3. Lari sama sama?

41 11 0
                                    

Sudah lama sekali dia tidak berolahraga. Pagi ini, Lili memutuskan untuk pergi kelapangan surapati yang cukup dekat dengan rumahnya. Cuma dibedakan beberapa gang.

Pukul 06. 15, sudah sejak 15 menit yang lalu dia mulai berlari. Tapi, rasanya sudah seperti 1 jam. Capek sekali.

Sesekali dia berhenti untuk menetralkan napasnya yang tersengal sengal. Setelah sedikit lebih baik, dia kembali berlari. Begitu sampai berkali kali.

Duduk sambil meluruskan kaki, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti. Haus, Lili baru teringat bahwa dia tidak membawa air.

Lili memutuskan untuk membeli air disalah satu stand yang paling dekat dengannya.

"Mbak, air satu. Lima ribu ya? Iya. Makasih. Sama sama." cewek dengan sepatu abu abu itu langsung melenggang pergi setelah memberikan uang dan mengucapkan kalimat absurd, membuat si penjual bingung namun juga tertawa setelahnya.

Baru beberapa teguk, matanya menangkap objek yang membuat mata kecilnya melotot maksimal. Seorang cowok berkaos oblong tengah duduk sambil meminum air dari botol tupperwear hitam.

Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Lili mengerjap, itu... benar benar Elangnya ya?

Berdiri, cewek itu berjalan menjauh dari tempat Elang berada. Dia memilih berhenti dibalik pohon. Ketika dia mengintip ketempat Elang berada, dia sudah tidak ada.

"Cepet banget hilangnya, udah pulang ya?" dari nadanya, dia jelas sedang bertanya pada diri sendiri.

"Siapa?"

"Elang." loh? Lili berkedip dua kali. Suara siapa ya?

"Lo kenal gue?"

Jadi, begini ya suara Elang? Ah, merdu sekali.

"Lo, yang sering berdiri didepan Indomaret itu, kan?" cowok jangkung itu kembali mengajukan pertanyaan.

Dia tau gue? Perasaan dia nggak pernah ada ngelirik gue sama sekali deh.

"Iya. Lo tau darimana?"

"Gue tiap pagi lewat sana. Lo udah selesai, olahraganya?" ya ampun. Lili rasanya mau pingsan saja berada sedekat ini dengan Elang.

"Belum sih. Tadi niatnya mau istirahat, terus lanjut lagi. Lo?" bukannya tadi Lili sudah mau berhenti ya?

"Sama, gue juga masih mau lanjut lagi. Mau lari sama sama?"

Duaarrr

Jantungnya rasanya sudah melorot sampai lambung. Rasanya WARBIASAH!

"Yaudah, yuk!"

Keduanya mulai kembali berlari. Dengan Lili yang sesekali melirik kearah cowok yang sudah ditaksirnya selama 3 tahun lebih.

30 menit kemudian

Wajah Lili sudah memerah. Bukan. Bukan karena tersipu. Dia kepanasan. Napasnya bahkan sudah putus putus. Perutnya sudah sakit sekali. Dia menghentikan langkah, sudah tidak sanggup lagi berlari, membuat Elang ikut berhenti juga.

"Kalo capek, kenapa nggak bilang dari tadi?" Elang ikut duduk disamping Lili yang sudah terlentang di atas rerumputan dengan mulut terbuka sedikit sementara matanya terpejam.

Cewek itu membuka mata karena pipi sebelah kirinya terasa dingin. Apa apaan ini? Elang sedang menempelkan botol tupperwearnya yang berisi air dipipi miliknya.

"Minum." Lili meringsut duduk, tangannya meraih botol yang diberikan oleh Elang. Rasa capeknya, menguar begitu saja.

Sambil minum, sesekali matanya melirik cowok di sampingnya. Tampan sekali.

OasisWhere stories live. Discover now