●dua puluh●

1.4K 112 25
                                    

Baik Attala maupun Adel, keduanya tak pernah menyangka bahwa akan berada pada titik ini. Dimana mereka memutuskan untuk menyudahi ikatan suami istri yang sudah dibangun karena tidak dapat menjalankan rumah tangga dengan baik. Akhir dari kisah cinta yang sebenarnya.

Beberapa kali mereka sudah memenuhi panggilan dari pengadilan agama untuk dilakukan sidang. Pada akhirnya keputusan pun mutlak, hubungan mereka tak dapat diperbaiki meski sudah ada upaya untuk bernegosiasi sebelumnya. Lalu hak asuh anak jatuh kepada Adel.

Meski sekarang sudah resmi menyandang status mantan suami, Attala sesekali mendatangi rumah orangtua Adel untuk bertemu dengan anaknya. Ia hanya ingin menghabiskan waktu yang tak banyak dengan buah hatinya itu, selagi benar-benar bisa dijangkau.

Dan Adel, ia jauh lebih tegar sekarang. Semua rasa kesalnya setiap kali mengingat momen ketika bersama Attala kala itu perlahan sirna. Meski masih sulit untuk percaya, namun ia sudah berusaha untuk mengikhlaskan. Mereka berdua memang tidak sejalan. Itu faktanya.

Untuk menyembuhkan lukanya itu, Adel perlu waktu yang cukup lama. Ia mengambil banyak kesibukan dengan berbagai hal, demi agar dapat mengisi memorinya dengan sesuatu yang baru. Bukan lagi tentang Attala dan segala persoalan itu.

Menjadi orangtua sendirian bukanlah hal yang mudah dalam perannya mendidik anak, terutama untuk seorang perempuan. Namun demi Aini, apapun akan Adel lakukan agar bisa melihat senyumnya yang indah. Bahkan jika harus berkorban dengan nyawa, itupun akan dilakukan.

Lain cerita dengan Attala yang hanya menafkahi uang, Adel harus membangun mental anaknya sendiri agar tidak goyah jika suatu saat diterpa badai. Meski ia sendiri pun sedang dalam kondisi yang terombang-ambing.

Memang akhir kisah mereka tidak sebaik yang pernah dikira. Faktanya, Adel gagal mendampingi anaknya tumbuh sampai dewasa bersama Attala. Laki-laki itu sudah lebih dulu memilih pergi dan mencari langkah hidupnya sendiri.

Terbesit kembali sedikit ingatan tentang dulu kala. Bersamaan dengan rasa sesal yang juga kembali muncul. Tuhan memang adil dalam membagi takdir. Apa yang dulu pernah dilakukannya, kini terjadi pada dirinya sendiri. Bagaimana perasaan Kinan pada waktu itu, kini dapat pula ia rasakan sakitnya.

Yang bisa ia lakukan hanya satu. Mendoakan agar semuanya dapat terlewati dengan baik. Sampai luka batinnya pulih. Dan sampai kehidupan mereka kembali lagi pada jalan yang sebenarnya.

☀☀☀☀☀

Selang beberapa bulan setelahnya dengan jarak waktu yang cukup lama. Hidup mereka perlahan membaik kembali. Attala sudah merealisasikan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan sambil tetap bekerja. Dan ia merasa nyaman dengan semua itu.

Suatu malam, ia mendatangi sebuah kafe sepulang kuliah. Pikirnya kopi adalah opsi terbaik sebagai peneman dikala mengerjakan tugas dengan deadline dua hari lagi. Namun siapa yang akan menyangka bahwa disanalah ia dapat melihat wajah itu lagi. Wajah seseorang yang dulu pernah ia hancurkan juga harapannya dengan satu fakta mengerikan.

Niat hati tak ingin berlama-lama, malah jadi betah karena bertemu dengan cinta lamanya. Seolah Tuhan pun selalu punya cara untuk mempertemukan dirinya dengan Kinan, padahal sudah sekitar lima tahun tidak bersua sama sekali. Yang terakhir adalah pertemuan mereka di Bali dengan ciuman perpisahan.

Attala juga tak akan tau kafe ini milik Kinan kalau saja tidak ada kejadian kopi tumpah. Ya, selucu itu memang.

Pandangannya tak bisa lepas dari Kinan setelah sekian lama terpisah oleh jarak. Ia berusaha untuk terlihat biasa saja, padahal dibalik itu semua jantungnya terasa ingin meledak seketika. Terkejut tapi juga ada rasa senang didalamnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

✔ Before We Done;Spin off Attala // NCT TaeyongWhere stories live. Discover now