●dua●

1.2K 140 14
                                    

Menurutmu, apa yang diharapkan ketika orang yang kalian sayang kembali dari tempat yang entah berada dimana setelah sekian tahun? Pulang membawa segudang rindu atau harapan yang lebih besar lainnya?

Banyak. Tergantung siapa kepada siapa, juga siapa untuk siapa.

Setelah merantau ke kota seberang, sudah semestinya kembali dengan penuh bahagia. Semua itu akan terjadi dan baik-baik saja jika tidak ada peristiwa mengejutkan yang dibawa Attala sebagai oleh-oleh untuk Kinan yang masih menjadi kekasihnya kala itu.

Bukan hanya Kinan yang hancur, melainkan juga kedua orangtua dari Attala sendiri. Mereka merasa telah gagal dalam mendidik seorang anak hingga hal seperti ini dapat terjadi.

Semuanya dimulai ketika seorang wanita datang bertamu pada malam hari ke kediaman Attala. Wanita yang datang sendirian itu memperkenalkan diri sebagai Adel-seseorang yang menjadi rekan Attala waktu di Palembang, sekaligus orang yang tengah mengandung darah daging dari anak laki-laki tunggal keluarga tersebut.

Awalnya mereka tidak percaya begitu saja. Namun nampaknya Adel sudah mempersiapkan semua kemungkinan itu dengan matang. Hingga tak ada lagi yang dapat mengelak ketika sebuah alat pengecek kehamilan, foto usg dan beberapa percakapan dari roomchat-nya dengan Attala sudah mewakili hampir seluruh bukti yang ada.

Dari percakapan terakhir mereka siang ini, Attala jelas-jelas melarang keras Adel untuk datang ke rumahnya. Seegois itu memang demi mempertahankan pertunangannya dengan Kinan.

Tak lama setelah pengakuan itu, orang yang sangat diharapkan kini datang. Memasuki rumah dengan nafas tersenggal-senggal karena habis berlari. Berusaha lebih cepat agar dapat mencegah kedatangan Adel untuk menemui orangtuanya. Sayangnya, ia gagal.

Jantungnya terasa seperti berhenti berdetak saat netra itu benar-benar mendapati Adel ada disana. Dengan pandangan penuh penyesalan Attala menatap sang mama. Ia berdiri mematung dengan kaki mendadak sulit untuk digerakkan. Dan mulai detik inilah, semua yang ia miliki hancur tanpa sisa.

"kamu tinggal disini?" tanya sang papa kepada Adel yang sedang menunduk ketakutan.

Wanita itu mendongak, sedikit terkejut. "didekat sini. Sama keluarga saya."

"tulis alamat kamu, supaya kami bisa kesana lain kali. Untuk sekarang boleh kamu pulang dulu? Kami perlu bicara sama Attala." pinta papanya Attala dengan tegas namun penuh permohonan. Meski begitu sorot matanya jelas menyimpan amarah besar-besaran yang dapat ditebak setelah ini apa yang terjadi.

Pada akhirnya Adel menuruti. Ia berpamitan setelah menuliskan dengan lengkap dimana alamat tempatnya tinggal. Meninggalkan rumah itu dengan berat hati, terutama untuk pria yang memiliki hubungan erat dengan masalah ini.

Dibiarkan waktu berlalu begitu saja dengan keadaan senyap. Attala menunduk tanpa berani membalas tatapan papanya yang sudah meletupkan bara api sejak kepergian wanita itu. Sedangkan sang mama, kini duduk dengan lunglai menahan tangis.

"Attala," panggil papa dengan nafas tercekat penuh emosi, "jawab pertanyaan papa dengan jujur. Apa bener yang dibilang sama perempuan itu?"

Cowok itu mengatupkan rahangnya kuat, berusaha untuk meredam perasaan marahnya sendiri. Ia tak menjawab, tak juga menatap lawan bicaranya. Membuat sang papa akhirnya meledak dalam amarah.

"JAWAB!"

Sejenak Attala terdiam, tapi kemudian ia mengangguk samar dan mengakui perbuatannya. "pah, maafin Attala pah. Waktu itu kondisinya bukan karena sengaja. Semuanya kecelakaan."

Mendengar jawaban itu membuat mama akhirnya tak bisa lagi menahan tangis. Ia tak pernah sampai membayangkan bahwa anak satu-satunya mereka akan berbuat hal separah ini. Selain merasa rugi, kekecewaan pun tergambar jelas bagi orangtua yang mengaku gagal membimbing anak mereka itu.

✔ Before We Done;Spin off Attala // NCT TaeyongWhere stories live. Discover now