu di sekitar Hendery.

"Enggak. Tadi mau gua ajakin. Tapi dia malah nggak keluar-keluar dari toilet. Yaudah deh gua tinggal."

"Definisi kakak jahanam. Lagian ditungguin bentar kan bisa." Jaemin.

"Yaelah, soalnya nggak gitu masalahnya. Renjun nggak mau ikut kalo kutil anoa ini juga ikut. Jadi dia milih di rumah aja." Jelas Hendery sambil noyor kepala Xiaojun, si cowok yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Haechan dan Jaemin.

"Pokoknya Kak Xiaojun yang salah."

"Iya. Pokoknya elu yang salah, Kak."

Begitu ngomong seperti itu, Jaemin dan Haechan langsung pergi gitu aja.

Hendery natap Xiaojun sambil ngedikin bahunya.

"Kok gua lagi sih.." Kata Xiaojun memelas.





" Kata Xiaojun memelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Semakin malem, semakin dingin pula. Usai acara Api Unggun dan Pensi sekitar jam setengah sebelasan, Jeno membubarkan barisan. Waktunya istirahat untuk adek-adek kelasnya itu.

Tepat jam duabelas malem pas anak kelas sepuluh udah pada tidur kecuali kelas sepuluh yang mencalonkan diri untuk menjadi ambalan, puncak kegiatan LDK bagi calon Ambalan baru pun dimulai.

Jelajah malam, mencari jejak dan melakukan misi pada setiap pos yang akan mereka lewati.

Beberapa saat seusai acara api unggun tadi mereka dibawa ke Candi Gedong Songo, dimana mereka akan menjalankan misi di setiap pos atau candi yang mereka temui.

Sebagaimana nama tempat wisata ini dinamai, sejumlah itu pula jumlah candi disini.

Satu candi dengan candi yang lainnya terpisah dengan jarak yang lumayan jauh. Mulai dari candi pertama hingga terakhir.

Hanya saja mereka tidak akan mencapai candi ke sembilan. Karena misi hanya akan berhenti pada candi ke empat.

Tiap pos pada tiap candi akan ada empat Ambalan yang bertugas. Termasuk Jeno. Cowok itu ada di pos terakhir. Pos empat. Candi ke empat.

Jaemin yang ada di camp malah gelisah sendiri. Bukannya khawatir sama calon ambalan yang lagi jalanin misi, dia malah khawatirnya sama Jeno.

Yaiyalah.

Cowok itu pegang tanggung jawab gede dengan acara ini dari awal sampe akhir.

"Jaem, tidur aja napasih!"

Nah kan, Haechan mulai ngomel. Berarti Jaemin khawatirnya udah kelewatan.

Cewek itu, Jaemin gelisah di depan tenda. Nunggu-nunggu kedatangan anak-anak terutama Jeno yang sekarang lagi di Gedong Songo.

Khawatir kalo Jaemin bakal kesambet atau diperlihatin makhluk halus, Haechan langsung ngajak Jaemin masuk kedalem tenda.

Bodoamat Jaemin mau tidur atau enggak, yang penting dia akan lebih lega kalo Jaemin ada didalem tenda sama dia dan yang lainnya. Jaeminnya juga nurut dan baring disebelah Haechan tanpa bisa merem matanya.

Jam satu. Belum balik.

Jam setengah dua, masih belum balik.

Jam dua, juga masih belum balik.

Dan sekarang malah udah hampir jam setengah tiga.

Apa memang harus selama ini? Atau lebih lama lagi?

"Chan! Haechan!"

"Hhnggg?!! Apaan???" Haechan ngerespon Jaemin tanpa melek.

"Jalurnya susah nggak sih? Terus rutenya jauh apa deket?" Tanya Jaemin sambil ngadep ke Haechan yang tidur terlentang.

"Katanya sih nggak susah rutenya. Kalo jauh deketnya gua nggak tau. Yang jelas jalannya itu nggak bisa dilewatin mobil, terus kadang rata kadang nanjak." Jelas Haechan menurut ensiklopedia di otaknya.

Kali ini Haechan ngubah posisi jadi miring ngadep ke Jaemin, terus melek. Natap Jaemin tepat di iris mata cewek itu. "Terus lagi, katanya disana....angker." Lanjut Haechan pake bisikan.

Jaemin kicep. Cewek itu sampe nggak berkedip. "Yang bener aja lu!" Ucap Jaemin setelah dia ngedipin matanya beberapa kali.

"Kalian kenapa sih nggak tidur dari tadi?" Dahyun. Cewek itu yang dari tadi tidur di pojok sebelah Yeri bangun sampe sekarang cewek itu duduk merhatiin Jaemin dan Haechan yang sekarang natap dia dengan pandangan kaget.

"Maaf kak. Hehe." Haechan.

"Tiap tempat itu angker. Tinggal itu angkernya angker banget atau enggak. Tapi santai aja karena Pak Taeil sama Pak Yunho ada disana. Kalian tidur aja mendingan." Kata Dahyun yang sedang tidak dalam mode lawak.

Fyi, Pak Taeil dan Pak Yunho itu guru agama sekaligus ustad.

Sekarang yang jadi pertanyaan Jaemin, diantara Pak Taeil dan Pak Yunho ada nggak yang barengan Jeno.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Titik Dua Bintang ✔Where stories live. Discover now