10. Flashback (b)

1K 182 10
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Merasa tidak nyaman dengan situasi, aku segera berlari meninggalkan semua orang. Tidak tahu apakah ada anggota yang mengerjarku, yang pasti aku terus berlari sampai ke jalan raya.

Hingga sebuah suara klakson memekakkan telingaku.


Brak!



Aku melemparkan diri ke pinggiran. Selamat. Aku selamat.

Hah. Untung saja aku tidak seperti tokoh-tokoh dalam drama ataupun film. Yang jika akan kecelakaan hanya diam saja di tengah dan berteriak. Haha. Namun aku tidak bisa berbohong jika jantung ini berdegub dengan kencang. Bahkan rasanya seperti berada di tengah ombak lautan yang dahsyat, membuat mual.

Taeyong hyung, Doyoung hyung, Jungwoo, dan beberapa orang yang lewat menghampiriku.


"Winwin-ah, kau tidak apa-apa? Tidak ada yang luka?"

Taeyong hyung memang selalu begini. Pemimpin yang baik dan penuh perhatian.

"Jangan berlari seperti itu lagi dong." Doyoung hyung yang suka mengomel angkat bicara, "Kau tidak tahu betapa takutnya kami saat mobil itu melaju ke arahmu."

Aku hanya menatap sepatu sekolahku.


"Maaf, hyung." suara lembut Jungwoo yang bergetar. "Hiks." ia mengusap air matanya sendiri dan menunduk sedalam-dalamnya.

Ah, aku jadi merasa bersalah sekarang. Jadi segera aku memeluk Jungwoo, "Hei tidak apa-apa. Sungguh."

Namun jiwa dalam hatinya memang selembut itu. Ia merasa sangat bersalah hingga terus terisak. Membalas pelukanku sambil terus mengatakan maaf.

"Aku minta maaf. A-aku tidak bermaksud menggantikan posisimu hyu--"

Segera aku memotong perkataannya, "Iya aku tahu kok." kulepas pelukan kami.

"Aku tahu kau tidak akan mau menggantikan posisiku. Namun misal hal itu terjadi, aku juga tidak apa-apa. Sungguh. Kau adalah gitaris yang hebat, Jungwoo." Aku tersenyum padanya.


Atmosfernya jadi terasa berbeda. Sedikit banyak menjadi canggung yang dibalut dengan entah rasa apa.




"Hyung, boleh aku pulang saja?" tanyaku pada Taeyong hyung.

"Masih lemas dan terkejut ya?"

Kuanggap pertanyaan tersebut yang dimaksud adalah karena hampir tertabrak. Jadi aku mengangguk.

"Baiklah. Aku antar ya."

"Ah, tidak perlu, hyung." Kebetulan ada taxi yang lewat. "Aku naik taxi saja."



Aku tersenyum pada mereka dan masuk kendaraan beroda empat ini. Ketiganya melambaikan tangan padaku.

"Jangan terlalu dipikirkan, ya!"

"Tidur yang nyenyak setelah ini."

Oh iya. Aku punya insomnia.


Taeyong hyung dan Doyoung hyung sedikit berteriak. Dan Jungwoo masih menghapus air matanya.






Ada 1 chapt lagi untuk flashback. Maaf ya berlama-lama 🙏



Hi ! •winwin&nct127•✔Where stories live. Discover now