Love Story

1.1K 180 13
                                    

Warn!Semi-baku

Mpreg, marriage life, fluff, romance

Typo bertebaran

Jangan lupa vote dan comment.

.

.

.

Perjodohan.

Satu kata, satu makna, dan menyimpan berjuta kisah di dalamnya. Banyak cerita yang diawali dengan kata perjodohan. Termasuk, kisah tentang Han Seungwoo dan pasangan sehidup sematinya di hadapan tuhan, Cho Seungyoun.

Tak ada yang menyangka bila keduanya akan bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan, sebab mereka tahu, keduanya tak saling kenal, keduanya asing, keduanya sama-sama baru menaungi kehidupan satu sama lain begitu dipertemukan saat makan malam keluarga.

Cerita klasik dari kedua orang tua mereka-lah yang mendalangi segalanya. Cerita tentang persahabatan yang terjalin sejak lama, dan cerita tentang kerajaan bisnis keluarga yang harus disatukan.

Malam itu hujan, seolah langit merasakan apa yang keduanya rasakan. Batin meringis pilu sebab tak bisa menjalani kisah sendiri, namun, langit juga memberi tanda, hujan adalah sesuatu yang baik. Karena hujan di malam itu, adalah hujan pertama yang ditunggu oleh manusia yang hidup disekitar mereka.

Tanpa pemberontakan berarti, keduanya bersitatap, saling menyelami manik segelap malam itu, melempar senyum satu sama lain, kemudian mengangguk. Karena ini, adalah skenario dimana mereka tak diizinkan untuk mengubah kisah. Karena ini, adalah skenario dimana mereka akan menjadi lakon utama untuk memperindah kehidupan orang tua keduanya, dan mungkin, membagi indahnya kisah yang tak pernah mereka sangka.

"Jadi, kamu nggak nolak?"

Seungyoun menggeleng, kedua sudut bibirnya terangkat kecil, sementara netranya memindai hamparan luas danau yang begitu tenang, "kalau aku nolak, mereka bakal berusaha keras bujuk aku gimanapun caranya."

"Maaf, ini semua ide orang tuaku."

"Jangan minta maaf, kak. Lagipula dengan adanya perjodohan ini, aku jadi tahu kalau pacarku selingkuh. Yah, intinya kalian menyelamatkanku," jujurnya, Seungwoo ikut tertawa pelan, meski tidak tahu dengan jelas apa yang Seungyoun tertawakan, ia rasa itu adalah respon terbaik agar tak menyinggung Seungyoun.

"Baiklah, sampai disini kita tahu kalau sebebarnya, kita saling menyelamatkan satu sama lain. Aku juga diselingkuhi, Seungyoun."

Hari pernikahan ditentukan.

Seungyoun tak ingin hari pernikahannya menjadi momok menakutkan, maka dari itu, ia mengambil kendali penuh. Mengatur segala yang dibutuhkan, bersama Seungwoo. Menampung pendapat Seungwoo, sebagai calon suaminya, calon pendamping hidupnya, bukan lagi anak dari sahabat kedua orang tuanya.

"Gimana, kak? Indoor atau Outdoor?" tanya Seungyoun, jemarinya sibuk membolak-balik lembar katalog yang menampilkan berbagai macam design tema pernikahan.

"Menurutmu lebih bagus yang mana?" Seungwoo ikut menilik tema yang disajikan, mengamati tiap detailnya.

"Sebenarnya aku lebih suka outdoor, tapi sekarang lagi sering hujan, takutnya tamu undangan nggak sempat neduh semisal beneran hujan."

"Kita setting indoor pakai nuansa yang lebih fresh, gimana? Supaya nggak keliatan membosankan, kamu tetap bisa dekor sesuai rencana awal," usulnya.

Seungyoun mengangguk antusias, menyetujui ide sekaligus solusi yang Seungwoo berikan. Menyempatkan matanya untuk bertubrukan dengan Seungwoo, mengucap terima kasih secara tersirat, dan menerima usakan di kepalanya sebagai balasan.

Thinking Out LoudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang