Sorry

1.5K 244 57
                                    

Warn!Non-baku

BoyxBoy

soft-youn

Typo bertebaran

Jangan lupa vote dan comment.

.

.

.

"Kak youn di kamar, lagi kesel katanya."

"Kesel kenapa, do?" tanya seungwoo, heran. Biasanya kalau dia baru pulang dari dinas di luar kota, seungyoun nyambut pakai pelukan hangat, bukan rajukan ala anak kecil.

"Gatau deh, dari kemarin uring-uringan terus," jawab dohyon, menerima dua kotak martabak manis bertoping nutella yang dibawa oleh calon kakak iparnya dengan mata berbinar.

"Yaudah, biar kak woo samperin."

yang di ajak bicara cuma manggut-manggut tidak peduli, mau jungkir balik pun cuma di iyakan saja oleh dohyon, fokusnya sudah terpusat pada martabak manis yang jauh lebih menarik, menawan, dan menggiurkan dibanding seungwoo.

sampai di depan pintu kayu berwarna coklat, seungwoo mengetuknya dua kali.

Tok Tok

"Jangan masuk, penghuninya lagi tidur," jawab seungyoun.

seungwoo ketawa, rasa capeknya udah ilang setelah denger suara seungyoun ditambah acara ngambeknya yang lucu itu, meskipun dia masih bingung kenapa seungyoun ngambek, aneh aja, tumben anak itu bisa ngambek.

tanpa seizin pemilik ruangan, seungwoo masuk, ngeliat pacarnya lagi tiduran dengan posisi kaki di angkat ke kepala ranjang, posisi yang harusnya di pakai menyandarkan punggung.

belum lagi, paha mulusnya di umbar umbar.

seungwoo cuma bisa geleng kepala, memaklumi.

"Youn," panggil seungwoo.

"Siapa yang kasih ijin masuk?" ketusnya, masih di posisi sama, nunjuk seungwoo pakai jempol kakinya, gak sopan memang, tapi mau gimana, seungyoun lagi kesel.

"Aku baru pulang dinas gak mau di peluk dulu, nih?" tanya seungwoo, mengabaikan omongan seungyoun.

bisa dilihat dari tempatnya, seungyoun muter bola matanya tanpa ngejawab omongan seungwoo, malah ngambil hpnya buat di mainin seolah-olah gak ada orang selain dirinya sendiri disana.

"Apaan sih kak?!" kesalnya pas hpnya di ambil sama seungwoo, di matiin, di lempar ke sofa yang jauh dari jangkauan pacar manisnya itu.

"Lagian, pacarmu ada disini, bukan di hp."

seungwoo ikut rebahan di samping youn, meluk pinggang yang lebih muda, hidung mancungnya ngedusel di leher sang pacar, ngebuat youn memekik geli.

"Udah kak udah, geli tau. Pergi sana, bau banget main peluk-peluk aja. Sok akrab banget," lagi lagi seungwoo ketawa dengar gerutuan youn yang tidak sepenuhnya salah, dia masih pakai kemeja kantor. Lagipula anak itu tidak sungguhan mengusir tapi memang benar terlihat jelas dia sedang kesal, belum seungwoo cari tahu saja apa penyebabnya.

"Kamu kenapa hm? Marah-marah terus dari tadi, untung aku nya betah kamu omelin."

pipi seungyoun jadi korban cubitan seungwoo, setelah itu di kecup berkali-kali supaya seungyoun tidak jadi makin mengomeli dirinya.

"Pikir aja sendiri, punya otak 'kan?" seungwoo menghela nafasnya perlahan, mengontrol diri biar tidak memarahi yang lebih muda karena di punggungi saat sedang berbicara.

"Youn, jawab kakak, kalau kamu diem gimana kakak bisa tau salahnya dimana." ujarnya, sambil memeluk pinggang seungyoun.

"Ngga, ngga kenapa-napa."

"Jangan bikin kakak marah, youn."

"Tuh kan, baru dua minggu dinas bareng eunbi eunbi itu udah gak bisa sabar lagi ngehadapin aku, gak inget lagi sama aku. Gimana kalau lebih lama lagi? Apa ngga dicampakin aku nya?" cecar seungyoun.

Ah, seungwoo menemukan titik permasalahannya.

Dua minggu ini dia dinas bareng sekertaris barunya buat survey lahan dan perencanaan pembangunan resort baru punya jinhyuk —klien sekaligus temen seungwoo— yang ngasih kepercayaan ke seungwoo buat nanganin pembangunan disana.

Selama dua minggu itu, seungwoo sibuk banget sampai gak sempet megang hp, semua kerjaan dia kebut biar bisa cepet balik dan ketemu kesayangannya. Tapi ternyata, seungyoun salah paham.

"Jangan ngomong gitu ah, mana mungkin kakak campakin kamu, orang kakak sayang banget gini ke kamu." jelas seungwoo, youn masih tidak mau membalik tubuhnya, tapi terdengar isakan kecil yang membuat seungwoo segera bangkit, menarik youn agar bangun dan menatapnya.

"Hey," panggil seungwoo, jarinya ngusap pipi youn yang udah merah banget dan di aliri air mata, belum lagi hidungnya juga ikut merah, bibirnya geter.

"Kalau dodo liat, kamu di ejek habis-habisan loh?" godanya, gak ditanggepin sama seungyoun, pacar manisnya itu malah menunduk, masih menangis.

"Maaf ya, kakak gak ngabarin kamu. Tapi demi apapun kakak sibuk kerja biar bisa cepet balik, bukannya asik mesra-mesraan sama eunbi." seungwoo narik seungyoun ke dalam pelukannya, ngusap-usap punggung pacarnya biar lebih tenang.

"Bohong, dia pasti godain kakak trus kakak kegoda karena dia cantik, perhatian, soft gitu ngga kaya aku,"

seungwoo ketawa lagi, narik hidung seungyoun, menghasilkan erangan kesal dari si pemilik, tangannya di pukul tapi justru makin gencar menggoda sang pacar.

"Ngapain aku kegoda kalau disini udah ada kesayangan kakak yang jauh lebih cantik, jauh lebih perhatian, jauh lebih soft, plus cengeng"

"Apasih ngeselin banget," ketus seungyoun, nenggelamin wajahnya di dada seungwoo, nyembunyiin mukanya yang udah semerah tomat.

"Udah ya ngambeknya? Kakak itu sayang banget sama kamu, banget banget banget, jangan insecure gitu ah, gak suka dengernya."

youn ngangguk dalam pelukan seungwoo, tangannya meluk pinggang pacar gantengnya.

"Aku juga sayang banget sama kakak, banget banget."

seungwoo ngecup bibir youn beberapa kali, bikin pipi youn yang udah merah jadi makin merah sementara dia ketawa pelan ngeliat segitu gemesinnya seungyoun.

End.

Double up soalnya aku ga pede sama dua chapter sebelumnya, HAHAHAHA.

:')

—choco, 06.10.2019.

Thinking Out LoudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang