12. Sebentar

1K 161 5
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 21.00

Cahaya putih menusuk penglihatanku dengan perlahan. Aku mengerjap menyesuaikan kondisi. Ada langit-langit polos berwarna hijau dan dinding yang dicat hijau pula, kamarku. Sejenak aku melupakan hal itu.

Badanku pegal semua, tulang-tulangnya terasa mau copot. Tapi aku mencoba duduk dan bersandar di ranjang. Menatap sekeliling.

Kamar yang hijau... entah mengapa aku jadi sangat merindukan ini.

Ada sepuluh kaktus kecil pada meja yang tidak terlalu tinggi, satu ukulele yang tidak pernah kumainkan dengan benar, dan drone kecil yang sudah kujatuhkan lima kali. Semua itu diletakkan di sebelah lemari kaca khusus untuk topi baret koleksiku.

Kira-kira sudah berapa lama ya, aku tidak memakai topi-topi itu? Kurasa lebih dari satu tahun.

Di sebelahnya lagi ada lemari pakaian. Di bagian pintu tergantung seragam almamater sekolah bername tag Dong Sicheng; namaku.

Nama yang kubangga-banggakan.

Karena dari nama itu aku bisa mendapat panggilan 'Winwin'.

Tidak tahu juga bagaimana bisa menjadi Winwin, namun semua orang bilang bahwa nama itu cocok karena aku lucu. HA HA. Memangnya iya?





"Argh!" Tiba-tiba kepalaku seperti ditekan.

Aku memeganginya untuk mengurangi sakit, namun yang kudapat adalah denyutannya yang semakin mengencang. Hingga beberapa botol pil di sebelah menyita perhatianku.

Aku mengambilnya asal, hendak memasukkan beberapa butir pil ke dalam mulutku. Namun ajaibnya, rasa sakit luar biasa itu tiba-tiba hilang. Aku terkejut dan hanya menelan ludah. Lalu kupandang botol yang ada digenggamanku.

Obat tidur.


Perlahan rasa kantuk menggerayangiku. Seperti disedot ke alam lain, aku melorot ke posisi berbaring dan memejamkan mata.

Padahal di tanganku, obat tadi masih utuh.




"Winwin.. Bibi membuat salad buah lo. Ayo turun dulu."

Di tengah kesadaranku yang tidak penuh, suara Bibi Victoria terdengar lirih dan seolah kian menjauh.




Di tengah kesadaranku yang tidak penuh, suara Bibi Victoria terdengar lirih dan seolah kian menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


hayo... kayak udah pernah baca part ini belum? hehehe. kalau belum sadar, kuy cek chapt 00 😆.



Hi ! •winwin&nct127•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang