Bab 4 : Aku Terkenal, Tetapi Dalam Arti yang Buruk

317 44 23
                                    

"Hei, Badut. Kau tidak akan pentas? Ada pesta anak-anak di kompleks dekat sini," kata seseorang dengan nada menghina diiringi suara tawa dari kedua teman di sampingnya.

"Ya, mereka pasti akan sangat sedih jika tahu pelawaknya ada di sini," sahut seorang lelaki di samping orang pertama.

Aku tidak menggubris perkataan mereka semua. Kulangkahkan kaki ke tempat yang bisa membuatku tenang. Perpustakaan.

"Selamat datang," sapa seorang gadis di depan meja depan sesaat setelah aku melewati pintu geser yang terbuka otomatis. "Silakan isi daftar kunjungan Anda dengan memindai kartu pelajar yang dimiliki." Gadis itu—suaranya benar-benar kaku, sepertinya Humanoid Artificial Intelligence—menunjukkan pemindai dengan sinar inframerah. Aku mengarahkan kartu pelajar dengan QR Code di sisi kanan bawah ke sinar tersebut. Suara "Pip" terdengar. Setelah itu, namaku langsung tertera di daftar pengunjung pada komputer yang tersedia.

"Terima kasih. Kunjungan Anda sudah terekam. Semoga hari Anda menyenangkan," ujarnya dengan nada yang masih sama. Kaku. Kini aku yakin bahwa gadis itu memang bukan manusia. Senyumannya itu benar-benar tidak alami.

Hari yang menyenangkan katanya. Tidak hari ini. Aku berjalan dengan agak mengentak. Untung saja tidak ada orang selain aku di sini yang akan terganggu. hariku benar-benar tidak menyenangkan sejak masa orientasi sekolah—MOS—minggu lalu.

Aku memilih kursi paling pojok. Tempat terjauh dari pintu masuk dan tertutup oleh bayangan. Tidak ada yang bisa melihatku di sini. Setidaknya aku akan aman dari ejekan-ejekan untuk beberapa waktu ke depan.

Aku menekan tombol antarmuka hologram di meja yang memang dikhususkan untuk membaca buku digital. Ruang perpustakaan ini sepenuhnya hanya menyediakan buku-buku elektronik, sedangkan buku-buku fisik disimpan di gudang yang tidak kutahu. Setidaknya itu informasi yang kuperoleh pada saat MOS.

Buku-buku yang kulihat tidak ada yang menarik minatku. Aku mengganti pencarian buku dengan membuka browser. Secara otomatis laman yang dibuka pertama kali adalah website sekolah. Saat aku melihat isinya, mood-ku langsung jatuh seketika. Laman utama itu memperlihatkan berita-berita saat kegiatan MOS, tetapi bukan itu masalahnya. Hal yang membuat jengkel adalah sebagian besar dari berita itu adalah tentang aku dan Clowny.

Kututup laman itu dan aku pun tertunduk; meratapi nasib yang sudah terjadi.

Mungkin sebaiknya aku menceritakan apa yang kualami agar kalian tidak menebak-nebak apa yang mereka beritakan, meskipun aku sendiri malu membicarakannya kembali.

...

Hari masih pagi saat aku selesai menguncir rambut menjadi dua—bukan, ini bukan karena perintah panitia MOS, aku memang suka gaya rambut kuncir dua—dan Anastasia tiba-tiba masuk ke kamar dengan histeris setelah "mengetuk" dengan beringas. Gadis itu benar-benar akan menghancurkan pintu kamarku kalau aku tidak buru-buru membukanya.

"Chloe, apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan nada tinggi setengah panik. "Bukankah kita sudah berjanji akan berangkat bersama? Kenapa kau belum selesai? Kita akan telat!"

"Tenanglah, kita tidak akan terlambat," timpalku sambil membereskan barang. Sekarang baru pukul 05.55, sedangkan kami disuruh berkumpul pukul 06.30. Anastasia ternyata orangnya gampang panik.

"Tapi kita berjanji pukul 06.00!"

Aku memasukkan barang terakhir dan menutup resletingnya. "Sekarang pukul 05.59, dan kita sudah berkumpul. Aku tidak terlambat, kan?" Anastasia menggembungkan pipinya; kesal.

Masa Orientasi Sekolah atau MOS adalah saat di mana para murid baru dikenalkan dengan lingkungan dan sistem sekolah. Aku sering mendengar kalau MOS di dimensi lain—coba tebak dimensi mana—sering terjadi perpeloncoan yang dilakukan oleh senior terhadap juniornya. Menyebabkan dendam terhadap generasi selanjutnya dan menjadi lingkaran setan yang tak terputus. Sekolahku tidak pernah mengenal hal yang seperti itu. "Sistem" tersebut tidak berguna dan tidak mendidik. Setidaknya ada beberapa persamaan dengan dimensi lain seperti dalam hal pengenalan lingkungan sekolah dan acara lainnya.

Avatar System: Juvenile State (END)Where stories live. Discover now