102. pamit (END)

3.9K 201 48
                                    

Angel's POV

aku telat.

telat membalas perasaannya.

suara tawanya,ekspresi senyum nya,kejahilannya, masih teringat jelas di benakku. aku tersenyum tanpa sadar jika mengingat kenangan itu semua. Putra nyebelin, suka tiba tiba dingin, tapi dia sangat perhatian,suka menghibur orang yang lagi sedih. dia macam pelawak. ada Putra, selalu ada tawa canda.

aku berjongkok di samping batu nisan,menaruh bunga mawar di atas tanah. "i love you" gumamku pelan. teman temannya sudah pulang setelah ikut menyaksikan dan melaksanakan pemakaman.

"Ngel,gua sama Raka balik duluan ya?" pamit Tasya. aku mengangguk pelan. Tasya mengusap bahuku sebelum beranjak pergi dari tempat ini.

"lo engga mau pulang?" tanya Farhan.

"kasih gua waktu 10 menit lagi" jawabku lesu.

Farhan menghela nafas,"oke"

aku kembali terdiam, menatap batu nisan dengan tatapan yang kosong. pikiranku terus berkelana tak tentu arah. seandainya aku sempat membalas perasaannya, seandainya aku bisa berkata tepat di wajah nya jika aku memang menyayanginya namun aku terlalu bodoh menyadari perasaan itu. aku selalu menyangkal. mengira bahwa aku sayang pada Rival.

padahal Putra yang selalu ada di saat aku rapuh.

bodoh nya kenapa aku engga menghargai hal tersebut? aku selalu beralih ke Rival. apa apa Rival, dikit dikit Rival. sedangkan Putra selalu ada di depan mata!

ya tuhan, kenapa aku begitu naif?

aku membuka kalungku, mengubur nya di tanah. setelah nya aku berdiri, kepalaku mendongak sedikit. terdapat Rival yang berdiri di seberangku. aku hanya tersenyum kecil.

memutar badanku, berniat pergi dari daerah itu namun langkahku terhenti begitu saja ketika Rival membuka suara.

"Putra pernah ngomong sama gua---"

"dia bakalan selalu ada di saat orang yang dia sayang rapuh, dia sempat benci sama gua karena gua selalu bikin lo rapuh,selalu bikin nangis. awal nya Putra masa bodoan, tapi lama kelamaan Putra peduli. dia persis kaya lo,Ngel. suka menyangkal" Rival membuang nafas nya kasar sebelum melanjutkan ucapannya lagi. "ya pada intinya Putra emang tulus sama lo"

bahuku bergetar hebat, untuk ke sekian kali nya aku kembali menangis. Farhan hanya menepuk punggungku, menenangkanku. apa yang sudah aku lewati selama ini, sangatlah berat.

aku mengusap pipiku kasar, menepis tangan Farhan dari punggungku dan berlari menjauh dari mereka. aku butuh waktu sendiri saat ini.

***

"nilai tertinggi kelulusan tahun ini di peroleh oleh Farhan Nugraha,silahkan maju ke depan"

semua murid SMA Negeri 1 bogor bertepuk tangan dengan meriah mendengar kabar tersebut. begitupula denganku. sangat bangga melihat Farhan di berikan penghargaan oleh kepala sekolah. Farhan mengetuk mic nya dua kali, memastikan bahwa mic tersebut menyala. Farhan sempat tersenyum manis ke arahku membuat murid cewe lain berteriak melihat ketampanan Farhan jika tersenyum.

"selamat siang semua nya" sapa Farhan pada semua murid .

"disini saya berdiri ingin mengatakan berterima kasih kepada guru guru SMA Negeri Satu bogor, karena sudah membimbing kami sampai ke jenjang kelulusan, tanpa guru guru, tidak tau apa jadi nya kita di sekolah ini"

"dan juga saya turut berbela sungkawa akan sepeninggal nya teman kita,kerabat kita yaitu Fikrian Putransyah" senyumku memudar mendengar nama itu, hatiku kembali terasa sakit. memori tentangnya pula kembali terpampang jelas di mataku. aku sedikit terkejut saat seseorang mengaitkan jemari nya di jemariku. menoleh ke samping,rupa nya Rival.

IPA VS IPS [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon