23. What Happend?

4.3K 631 352
                                    

"Kau masih di sini?" Irene menoleh ketika mendengar suara sang kakak yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. "Kemana Seulgi? Apa dia belum datang?"

Ia melihat ponselnya sesaat sebelum menggeleng lemah.
Sudah jelas jika Seulgi tidak akan menjemputnya.

"Kemarin malam juga yang mengantarmu bukan Seulgi. Kalian baik-baik saja kan?"

"Dokter Kang sedang sibuk Unnie, aku bisa berangkat menggunakan bus atau taxi, gwenchana."

Tin! Tin!

Suara klakson mobil mengalihkan perhatian sekaligus memotong pembicaraan mereka.
Irene melihat Yoona, kekasih kakaknya, keluar dari pintu kemudi.

"Selamat pagi Bae bersaudara.." Wajah Yoona terlihat semakin berbinar ketika senyuman lebar mampu memamerkan gigi-gigi kecilnya yang rapih. "Tumben Irene belum berangkat."

Irene hendak menyaut kata-kata calon kakak iparnya namun sang kakak sudah lebih dulu menyaut sekaligus menyela dirinya yang hendak menjawab.

"Seulgi tidak menjemputnya. Mungkin mereka sedang marahan."

"Unniee.." Tegurnya.

Tatapan polos kakaknya hanya ia tanggapi dengan helaan napas.
Percuma berdebat, toh kakaknya pun tidak akan mau mengalah.

"Ya sudah, ya sudah, bagaimana jika Irene berangkat bersama kami? Lagipula kita searah kan?"

Irene tersenyum lembut mendengar tawaran calon kakak iparnya sebelum menggeleng pelan. "Tidak usah Unnie, aku bisa menggunakan taxi, lagipula-" Namun tarikan tangan sang kakak tak bisa lagi di cegahnya.

Irene duduk di bangku belakang seorang diri.
Ia ingin mengumpat pada Seohyun namun sang kakak akan menggunakan kekuasaannya sebagai tertua untuk mengendalikannya.

Mobil Yoona mulai berjalan. Menjauh dari pagar rumah mereka.
Irene menoleh ke belakang, barang kali mobil Seulgi baru tiba, namun tak ada.

Sejak kemarin siang tak ada kabar apapun dari Seulgi.
Terakhir kali sikap Seulgi seperti ini saat dirinya menolak ajakan Dokter Kang ke Bali tempo hari yang lalu.
Lantas kemarin dan hari ini kenapa?
Irene merasa tak melakukan kesalahan apapun.

"Jika aku jadi dirimu, aku tidak akan berpikir dua kali untuk menerima Seulgi, coba kau pikir.. Sudah berapa lama Seulgi menunggumu? Tidakkah kau melihat ketulusannya?" Irene pura-pura tak mendengar, ia memalingkan wajahnya ke samping, menatap jalanan yang sudah mulai padat. "Aku berbicara denganmu Irene-ah!" Menghela napas. Irene menatap sang kakak yang juga tengah menatap intens dirinya. "Aku tanya, apa kurangnya Seulgi bagimu?"

"Dokter Kang terlalu sempurna untukku." Jawabnya singkat.

"Nah jadi kalian cocok." Irene menatap kakaknya tak paham. "Kau memiliki banyak kekurangan, kau bodoh, kau tidak peka, kau lamban, dan keluarga kita miskin, maka kelebihan yang Seulgi miliki akan melengkapimu. Pasangan itu saling melengkapi Rene, bukan saling mengurangi. Bukankah aku benar Yoong?" Sang kakak meminta pembelaan dari kekasihnya namun beruntung Yoona tak memberikan tanggapan apapun, mungkin calon kakak iparnya sadar diri, tak selayaknya dia ikut campur urusan Irene. "Kau terlalu banyak mengulur waktu."

"Unnie cukup! Unnie tidak mengerti, tolong jangan terus menekanku, aku berhak menentukan pilihanku sendiri." Kali ini Irene memberanikan diri menatap tajam kakaknya. Ia tak peduli jika sang kakak akan menganggapnya tidak sopan.

Jika itu urusan hati maka Irene tak pernah ingin main-main.
Baginya cinta tak bisa di paksa.
Cinta yang murni ialah di mana kedua hati saling mendamba, kedua hati saling menginginkan.

S.O.S (Jensoo)Where stories live. Discover now