43. Buljangnan

3.6K 595 190
                                    

Aku tak bisa menghentikan getaran ini..

Terus dan terus dan terus..

Aku ingin membuang semua milikku ke dalam duniamu..

My love is on fire..

**

"Jadi benar kau Mina yang pernah menolongku waktu itu?" Mina pun menganggukinya dengan pelan. "Ahh, pantas saja saat pertama kali aku melihatmu, aku merasa familiar dengan wajahmu."

"Jinjayo? Seingatku, kau mempunyai ingatan yang buruk Bongie.."

Ia hanya tersenyum tipis mendengar nada sarkas Jennie pada Jisoo.

Mina menoleh ke arah Hoejangnim nya yang kini lebih memilih menikmati secangkir teh zaitun nya dengan khidmat. Di mana semata-mata sikap itu hanya sebagai pelampiasan dari rasa malu sang Hoejangnim, terlihat jelas dari wajah Jisoo yang memerah.

"Saya juga awalnya terkejut saat bertemu kembali dengan anda, Hoejangnim." Ujarnya, menatap lekat ke arah Jisoo.

"Nah.. Kenapa kau tidak menyapaku layaknya teman lama?" Balas Jisoo dengan melengkungkan sedikit bibir hatinya ke bawah, dan pemandangan itu terlihat manis di mata Mina. Hingga secara tak sadar, senyumnya pun mengembang. "Mungkin jika kau mau jujur dari awal, kita tidak akan secanggung ini."

"Ehemm.."

"Umm.. Karena.. Karena saya rasa itu tidak penting." Melihat alis Jisoo yang tertaut, Mina pun sadar jika apa yang baru saja di katakannya telah menyinggung sang Hoejangnim. "Mianhae.. Maksud saya bukan seperti itu.."

"Gwenchana, aku mengerti."

Mina melirik secara bergantian pada Jisoo dan Jennie.

"Melihat anda masih bersama Jennie-ssi, saya rasa hubungan asmara kalian masih terjalin dengan sangat baik. Saya senang melihatnya."

"Hubungan asmara?" Dahi Jennie berkerut. Mina menatap bingung sebelum mengangguk ragu. "Maaf, lebih tepatnya kami sudah menikah." Penjelasan dari wanita yang duduk di samping Jisoo itu membuat mata Mina sedikit membulat.

Keheningan pun menyelimuti ruangan Jisoo untuk beberapa saat.

Mina melegakan kerongkongannya dan menetralisir kembali degupan jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Ahh.. Maafkan saya.. Saya sungguh tidak tahu. Selamat atas pernikahan kalian kalau begitu.."

"Gomawo Mina-ya.. Sebenarnya kami menikah tak lama setelah pulang dari Spanyol."

"Yep, dan saat kita menikah ternyata aku sudah mengandung anakmu, bukankah kita pasangan yang bahagia, sayang?"

"H-huh? Y-ya.. Ya, tentu."

**

Lamunan Mina masih di penuhi dengan percakapan mereka beberapa saat yang lalu.

Menikah..

Anak..

Kebahagiaan dari pertemuan mereka kini terasa hampa.
Harapannya kini terasa sirna, begitu saja.

Memendam rasa suka yang telah bersarang begitu lama.
Memendam cinta pada seseorang yang ternyata telah berkeluarga.

Mina tahu ia bodoh. Bahkan ia sadar bahwa perasaannya pada Jisoo merupakan sebuah kekonyolan.

S.O.S (Jensoo)Where stories live. Discover now