Addicted🔞

2.7K 233 47
                                    

Warn!Semi-baku

explicit content

Mpreg

BoyxBoy

Jangan lupa vote dan comment.

.

.

.

Seungyoun menaik-turunkan tubuh telanjangnya, membenamkan penis palsu itu ke tempat terdalam pada liang hangatnya. Bibirnya terus mengeluarkan desahan putus asa karena kenikmatan yang dikejarnya terasa begitu jauh.

"Youn-"

"Diam! Aku tak mengijinkanmu bicara, budak."

Ia mengatur nafasnya beberapa saat, lubangnya terlalu rakus. Sebuah dildo tak cukup memuaskannya, seungyoun butuh yang asli. Seungyoun inginkan seungwoo berada di dalamnya, tapi tidak untuk saat ini. Ia harus memberi pelajaran pada seungwoo.

"Ngghh," tubuhnya kembali bergerak liar. Tangannya turut membantu memijat sesekali mengocok kasar penisnya sendiri untuk segera mencapai kenikmatan.

Mata rubahnya memandang sayu pada seungwoo yang terikat di ranjang. Penis besar itu dipasangkan cock ring serta flashlight yang bisa menghantarkan rasa nikmat dan juga sakit di bagian selatan seungwoo.

"Kau-ahh hahh, harusnya tau," geram seungyoun, suaranya masih terdengar berbahaya meski teredam desahannya sendiri, "aku benci ketika kau disentuh nghh orang lainhh."

"Maaf, maafkan aku."

Tidak ada lenguhan atau apapun yang keluar dari bibir seungwoo selain suaranya yang lembut tapi begitu dalam, menenggelamkan seungyoun di ruang kegelapan. Semakin jauh namun tak terarah, suara itu yang seungyoun benci.

Namun juga begitu dicintainya.

"Brengsekhh, ahh ahh"

Sudah banyak putaran detik yang seungyoun habiskan, tapi belum juga bisa ia dapatkan kepuasan. Ia kesulitan dan ia benci fakta itu. Seungyoun benci fakta bahwa ia sudah kecanduan akan seungwoo dan segala yang berhubungan dengan pria itu.

"Sebut namaku, master," titah seungwoo. Tangannya yang terikat perlahan meloloskan diri tanpa sepengetahuan seungyoun.

"Hhnghh, seunghh-woo,"

"Benar, begitu. Hanya namaku yang ada di dalam kepalamu, hanya aku."

"Ahh, ahh, sedikit-hahh lagi,"

Seungwoo melepas flashlight dan juga cock ring yang semula dipasangkan seungyoun untuk memberinya pelajaran, membuatnya paham jika hidupnya telah dikuasai oleh seungyoun hingga ia tak bisa seenaknya bersentuhan atau bahkan hanya sekedar mengobrol dengan orang asing.

Matan tajamnya memandangi seungyoun, masih berada di atas sofa, menggunakan penis palsu yang sebenarnya menyiksa dirinya sendiri.

"Katakan padaku, master. Apa yang harus aku lakukan?"

Ia berlutut di hadapan seungyoun, memandangi lantai. Berusaha bersikap sesopan mungkin pada tuannya agar tak semakin menyulut amarah seungyoun.

"Seungwoo-"

Lelaki itu menegakkan tubuhnya, menarik pinggang seungyoun, merapatkan tubuh keduanya, memanggut belah bibir tuannya yang begitu merah. Sebab terlalu lama digigiti.

"Ya, master."

Tangannya mengusap lembut paha dalam seungyoun, semakin naik sampai menyentuh penis sang tuan. Memberi getaran menyenangkan tersendiri untuk seungyoun.

Thinking Out LoudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang