"val! jangan gila deh lo, masa iya lo bakalan nyeret si Dilan di ruang guru?lo mau kena skors lagi?!" seru Putra di belakangku. aku tidak menggubris perkataannya, teman temanku mengikuti dari belakang sedangkan aku berjalan paling depan. semua murid yang berjalan di depanku langsung menyingkir. mereka semua bisa merasakan amarah ku yang akan meledak, tidak akan aku beri ampun guru sialan itu. langkahku berhenti melihat Angel berada di seberang sana. ia menatapku datar, aku membalas tatapannya tak kalah datar. aku kembali berjalan ke arah ruang guru, aku bisa merasakan bahwa kini Angel masih menatapku terheran.
menendang pintu ruang guru, beberapa guru di dalamnya terkejut. "RIVAL!! ngapain kamu masuk ke dalam sini?!" teriak Bu Susi marah. aku melewati guru itu dan mencari keberadaan Dilan. "dimana Dilan?" tanyaku pada guru paruh baya yang tidak aku ketahui namanya. "engga sopan banget ya kamu ke guru." omel guru itu.
"DIMANA DILAN?!" sentakku, guru itu sedikit bergetar.
"ngapain cari saya?" suara serak dari belakangku membuatku membalikkan badan. terdapat Dilan berdiri tak jauh dariku, satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. najis, sok cool banget itu cowo. aku berjalan tergesa gesa, mendorong tubuhnya ke tembok. tanganku mencengkram kerah bajunya. "urusan lo sama gua belum selesai."desisku.
Dilan mendorongku kasar hingga aku menabrak meja, "jangan pernah ikut campur urusan gua."gumam Dilan.
"ada apa ini?" tanya kepala sekolah yang baru saja masuk ke ruang guru. Dilan tersenyum ramah, dan membungkukan badannya satu kali. "engga ada apa apa kok,Pak. hanya masalah kecil." kata Dilan. aku tergelak remeh dan maju satu langkah.
"dia hamilin anak orang dan engga tanggung jawab." celetukku, membuat orang yang berada di ruangan ini menatapku tak percaya akan perkataanku. tatapan Dilan berubah tajam, "kenapa?emang iya kan?" kataku lagi santai.
"apa itu benar Dilan?" tanya Kepala Sekolah.
"Rival semalem mabuk,Pak. kemarin malam saya ketemu sama Rival di pinggir jalan jadi ya maklumin aja." balas Dilan.
apa apaan dia?! bisa nya dia mencari alasan dan memojokiku. nafasku tergesa gesa, aku ingin menyerangnya sekarang juga. aku berlari ke arahnya dan menendang perut Dilan hingga cowo itu tersungkur jatuh. "jangan pura pura sok manis ya lo! justru lo yang suka mabuk, penampilan kaya orang bener tapi kelakuan lo masih aja bejat!!lo engga pantas jadi guru, apalagi jadi pacarnya Angel!!" sentakku.
"diem lo!" teriak Dilan, ia menarik kerahku. menyeretku keluar ruangan guru. aku menepis tangannya kasar. "mau lo apa anjing?!" tanya Dilan marah.
"lo bilang di hadapan semua orang kalau lo cowo brengsek yang suka mainin cewe, bilang sekarang!!" perintahku, ia terdiam dengan wajah merah padamnya. kini sudah banyak orang mengerubuni kami, guru guru juga sedang menonton aksi kami. tatapan Dilan berubah kecewa, ia fokus melihat seseorang dari belakangku lantas aku menoleh ke belakang dan melihat Angel berdiri disana dengan mata merahnya. oh tidak, dia menahan air mata agar tidak keluar.
"Angel." gumam Dilan padanya, tatapanku masih setia mengarah terhadapnya. Angel memasang wajah kecewanya, aku baru melihat ekspresi itu lagi. "maafin aku." lirihnya. Dilan berjalan menghampiri Angel, tapi cewe itu berjalan mundur. menjauhi Dilan. dalam hati aku tersenyum puas, baguslah jika Angel kecewa pada Dilan.
"Angel please ngomong sesuatu." kata Dilan. mata Angel beralih ke arahku.
"apa maksud lo ngelakuin ini semua?" tanya Angel, aku kira ia bertanya ke Dilan tapi ternyata ia bertanya kepadaku. kenapa jadi diriku? "lo mau hancurin kebahagiaan gua setelah lo udah ngecewain gua?lo engga suka lihat gua bahagia sama yang lain?" tanya Angel bertubi tubi dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. tunggu, kenapa sekarang dia mengarah kepadaku?

KAMU SEDANG MEMBACA
IPA VS IPS [END]
Fiksi Remaja"ANAK IPS KEBANYAKAN PADA GOBLOK !!!" -kata anak IPA "DARIPADA ELU ANAK IPA PADA CULUN SEMUA !! DASAR BOCAH BELER." -Kata anak IPS stop !! please deh, jangan ada perselisihan di antara kita. Lo IPA, gue IPS. Lo Pinter, Gue bodoh. kita emang berbeda...