46. Don't Talk!

3.5K 490 174
                                    

"Sayang jangan lari-lari, nanti kalau- Chae-Chaeyoung?"

"Nayeon Unnie?"

Jisoo memejamkan matanya.
Hal yang ia khawatirkan akhirnya terjadi juga.

Benar apa yang Lisa katakan.
Seberapa pandai pun ia menyembunyikan rahasia ini, lama kelamaan, semuanya pasti akan terkuak.

Ia menggenggam tangan kecil Jiyul sebelum membuka matanya lagi dan menatap lekat pada dua orang yang masih berdiri di dalam lift.

Jisoo melihat tangan si pria yang melingkar di pinggang Rose.

Saat menyadari arah tatapannya, Rose pun segera menyingkirkan tangan kekar itu.

Beginikah kelakuan Rose di belakang Lisa?

Ingin rasanya Jisoo memaki dan menyumpah serapahi Rose saat ini, namun ia ingat ada Jiyul di sisinya.

Jisoo bersimpuh mensejajarkan tingginya dengan sang anak. "Sayang, kau pergi duluan bersama Umma ne?"

Gadis kecil itu menggeleng cepat. "Shireooo~ Jiyul ingin pergi bersama Appa."

Jisoo mendongak ke arah Nayeon, berharap ibu dari anaknya itu membantunya untuk membujuk Jiyul.

Nayeon pun menyentuh pundak sang anak. "Jiyulie ikut Umma yu? Umma punya sesuatu untukmu." Bujuk Nayeon.

"Kenapa Appa tidak ikut?" Tanya Jiyul dengan mengerucutkan bibirnya.

Jisoo menangkup kedua pipi chubby Jiyul dan tersenyum lembut. "Appa ada urusan dulu, nanti Appa menyusul."

"Appa tidak akan meninggalkan Jiyul kan?"

"Tidak sayang, sekarang Jiyulie ikut bersama Umma dulu ya?"

Setelah beberapa saat berusaha, Jiyul pun akhirnya mengangguk dan pergi lebih dulu bersama ibu nya.

Jisoo menunggu hingga Jiyul dan Nayeon hilang dari pandangannya, sebelum berbalik dan menatap tajam dua orang berbeda kelamin di hadapannya.

Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, tangannya menarik kasar pergelangan tangan Rose. Membawanya keluar dari lift.

Tubuh ramping Rose terseret keluar. "Aww Unnie sakit." Ringis wanita muda itu.

"Chogiyo.." Tarikan Jisoo terlepas saat tangannya di tepis dengan paksa oleh si pria. "Bisakah kau bersikap lebih lembut pada kekasihku?"

Mata Jisoo terbelalak lebar saat mendengar kata kekasih. "Ke-kekasih?" Ia tertawa mencemooh ke arah sang pria. "Gila!" Tangan kanannya terkepal. "Kekasih huh? Rasakan ini!"

BUGGHH!!

Tinju nya tepat mengenai hidung dan si pria itu pun langsung jatuh tersungkur.

"Unnieeee!!"

Jisoo menatap tajam istri dari adik sepupunya. "Ikut aku sekarang atau ku habisi pria itu!!"

Jisoo melihat pria itu berdiri lagi di hadapan mereka.

"Sebelum kau menghabisiku, aku duluan yang akan menghabisimu." Katanya, membuat Jisoo berdecih.

Namun sebelum baku hantam itu terjadi, Rose sudah berdiri di antara mereka.

"Oppa gwenchana, aku akan baik-baik saja. Oppa duluan saja.."

"Kau yakin?"

Rose mengangguk dan si pria itu pun langsung memberikan mereka jalan.

Jisoo kembali menarik tangan Rose, menuju kamar hotelnya.

BRAKKK!!

Sesaat setelah pintu tertutup.
Jisoo mendorong tubuh Rose, membuat punggung adik sepupunya membentur dinding.

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang