Suga 11

2.2K 222 8
                                    

Suga masih berkutat pada pandangan sendunya ke Jihye. "Entah sampai kapan aku bisa memandangmu seperti ini, tapi aku sangat menyukai hal ini"

"Kepalamu sakit?" Jihye seakan mendapat bisikin jika itu yang harus ia katakan.

Suga diam, tidak ingin berbohong lagi, tapi tidak ingin membuat raut khawatir itu semakin menjadi. "Tidak usah dijawab, kita ke kamar saja, nanti punggungmu sakit jika tidur seperti itu" entah setan apa yang merasuki Jihye, dia tau kenapa Suga diam sekarang.

.

.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

"Operasi tidak bisa dilakukan terburu-buru, karena ini juga menyangkut pemulihan dari COPD Suga. Tapi setelah pemeriksaan kemarin penggumpalan itu makin parah. Kau juga bisa bertanya sendiri pada Suga, pasti efeknya juga lebih sering dari biasanya. Menurut medis, hal ini wajar, karena sudah 5 bulan lamanya" jelas Seokjin, dokter muda itu dipindahkan tugas ke London untuk waktu yang lama.

Jihye terlihat mendengarkan dengan seksama, berpikir apa jalan keluar yang bisa diterapkan. Suga-nya kini tertidur dengan tenang.

"Jihye"

Jihye mendongak, menatap lekat ke arah Seokjin. "Mungkin sebaiknya kau temani dia sampai waktu operasi tiba, selama ini kau agak mengabaikannya karena sibuk kuliah kan? Oleh karena itu, Suga terlalu banyak pikiran, sibuk memikirkanmu, sibuk memikirkan kekhawatiranmu padanya, sibuk memikirkan apakah kuliahmu baik saja jika sambil merawatnya seorang diri.

Aku bukan sehari dua hari menjadi dokter sekaligus psikolog bagi pasienku. Suga bisa saja menyembunyikan semua rasa sakitnya agar kamu gak terlalu memikirkannya, agar kuliahmu gak terganggu karena sakit yang ia derita"

"Meskipun pada dasarnya, Suga adalah pria yang lebih terbuka dan agak childish, tapi ia bisa berubah demi orang yang dia cintai" tambah Seokjin.

"Apa memperjuangkan hidup seseorang itu sangat sulit dan serumit ini?" Jihye berucap, mata indahnya kini mulai memerah dengan air menggenang, "cukup lama aku memperjuangkan hidup Yoongi, tapi akhirnya Yoongi lebih memilih pada kerinduannya pada ibunya. Sekarang, aku takut jika sebuah hukuman kalau nanti Suga akan lebih memilih bersama ibunya ketimbang melanjutkan hidup"

Seokjin tersenyum, sedikit menyemangati. Sebagai dokter, ia malah lebih faham soal sulitnya menyelamatkan nyawa seseorang, dan betapa sakit hatinya kala orang tersebut memilih untuk tidak kembali pada dunia yang kejam ini.

"Kalau begitu jangan buat dia memilih pergi bersama ibu dan kakaknya disana. Buat dia memilihmu, buat dia memilih hidup bersamamu" ujar Seokjin.

.

after Save Me -Suga [END] #wattys2019Where stories live. Discover now