Sudah dua jam, Rais belum juga sadarkan diri padahal seharusnya mereka melanjutkan perjalanannya, tinggal beberapa jam lagi, mereka selesai dalam perjalanan kali ini."Bangunlah, aku seperti merasa lemah saat ini!," Batin Aera resah.
Setelah pemuda itu memperkenalkan diri, ketika mereka makan malam, Ternyata dia adalah orang yang terkena sihir hitam itu. Dan Cristalyan telah mengembalikan keadaan seperti semula.
Pemuda itu memberi tempat untuk mereka tidur, namun mereka bertiga kini tak kunjung tidur, masih menunggu Rais yang pingsan.
Orang yang kini ditunggunya berpuluh-puluh detik, perlahan menggerakkan tangannya, "eum..." Gumamnya, luka yang dibahunya tadi sudah disembuhkan. Tapi mungkin masih sedikit menahan sakit.
Ketiga temannya yang sedari tadi menunduk kini menatap Rais, mereka mendekati nya "apakah kau membutuhkan makanan? Energinya sudah terkuras habis" ucap Aera menatap Rais.
Rais mengangguk, kini tubuhnya seperti remuk berkeping-keping.
Aera segera pergi meninggalkan tempat itu, mengambil makanan yang tadi sudah ia siapkan sewaktu pemuda itu memberikan makanan.
"Bagaimana tadi?" Tanya Rais, tak memedulikan tubuhnya yang serasà remuk itu.
Zard memulai ceritanya dari ia baru datang, menangkap Rais yang tiba-tiba ambruk, makan bersama pemuda yang tampan itu, hingga berujung menunggu Rais tersadar dari pingsannya.
"Dimana Syafa?" Ia melihat disebelah Zard dan tak ada Syafa.
Zard pun menengokkan kepalanya, ia melihat perempuan yang sebelumnya konyol itu tertidur pulas dikursi yang mereka duduki.
"Astaga!" Umpat Zard. Aera dan Rais saling pandang, mencoba menahan gelak tawa yang hampir keluar dari mulut mereka.
✨✨✨
Waktu terus berjalan tak terasa lima jam mereka berempat tidur, mengistirahatkan sebentar raga yang sudah lelah.
Perlahan, rasa sakit di sekujur tubuh Rais dan juga Aera menghilang, berkat obat-obatan yang diberikan oleh pemuda tampan itu. Marchelleno ollav, Namanya.
Tepat pukul 4 lebih 15 menit. Mereka berempat sudah bersiap-siap melanjutkan perjalanan selanjutnya. Perjalanan terakhir mereka setelah empat hari sudah mereka lalui.
Rasa lelah, tak begitu mereka rasakan. Karena mereka berempat saling melengkapi. Beberapa bekal mereka bawa. Marchelleno benar-benar baik untuk mempersiapkan semuanya.
Tempat itu tak suram lagi, indah tak terbayangkan."Terimakasih banyak atas semuanya, Marchel" Rais membuka suaranya.
Marchelleno tersenyum " Terimakasih kembali, berkat kalian aku bisa bebas dari sihir ini, berhati-hati lah, sampai jumpa kembali, jasa kalian akan selalu terukir jelas ditempat ini ""Oya. Didekat sini ada kebun bunga matahari, mungkin sekitar beberapa kilo meter, kalian bisa menikmati sunset disana, lagi pula, kesempatan Kalian untuk datang kesini tidak akan pernah tersia-siakan bukan?"
"Kau benar. Baiklah kami akan menikmatinya, dimana jalannya?"
"Ikuti arah jalan setapak itu, itu akan membawamu kesana"
"Terimakasih lagi sobat, sampai jumpa" mereka berempat melambaikan tangan sekaligus berjalan bersama.
"Sampai jumpa" teriak marchelleno seraya tersenyum.
Semenjak itu, tidak ada yang memulai pembicaraan, perjalanan mereka kali ini memang sedap untuk menikmati semilir udara segar sekitar.
Membiarkan hidung mereka menghirup udara yang terasa amat melegakan ditenggorokan.

YOU ARE READING
ELEMENTER CLUSTERS
Fantasy[ Status : On-going ] [ Belum direvisi ] Deskripsi... Awal baru dari peperangan yang sebelumnya sangat tragis, menghilangkan klan yang memiliki posisi tertinggi. Menjadikan kehidupan baru seseorang di sekolah academy klan angin, magical wind. Tempat...