Bab 14 : Beberapa Saat Sebelum Hal-Hal Aneh Terjadi

143 28 2
                                    

“Semua ada tujuannya. Sama dengan bentuk ujian yang dilaksanakan di sekolah kita,” ujar Bu Mia suatu waktu di pertemuan klub. “Tujuan utama ujian berbentuk seperti ini adalah agar kalian tahu dan paham saat diterapkan langsung pada kegiatan sehari-hari.

“Kenapa kalian diberi kesempatan untuk menjawab soal lagi sambil melawan monster? Itu untuk memperbaiki nilai kalian dan melatih pemilihan keputusan dalam waktu yang singkat.”

“Di dimensi lain itu akan disebut the power of kepepet!” kata Anastasia tertawa sambil memukul bahuku. Aku meringis.

Aku tidak habis pikir dengan pembuat sistem ujian ini. Entah tujuan itu memang ada benarnya atau hanya sebagai tontonan yang menghibur bagi mereka.

Hampir di semua pelajaran, aku tidak bisa berkonsentrasi. Itu semua karena rumor tentang UTS yang terdengar dilebih-lebihkan. Para kakak kelas pasti ingin sekali mengerjai adik-adiknya yang masih polos ini dengan gosip-gosip tak bermutu.

Aku menempelkan wajah pada meja setelah jam pelajaran terakhir. Lelah dengan semua ini. Aku harap ini semua cepat berakhir ... atau aku bisa saja minta ke papa untuk dipindahkan ke sekolah lain. Oh, ide buruk, aku terlalu malas untuk mencari sekolah pengganti.

“Ingat, Anak-anak. Belajarlah dengan rajin. Minggu depan kalian sudah mulai UTS.” Itu adalah pesan yang hampir semua guru katakan setelah mengajar. Aku  sampai bosan mendengarnya.

...

Aku belajar di perpustakaan. Mengabaikan rasa lelah setelah bersih-bersih. UTS semakin di depan mata dan aku tidak tahu jenis soal yang akan keluar nanti.

“Ternyata Clowny punya banyak kemampuan,” gumamku setengah takjub. Aku terlalu menganggap remeh kemampuan yang dimiliki avatarku. Kalau saja aku mempelajari lebih jauh setiap kekuatan Clowny, ujian sebelumnya pasti lebih mudah. “Juggling Ball, Juggling Knives, Ring of Fire, Fire Breath.” Sepertinya tiga kemampuan terakhir yang baru kutahu ini menjanjikan.

Meskipun begitu, ada “biaya” yang harus dibayar untuk menggunakan tiga kemampuan terakhir itu. Setiap kemampuan memiliki nilai yang berbeda-beda. Dari penjelasan yang kubaca, setiap kemampuan akan menambah nilai kerusakan yang diberikan, itu pun bergantung pada biaya awalnya.

Aku beralih membaca buku-buku digital setelah selesai dengan kemampuan-kemampuan Clowny. Kuatur-atur tingkat kejenuhannya beberapa kali agar sesuai dengan penglihatanku. Membaca lama-lama seperti ini membuat mataku lelah. Namun, ini adalah bagian dari perjuangan. Jangan lupa saja untuk mengistirahatkan mata beberapa menit sekali.

Perpustakaan sudah lumayan sepi. Mungkin karena sudah dekat jam tutup. Aku mulai membaca cepat. Tinggal beberapa halaman lagi dan aku akan selesai.

“Chloe,” sapa seseorang membuyarkan fokusku. Aku melihat ke asal suara.

“Sedang apa kau di sini?” tanyaku heran pada orang yang tidak pernah tertarik pada hal yang namanya belajar—aku tahu karena pernah bertanya padanya sekali. Semoga saja kali ini dia bisa sedikit berubah.

“Aku sengaja ke sini untuk merayu penjaga perpustakaan.”

“Astaga, merayu humaniod AI. Seleramu rendah sekali,” cibirku.

“Kau tahu itu cuma bercanda.” Pemuda itu merendahkan suaranya. “Kau sendiri sedang apa?”

“Kau buta? Aku sedang berak.” Mataku berkedut, keningku mengerut. Tidak habis pikir dengan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya. “Sudah, ah. Aku mau pergi.”

“Eh, tunggu!”

Aku berbalik dan menunggu Rama. Akhirnya kami pulang ke asrama bersama-sama. Ada perasaan canggung saat kami hanya berjalan berdua.

Avatar System: Juvenile State (END)Where stories live. Discover now