Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bibi meracuniku.
Menuangkan serbuk kimia berbahaya dan obat tidur dosis tinggi pada udang asam favoritku. Menghidangkannya dengan senyum di antara kami.
Alasannya adalah...
"Akhir-akhir ini Winwin selalu pulang sekolah lebih malam. Kadang pukul 9 atau 10 dengan wajah yang kelelahan. Katanya pelajaran di sekolah dan latihan menyita waktunya. Insomnianya jadi sering kambuh hingga kantung matanya semakin terlihat.
"Aku tidak ingin melihat Winwin kelelahan seperti itu. Bagiku, ia sudah seperti anak kandung yang ingin kulindungi dan kujaga. Aku ingin ia tidur nyenyak untuk waktu yang lama.
"Jadi aku melakukan itu. Mencampuri makanannya dengan sesuatu yang bisa membuatnya tidur, bahkan tidur dan tidak bangun lagi.
"Lalu setelah itu--saat aku membuka pintu kamarnya--ia sudah tidak berdaya dengan mulut berbusa. Dan secara tidak sadar aku meletakkan botol kimia dan obat tidur itu di sampingnya."
Di depan polisi, Bibi menjelaskannya dengan berlinang air mata. Tangannya meremat sapu tangan yang sudah banjir air mata dan ingus.
Di kanan-kiriku ada Mama dan Papa yang menggenggam tanganku. Membisikkan sesuatu yang sebenarnya sudah kulakukan,
"Maafkan Bibimu, ya... Sepertinya ia sakit lagi."
***
Dua bulan kemudian.
Aku mencicipi makanan yang kubuat sendiri. Makanan favoritku yang pernah hampir membunuhku juga, udang bumbu asam. Sebenarnya ini hanya resep dari keluarga Mama yang diturunkan kepada saudara-saudaranya.
"Wah.. aromanya lezat sekali."
Mama menghirup udara dari masakanku. Aku tersenyum bangga dan kami makan bersama.
Sejak kejadian antara aku, bibi, dan racun, Mama jadi mengambil cuti yang cukup panjang. Sebenarnya Mama tidak perlu melakukan itu, sih. hehehe. Aku bukanlah anak malang yang ditinggalkan kedua orang tua yang sibuk bekerja. Kami bertukar kabar dan pesan setiap hari.
"Rasanya enak sekali... masamnya pas dan asinnya juga." Ucap mama setelah menelan makanannya. "Hanya kurang manis saja, tapi tidak masalah."
"Hehehe. Tapi tetap enak, kan?" tanyaku dengan alis yang naik turun. "Bibi pernah dua kali mengajariku. Untunglah masih hapal."
Ngomong-ngomong soal Bibi, sekarang ia ada di tempat penyembuhan. Pihak kepolisian tidak menangkapnya karena kesehatan mental Bibi yang terganggu.
Aku berharap Bibi Victoria segera kembali. Dan memasakkanku makanan lezat yang sehat.
Ah, sungguh. Kuharap Bibi dapat sembuh secepat mungkin, dan tidak apapun sakitnya tidak akan kambuh lagi.
***
"My bank account go!"
"We make the world go!"
Ruang karaoke yang sebenarnya luas ini terasa menyempit.
Kami bersepuluh saling berisik menyanyikan lagu Regular dari Nct127 dan WayV. Lagunya sangat keren dan instrumennya enak didengar. Bahkan sudah dirilis dalam tiga versi bahasa, yaitu Inggris, Korea, dan China.
Kebetulan kami semua tergila-gila dengan lagi itu, hingga menyanyikannya dengan semangat.
Haechan dan Taeil hyung bahkan membawa lightstick hijau yang mereka goyang-goyangkan.
Kami bersepuluh menjadi grup band yang cukup sukses. Sudah lebih dikenal oleh masyarakat. Kami juga saling membantu dan menyemangati jika ada yang kesulitan. Termasuk aku yang banyak dibantu oleh Johnny hyung dan Jungwoo. Aku juga membantu Taeyong hyung dalam menulis rapp, meskipun aku sendiri tidak melakukan itu, hehehe.
Sembilan temanku masih sama semua. Masih berharga, masih kusayangi, dan menyayangiku juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hiya tamat hiya hiyaa💚. Maaf karena cerita ini tidak sesuai ekspektasi dan nglantur sana-sini 🙏.
Oiya masih ada satu chapter lagi yang isinya Hal2 kecil yang mungkin gak kalian sadari di cerita ini hehehe. Sok sok an banget sih aku😂.
